Pria yang Terobos Mako Brimob Bali Konsumsi Obat Penenang karena Stres

14 November 2019 16:52 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pria terduga pelaku penerobos Gedung Brimob Bali. Foto: Denita br Matondang/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pria terduga pelaku penerobos Gedung Brimob Bali. Foto: Denita br Matondang/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pria yang menerobos Mako Brimob Bali, Cok Subagio (55), masih diperiksa polisi di Polsek Denpasar Timur. Menurut keterangan istri, Cok mengalami gangguan jiwa berupa stres sejak 30 tahun yang lalu.
ADVERTISEMENT
"Menurut keterangan istri dari umur 25 tahun. Dia masih ketergantungan obat, semacam obat penenang," kata Kapolsek Denpasar Timur Kompol Nyoman Karang, Kamis (14/11).
Karang menyebut, pagi tadi saat Cok masih tidur, istrinya pergi ke apotek untuk menebus obat. Setibanya di rumah, dia justru mendapat kabar sang suami berada di kantor polisi.
Rumah terduga pelaku penerobos Gedung Brimob Bali. Foto: Denita br Matondang/kumparan
Saat ini polisi masih belum mendapat keterangan dari Cok. Sebab pria asal Banyuwangi, Jawa Timur, itu belum mau berbicara dengan polisi. Polisi lantas menghubungi dokter yang biasa menangani Cok sekaligus mengonfirmasi kebenaran cerita sang istri.
“Di RS Bhayangkara untuk memastikan dia memang benar (mengidap gangguan jiwa). Tapi dokter yang biasa menangani dia berobat di Rumah Sakit Dharma Yadnya, dokter Agung Sudewi, sedang sibuk sehingga belum bisa memberikan keterangan," kata Karang.
ADVERTISEMENT
"Dari obatnya kita konfirmasi juga, obat itu memang obat penenang,” imbuhnya.
Seorang pria menerobos Gedung Mako Brimob Polda Bali di Jalan WR Supratman l, Tohpati, Denpasar Timur, Kamis (14/11) Foto: Dok. Istimewa
Karang yang sebelumnya membenarkan Cok berteriak bom, kali ini membantahnya. Dia juga menyebut Cok tidak berbicara khilafah dan Pancasila. Namun demikian, petugas jaga Mako Brimob yang menyaksikan peristiwa itu, membenarkan.
"Enggak ada, enggak ada itu kita dengar (soal Cok meneriakkan bom serta berbicara khilafah dan Pancasila)," ujar Karang.
Sementara itu, tetangga Cok, Gede Rediawan (45), mengatakan Cok telah lebih dari 10 tahun tinggal di sebuah kontrakan di Jalan Siulan Gang Flamboyan, Nomor 10, Denpasar Timur. Cok tinggal bersama tiga orang anaknya usia dewasa, dan istrinya yang bekerja sebagai tukang pijat.
Rediawan menyebut Cok tidak terlalu ramah kepada tetangga lain. Dia juga rewel bila ada tetangga yang ribut. Tapi, Rediawan tidak tahu Cok mengalami gangguan jiwa.
ADVERTISEMENT
“Setahu saya dia bekerja jadi pemborong proyek, ada proyek rumah kos atau pribadi dan jasa angkutan mobil pikap. Dia juga jarang berbicara kepada tetangga,” kata Rediawan kepada wartawan.
Cok menerobos Mako Brimob menggunakan sepeda motor honda Supra pukul 08.30 WITA, saat hendak ada peringatan HUT Brimob ke-74. Dia sempat dihentikan oleh petugas jaga namun nekat menerobos masuk hingga di depan kantor Staf Yon A.
Cok yang saat itu mengenakan sarung dan kaus, mengaku hendak salat, meneriakkan bom, serta berbicara Pancasila dan khilafah. Anggota Mako Brimob lantas membawa Cok ke Polsek Denpasar Timur.