Pria Penampar Presiden Emmanuel Macron Disidang Hari Ini

10 Juni 2021 17:59 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Prancis Emmanuel Macron ditampar oleh anggota masyarakat selama kunjungan di Tain-L'Hermitage, Prancis, Selasa (8/6). Foto: BFMTV/ReutersTV via REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Prancis Emmanuel Macron ditampar oleh anggota masyarakat selama kunjungan di Tain-L'Hermitage, Prancis, Selasa (8/6). Foto: BFMTV/ReutersTV via REUTERS
ADVERTISEMENT
Pria gondrong penampar Presiden Emmanuel Macron, Damien Tarel (28), akan menghadapi persidangan pada hari ini, Kamis (10/6) waktu setempat.
ADVERTISEMENT
Menurut jaksa Alex Perrin, Tarel yang merupakan pencinta sejarah mengaku menyadari aksi penamparan sang presiden yang dilakukannya. Tetapi, Tarel tidak merencanakan penamparan itu sebelumnya.
Ketika diinterogasi, Tarel mengaku bahwa ia cukup dekat dengan pergerakan protes anti-pemerintah yang bernama “rompi kuning” (yellow vest). Ia juga mengaku dirinya merupakan penganut politik sayap ultrakanan.
“Tarel menekankan bahwa ia melakukannya secara impulsif dan ‘tanpa berpikir’ untuk mengekspresikan rasa tidak sukanya,” ujar Perrin dalam keterangannya, Rabu (9/6) malam, dikutip dari Reuters.
Serangan oleh Tarel terhadap Macron mengejutkan seantero Prancis. Macron merespons aksi tersebut sebagai insiden tunggal, dan mengatakan bahwa kebencian adalah ancaman terhadap demokrasi.
Saat menampar Macron, Tarel berteriak,"Turun kau, makaroni!" Makaroni adalah nama makanan yang menjadi ejekan terhadap Macron.
Presiden Prancis Emmanuel Macron ditampar oleh anggota masyarakat selama kunjungan di Tain-L'Hermitage, Prancis, Selasa (8/6). Foto: BFMTV/ReutersTV via REUTERS

Damien Tarel Bukan Pengacau

Insiden tersebut tepatnya terjadi di Desa Tain-l'Hermitage di wilayah Drome, tenggara Prancis. Macron menyambangi wilayah itu dalam rangka kunjungan ke beberapa wilayah di Prancis.
ADVERTISEMENT
Beberapa orang yang mengenal Tarel mengatakan bahwa Tarel adalah seorang penyuka drama abad pertengahan. Ia juga bukan seorang pengacau yang suka mencari masalah. Sementara menurut jaksa, ia juga tidak tergabung dalam kelompok gerakan politik atau milisi apa pun.
Tarel diamankan bersama salah satu pria lainnya. Di rumah pria kedua ini, polisi menemukan adanya senjata, satu salinan buku autobiografi manifesto Adolf Hitler yang berjudul Mein Kampf, dan satu bendera berlambang simbol komunisme.
Pria kedua ini tak akan dijatuhi dakwaan yang berhubungan dengan penamparan Macron, tetapi ia akan dibawa ke meja hijau atas tuduhan kepemilikan senjata secara ilegal pada 2022 mendatang.