Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.97.0
![Saat jenazah Kibat dievakuasi. Foto: Dok. Istimewa](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1634025439/01htcm67t8rkh6t4p2dc52mns9.jpg)
ADVERTISEMENT
Didik Wijoyo (39 tahun) mengubur ayahnya, Kibat (78), yang telah meninggal dunia, di kamar rumahnya sendiri.
ADVERTISEMENT
Rumah itu berada di Dusun Sumbersari, Desa Giripurno, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, Jawa Timur.
Alasannya: Menuruti wasiat ayahnya yang meminta dikubur di rumah.
Kasi Humas Polres Batu, Ipda Trimo, mengatakan Kibat meninggal dunia pada Rabu (27/3) sekitar pukul 06.30 WIB.
"Diduga karena stroke dan komplikasi," ujar Trimo, Senin (1/4).
Kemudian, Didik memakamkan ayahnya tersebut di dalam kamar sesuai pesan sebelum meninggal dunia.
"Sesuai wasiat almarhum sebelum meninggal meminta dimakamkan di dalam rumah," ucapnya.
Selang 5 hari dari kematian ayahnya itu, Didik merasa tak enak dengan saudara-saudaranya serta tetangga sekitar.
Akhirnya ia melapor kepada Kepala Dusun Sumbersari, Istiyah, bahwa telah memakamkan ayahnya di dalam rumahnya pada Minggu (31/3) sekitar pukul 12.00 WIB.
Istiyah pun lalu menghubungi pihak kepolisian Polsek Bumiaji untuk mengecek bersama-sama makam Kibat.
ADVERTISEMENT
"Dengan informasi tersebut piket Polsek Bumiaji mendatangi TKP dan benar menemukan gundukan di dalam kamar diduga di dalamnya terdapat jenazah almarhum Bapak Kibat," kata dia.
Setelah itu, warga sekitar menginginkan jenazah Kibat dimakamkan di tempat pemakaman umum.
"Sudah dilakukan pemindahan makam ke TPU Dusun Sumbersari yang dilakukan oleh keluarga, warga, dan PMI cabang Batu," ujarnya.