Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Prestasi Ganjar Garap Infrastruktur Jateng: 'Jalan Cantik' hingga Bandara
23 Juni 2022 15:40 WIB
·
waktu baca 4 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Muaranya adalah, perekonomian masyarakat berjalan lebih mudah dan lancar. Dengan demikian, infrastruktur menjadi hal mutlak yang diperhatikan untuk menyongsong kemajuan sebuah daerah.
Di antara gubernur yang peduli dengan pembangunan infrastruktur, adalah Gubernur Jateng Ganjar Pranowo. Dari tangan dinginnya, infrastruktur Jateng berubah menjadi lebih baik dan berkembang.
Seperti apa pembangunan infrastruktur di Jateng era Ganjar? Berikut di antara kemajuan tersebut.
Jalan
Jalan di Jateng telah membentang di seluruh wilayah sebagai penghubung. Ada jalan provinsi, jalan nasional, dan jalan kabupaten. Total panjang jalan provinsi mencapai 2.404,741 km. Sementara Jalan nasional di Jateng mencapai 1.518,09 km, dan jalan kabupaten/kota sepanjang 27.314,31 km.
Persoalan jalan, Ganjar tak pernah main-main. Setahun pertamanya menjabat pada 2014, Ganjar dan wakilnya saat itu, Heru Sudjatmoko, memprioritaskan pembangunan infrastruktur dalam tiga tahun kepemimpinannya.
ADVERTISEMENT
Ganjar pun menaikkan anggaran di 2015 dengan anggaran infrastruktur menjadi Rp 2,1 triliun dari sebelumnya Rp 1,2 triliun. Untuk tahun ketiga yaitu 2016 mencapai Rp 3 triliun. Tahun itu dicanangkan sebagai tahun infrastruktur.
Ganjar pun meluncurkan aplikasi pelaporan jalan rusak. Namanya aplikasi Jalan Cantik. Melalui aplikasi Jalan Cantik, laporan kerusakan jalan nasional, jalan provinsi, maupun jalan kabupaten/kota bisa dilakukan.
Bandara
Saat ini, Jateng memiliki enam bandara. Yaitu Bandara Adi Soemarmo di Kabupaten Boyolali, Bandara Dewandaru di Pulau Karimunjawa Jepara, Bandara Jenderal Besar Sudirman di Purbalingga, Bandara Internasional Jenderal Ahmad Yani di Kota Semarang, Bandara Ngloram di Cepu Kabupaten Blora, dan Bandara Tunggul lokasi di Kabupaten Cilacap.
Keberadaan 6 bandara tersebut jadi simpul-simpul perkembangan Jateng. Maka target utama Ganjar adalah mempercantik dan memperbesar semua bandara.
ADVERTISEMENT
Untuk Bandara Ahmad Yani, rencana pengembangan sejak 2003. Tapi tak juga mampu direalisasikan gubernur-gubernur Jateng sebelumnya. Bahkan sempat muncul wacana bandara dipindah ke Kendal atau Demak. Akhirnya setelah melewati proses panjang, pada 7 Juni 2018 Bandara Ahmad Yani diresmikan. Bahkan jadi floating airport pertama di Indonesia.
Untuk Bandara Wirasaba atau Bandara Jenderal Besar Soedirman, Ganjar menghendaki sebagai bandara komersil. Bahkan upaya tersebut dilakukan sejak dirinya duduk di kursi DPR RI 2006.
Pembangunan Bandara JBS baru terealisasi pada 2018 dan selesai pada 2021. Sementara aktivitas Bandara Ngloram akhirnya tercapai sejak tahun 71 terbengkalai. Pemerintah menggelontorkan dana sebesar Rp 72 miliar guna pembangunan Bandara tersebut.
RTLH
Sudah 827.009 lebih unit rumah yang direnovasi Ganjar Pranowo selama memimpin Jawa Tengah sejak 2013 lewat program renovasi rumah tidak layak huni (RTLH).
ADVERTISEMENT
Untuk merealisasikan program tersebut, Ganjar menggerakkan segala kekuatan untuk percepatan. Anggaran tidak hanya dari pemerintah seperti APBN maupun APBD, sektor lain seperti CSR, filantropi, dan Baznas juga dioptimalkan.
Pada awal tahun menjabat, Ganjar menargetkan sebanyak 1.582.024 rumah diperbaiki. Hal itu termaktub dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2018, di 2020 tersisa 827.009 unit diselesaikan.
Setiap tahun, target perbaikan RTLH di Jateng adalah 100 ribu unit. Di 2019, terjadi peningkatan kualitas RTLH menjadi lebih dari 102 ribu unit, sehingga melebihi target. Program bantuan RTLH juga terus dilakukan di 2022.
Sampai bulan Juni, sudah mencapai 6.600 unit rumah yang direnovasi. Tidak hanya itu, Pemprov Jateng juga membangun Rumah Sistem Panel Instan (Ruspin) yang merupakan hunian tahan gempa.
ADVERTISEMENT
Ada juga program Jateng Gayeng Mbangun Omah Bareng Tuku Lemah Oleh Omah. Program tersebut bertujuan mengejar target agar kesejahteraan masyarakat meningkat.
Jambanisasi
Ganjar tak henti soal infrastruktur bangunan, tapi juga peduli dengan kesehatan. Dalam hal ini, Pemprov Jateng membangun 35 ribu jamban gratis bagi warga. Dengan program bansos stimulan jamban tersebut, diperkirakan 94,47 persen kepala keluarga (KK) di Jateng telah terbebas dari buang air besar sembarangan (BABS) atau Open Defecation Free (ODF).
Bansos stimulan jamban telah dibagikan sejak 2015-2021. Ganjar menuturkan, keberadaan jamban merupakan salah satu upaya yang terus dilakukan pemerintah dalam mengurangi kemiskinan di masyarakat.
Pasar
Sejak 2014, di era Ganjar, pembangunan maupun renovasi pasar tradisional telah dilakukan. Mengingat pasar merupakan pusat perekonomian.
ADVERTISEMENT
Ada sekitar 43 pasar yang tersebar di seluruh Jateng. Di antaranya Pasar Legi Surakarta, Pasar Klewer Surakarta, Pasar Johar Semarang, Pasar Bandungan Semarang, Pasar Peterongan Semarang, Pasar Bulu Semarang, Pasar Kliwon Rejo Amertani Temanggung, Pasar Banyumas, Pasar Mranggen Demak, dan lainnya.