Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Problematik Bendera Setengah Tiang di AS: Perintah Biden, Trump Ngambek
4 Januari 2025 17:13 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Presiden AS terpilih AS Donald Trump pada Jumat (3/1) mengatakan “tidak ada rakyat Amerika yang akan senang” dengan pengibaran bendera setengah tiang ketika dia akan dilantik bulan ini, mengeklaim Demokrat senang dengan pandangan suram itu.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Presiden Joe Biden memerintahkan bendera AS diturunkan selama 30 hari di gedung-gedung dan halaman pemerintahan untuk menghormati mendiang Presiden Jimmy Carter yang wafat pada Minggu (29/12/2024) pada usia 100 tahun dan akan dimakamkan dalam pemakaman kenegaraan minggu depan.
Dikutip dari AFP, bagi Trump penurunan bendera AS merupakan gambaran yang mengejutkan dari sebuah bangsa yang berkabung pada 20 Januari ketika dia berdiri mengambil sumpah jabatan di tangga Capitol, sebelum kembali ke Gedung Putih dalam comeback yang luar biasa setelah masa jabatan pertamanya yang penuh gejolak.
Lewat platform Truth Social miliknya, Trump mengunggah komentar yang mengekspresikan kemarahannya atas situasi tersebut.
“Tidak ada yang mau melihat ini, dan tidak ada rakyat Amerika yang akan senang dengan itu,” tulis Trump.
ADVERTISEMENT
Ia menyampaikan tuduhan yang tidak berdasar bahwa Demokrat “sangat gembira tentang bendera Amerika kita yang megah yang mungkin akan dikibarkan setengah tiang saat saya dilantik”.
“Mereka tidak mencintai negeri kita, mereka hanya memikirkan diri sendiri,” tulis Trump lagi tanpa menyebut siapa targetnya.
Trump memberikan petunjuk kemungkinan pengibaran bendera kembali diperintahkan untuk hari besarnya, mengatakan pengibaran bendera setengah tiang “mungkin” akan terjadi, dan mengakhiri tulisannya dengan “mari kita lihat hasilnya”.
Namun, Gedung Putih mengakhiri semua spekulasi tersebut. Sekretaris Pers Karine Jean-Pierre hanya menjawab “tidak” ketika ditanya apakah perintah Biden itu dapat dibatalkan atau dipertimbangkan kembali.