Pria di Surabaya Ngaku Pegawai Pemkot, Tipu Pedagang Puluhan Juta Rupiah

4 Februari 2025 20:48 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ardi Sumart (kanan) dan istrinya Febriana Risanti (kiri) warga Sememi, Surabaya, yang menjadi korban penipuan program bantuan pinjaman dana untuk UMKM, Selasa (4/2/2025). Foto: Farusma Okta Verdian/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ardi Sumart (kanan) dan istrinya Febriana Risanti (kiri) warga Sememi, Surabaya, yang menjadi korban penipuan program bantuan pinjaman dana untuk UMKM, Selasa (4/2/2025). Foto: Farusma Okta Verdian/kumparan
ADVERTISEMENT
Ardi Sumart (46 tahun), warga Sememi, Surabaya, mengaku ditipu oleh oknum yang mengaku pegawai Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya. Ia diiming-imingi program bantuan pinjaman dana untuk UMKM.
ADVERTISEMENT
Ardi yang berjualan jajanan dan minuman itu mengatakan, penipuan ini berawal dari undangan oleh Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK) Benowo.
Sejumlah Pedagang Kaki Lima (PKL) dikumpulkan di Kantor Kelurahan Sememi oleh seseorang yang mengaku pegawai Pemkot Surabaya bernama Bramasta Afrizal Riyadi pada tanggal 24 Oktober 2024.
"Setelah itu dikumpulkan di kelurahan, ada timnya Mas Bram mengaku dari Pemkot. Dia ngasih sosialisasi bahwa untuk menjadi nasabah program bantuan pinjaman UMKM tanpa bunga 0% harus unduh aplikasi Kredivo dan Shopee," kata Ardi saat ditemui di tempat jualannya, Selasa (4/2).
"Dua aplikasi ini menurut Mas Bram resmi di bawah naungan OJK dan sponsor resmi yang ditunjuk oleh Pemkot. Banyak yang unduh, waktu ada 35 pelaku UMKM, karena waktunya enggak cukup, akhirnya dibantu di luar jam kerja," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Saat oknum tersebut mendatangi Ardi di rumahnya ia menjelaskan bahwa program bantuan dana ini merupakan program dari Wali Kota Surabaya terpilih, Eri Cahyadi.
"Di sini baru ngomong, saya tanya, katanya programnya Pak Eri, katanya orang pemkot bagian umum, nunjukkan id card, nunjukkin di akun resmi ada nama dia, nomor pegawai, sama pekerjaan bagian umum, mulai kerja kapan," kata dia.
"Setelah itu dijelaskan sistem, karena bagian umum bilang ditugaskan Pemkot gandeng sponsor, di antaranya Gramed, aplikasi ini sebagai penyandang dana," ucapnya.
Kebetulan, istri Ardi, Febriana Risanti (39), telah memiliki akun salah satu aplikasi tersebut. Akhirnya, oknum itu meminta verifikasi akun serta mengecek limit kredit di aplikasi tersebut.
Ardi Sumart (kanan) dan istrinya Febriana Risanti (kiri) warga Sememi, Surabaya, yang menjadi korban penipuan program bantuan pinjaman dana untuk UMKM, Selasa (4/2/2025). Foto: Farusma Okta Verdian/kumparan
Setelah itu, beberapa hari kemudian, orang tersebut menjanjikan mendatangi rumah Ardi lagi untuk meminta tanda tangan kontrak di atas meterai sebagai pencairan dana pinjaman UMKM.
ADVERTISEMENT
"5 November 2024 katanya tanda tangan mundur besoknya, mundur terus, akhirnya sulit dihubungi. Malah janggal, karena janggal, saya ingat kalimatnya dia waktu di sini, 'Nanti setelah jadi nasabah pemkot tolong jangan transaksi atau melakukan bentuk kerja sama dengan Shopee atau Kredivo, karena supaya enggak ada tumpang tindih'," terangnya.
Kemudian, Ardi mengecek dua aplikasi tersebut dan ternyata sudah ada tagihan per 25 November 2024. Rupanya, dua akun kredit tersebut telah dicairkan untuk pembelian barang. Sedangkan, Ardi tidak menerima uang apa pun.
"Dibelanjakan Rp 12 juta untuk liontin dan Rp 14 juta untuk kuku palsu. Terus alamat pengiriman Cirebon. Saya nggak ngajukan, cuma cek limit. Total tagihan Rp 2,8 juta sekian setiap bulan selama 12 bulan," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Lalu, Ardi berusaha menghubungi orang itu namun tidak ada respons sama sekali. Lantas, Ardi menghubungi orang bernama Joko dan Rengga Pramadhika Akbar yang merupakan rekan Bram. Namun, keduanya juga mengaku tidak mengetahui lokasi pelaku.
Ardi juga baru mengetahui ada 13 pemilik UMKM lainnya yang juga tertipu dengan modus yang sama serta nominal yang berbeda-beda. Akhirnya, Ardi serta korban lainnya melaporkan penipuan itu ke Polsek Benowo.
"Karena kerugiannya ratusan juta, sekitar Rp 200 juta jadi Polsek Benowo melimpahkan ke Polrestabes Surabaya. Tiga orang saya adukan, Bram, Joko sama Rengga, Selasa (7/1/2025)," ujarnya.
Sementara itu, Kasi Humas Polrestabes Surabaya, AKP Rina Shanty Dewi, mengatakan bahwa pihaknya telah menerima aduan penipuan tersebut. Saat ini, polisi masih menyelidiki kasus penipuan tersebut.
ADVERTISEMENT
"Sudah buat pengaduan ke Polrestabes dan sekarang lagi tahap penyelidikan ya," kata Rina.