Pria dengan Penis Bengkok Punya Risiko Kanker Lebih Tinggi

22 November 2017 9:32 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:13 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pisang-pisang yang melengkung. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Pisang-pisang yang melengkung. (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Para ilmuwan menyatakan, pria dengan penis bengkok memiliki risiko lebih tinggi terkena beberapa jenis kanker.
ADVERTISEMENT
Dilansir The Telegraph awal bulan ini, pernyataan tersebut merupakan bagian dari hasil penelitian yang disampaikan di konferensi American Society for Reproductive Medicine.
Hasil penelitian terhadap lebih dari 1,5 juta pria itu menemukan adanya keterkaitan antara penyakit Peyronie --kondisi yang menyebabkan penis pria jadi bengkok ketika ereksi-- dengan kanker perut, kanker testis, dan kanker kulit.
Lebih rincinya, hasil penelitian yang dilakukan oleh Baylor College of Medicine di Houston, Amerika Serikat itu menyebutkan, pria dengan penyakit Peyronie 40 persen lebih rentan terkena kanker testis dan kanker perut.
Selain itu, pria dengan penyakit Peyronie juga 29 persen lebih rentan terkena melanoma, jenis kanker yang berkembang pada melanosit, sel pigmen kulit yang berfungsi sebagai penghasil melanin.
ADVERTISEMENT
Alexander Pastuszak, peneliti utama dalam studi tersebut, mengatakan, "Kami pikir (hasil penelitian) ini penting karena kondisi (Peyronie) ini sebagian besar diterima begitu saja.”
Dikutip dari laman Medstar Georgetown University Hospital, para peneliti memperkirakan penyakit Peyronie dapat mempengaruhi 1 hingga 23 persen pria yang berusia antara 40 hingga 70 tahun.
Adapun prevalensi Peyronie untuk pria berusia di bawah 40 tahun, menurut hasil penelitian yang dipublikasikan di jurnal Nature pada 2001 lalu adalah sebesar 8 persen.
Ilustrasi Penis (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Penis (Foto: Pixabay)
Apakah penis anda bengkok?
Penyakit Peyronie yang menyebabkan bentuk penis tampak bengkok ketika ereksi, umumnya ke atas atau ke samping, diakibatkan oleh pembentukan plak fibrosa atau jaringan parut di sepanjang batang penis.
ADVERTISEMENT
Namun begitu, tidak semua pria yang memiliki penis bengkok dapat serta merta disebut berpenyakit Peyronie.
“Sedikit bengkok bisa saja normal,” kata Pastuszak sebagaimana dikutip dari Men’s Health. “Ada kelengkungan di semua penis," terangnya.
Menurut American Urological Association, tidak ada derajat kebengkokan spesifik yang menunjukkan penyakit Peyronie. Namun jika anda melihat adanya kebengkokan pada penismu secara tiba-tiba, dan kebengkokan itu semakin parah, anda perlu memperhatikannya.
Dan apabila kebengkokan itu menyebabkan anda mendapatkan masalah seperti mengalami nyeri ataupun sulit berhubungan seks dengan pasangan, anda perlu segera menghubungi dokter untuk memeriksakannya.
Namun sekalipun nantinya dokter mendiagnosis bahwa anda terkena penyakit Peyronie, anda tidak perlu takut-takut amat. Sebab, belum tentu penyakit itu akan membuat anda terkena kanker.
ADVERTISEMENT
Satu-satunya yang bisa anda lakukan dengan kondisi penyakit itu adalah menjadi lebih waspada dan proaktif terhadap kondisi kesehatan anda. Anda dianjurkan untuk melakukan deteksi dini terhadap adanya jaringan kanker pada tubuh dan secara rutin memeriksakan kesehatan anda serta menjaga interaksi untuk berkonsultasi dengan dokter.
"Layak untuk melakukan pemeriksaan dengan dokter Anda setiap setahun atau dua tahun sekali, untuk memastikan Anda baik-baik saja," tekan Pastuszak.
Pemeriksaan secara rutin tersebut akan memberi anda dan dokter Anda kesempatan untuk mendiskusikan tes atau pemeriksaan lanjutan lain apa yang bermanfaat untuk anda lakukan.