Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.87.1
ADVERTISEMENT
Kementerian Pariwisata berencana membangun patung Presiden Joko Widodo di Desa Tulakadi, Kecamatan Tasifeto, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT). Hal itu disampaikan langsung oleh Kepala Biro Humas Kemenpar Guntur Sakti.
ADVERTISEMENT
“Itu keinginan dari kepala desa daan masyarakat setempat termasuk Pak Bupati. Jadi untuk memperkuat positioningnya destinasi digital yang sedang mereka bangun itu. Selain ada pohon asam Pak Jokowi, mereka ingin juga menghadirkan (patung) Pak Jokowi untuk menjadi daya tarik orang (agar) ingin datang ke sana,” kata Guntur kepada kumparan, Sabtu (6/10).
Nantinya, pembangunan patung Jokowi itu akan diperuntukan sebagai wisata berfoto. Hal ini mirip dengagn patung ‘Jokowi naik sepeda’ yang jamak ditemui di beberapa bandara di Indonesia.
Namun secaara garis besar, Guntur menjelaskan bahwa konsep patung Jokowi ini tidak seperti patung konstruksi. Konsepnya adalah patung spot foto bagi papra pengunjung yang datang.
“Nanti itu hanya spot selfie, destinasi digital,” terangnya.
ADVERTISEMENT
Untuk masalah pembangunan nantinya akan digarap langsung oleh pemerintah daerah NTT. “Diserahkan kepada daerahnya, kapan rencana itu mau dibuat nanti dari pihak kita (Kemenpar) siap memberikan asistensi maupun dukungan.”
“Inisiatif datang dari daerah, Kemenpar menyambut baik sepanjang itu menjadi daya tarik destinasi,” lanjutnya.
Wacana pembangunan patung Jokowi di NTT pun mendapatikan banyak kritik dari kubu oposisi. Ketua DPP PAN Yandri Susanto menilai seharusnya Jokowi tidak berkenan dibuatkan patung ketika kondisi negeri sedang dirundung dua karena tertimpa bencana.
“Dengan situasi sekarang banyak bencana, kalau masalah menarik wisata, Indonesia kan sangat indah. Kalau mengelolanya baik, orang akan hadir. Mereka datang juga bukan karena patung Jokowi,” kata Yandri.
Lebih lanjut, dibanding membuat patung, Yandri meminta Jokowi memikirkan janji-janji kampanye yang belum dituntaskan selama empat tahun menjabat.
ADVERTISEMENT
“Daripada menjadi pro dan kontra di publik, sebaiknya itu dipikirkan kembalu, (tetapi) sekali lagi kalau mau bikin (patung) suka suka dia ya,” terangnya.
Kritik juga datang dari Ketua DPP Partai Gerindra Ahmad Riza Patria. Menurutnya, Jokowi tidak berjasa untuk negeri ini sehingga sampai harus dibuatkan patung.
“Biasanya patung itu dibangun untukyang berjasa dan yang sudah meninggal. Dibangun kan untuk mengenang dan mengapresiasi jasa orang. Biasanya kan dibangun patung itu pahlawan. Kan kalau Pak Jokowi jasanya belum ada, harus diuji juga,” katanya.
Lebih jauh, Riza pun turut membandingkan masa kepemimpinan Jokowi dengan presiden yang sebelumnya. “Pak SBY 10 tahun mimpin negeri enggak minta dibikin patung, Bu Mega, Gus Dur juga enggak minta patung.”
ADVERTISEMENT
“Pak Jokowi juga bukan pahlawan. Masih banyak tokoh di seluruh Indonesia yang jasanya besar tidak minta dibikinin patung,”imbuhnya.
Kalaupun, lanjut Riza, Jokowi memang dinilai berjasa untuk Indonesia, dia harusnya menolak dibikinkan patung. Hal itu menunjukkan kebijaksanaan dari seorang pemimpin.
"Apalagi masih hidup, itu harusnya nolak. Itu kan pamrih. Kalau baik dan bijaksana itu kan enggak mau dibikinin patung. Harusnya bilang ya enggak perlulah. Yang namanya tokoh besar itu low profile. Itu namanya tokoh beneran. Kalau membiarkan orang bikin patung bukan orang besar, kebangetan namanya," ujarnya.
Di sisi lain, Tenaga Ahli Utama Kedeputian IV Kantor Staf Kepresidenan Ali Mochtar Ngabalin menilai Jokowi pun tidak ingin dijadikan patung.
“Sebab sepengetahuan saya presiden tidak punya kepribadian seperti itu, tidak suka dengan mengangkat-angkat (diri sendiri0, dirinya tidak suka,” kata Ngabalin, Minggu (7/10).
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut Ngabalin mengaku belum mengetahui rencana pembangunan patung Jokowi itu. Ia meminta apa bila benar akan didirikan patung Jokowi di NTT, sebaiknya harus dikaji dengan baik oleh Kemenpar atau Dinas Parawisata.
"Saya rasa tidak mau. Jadi harus didapatkan dulu informasi yang sebenarnya yang sesungguhnya, apakah benar datang dari masyarakatnya, harus tahu ini masyarakatnya masyarakat siapa," jelas Ngabalin, Minggu (7/10).
Sebelumnya, Menteri Pariwisata Arief Yahya berkunjung ke Desa Tulakadi, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT), Kamis (4/10). Desa tersebut memiliki pohon asam bersejarah dengan Presiden Jokowi.
Singkat cerita, pada 20 Desember 2014, usai mengunjungi Pos Lintas Batas Negara (PLBN) di Motaain, Jokowi menyempatkan diri duduk bersama warga di bawah pohon asam tersebut dan memberikan uang sebanyak Rp 112 juta kepada warga setempat. Kemudian, warga menamai pohon tersebut dengan sebutan 'Pohon Asam Jokowi'.
ADVERTISEMENT