Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.100.0
6 Ramadhan 1446 HKamis, 06 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Produksi Anjlok, KKP Beri Izin Kemendag Impor Garam 226.000 Ton
10 Januari 2017 20:08 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:19 WIB
ADVERTISEMENT

Produksi garam lokal di tahun 2016 turun drastis. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mendata produksi garam lokal di tahun 2016 hanya 144 ribu ton.
ADVERTISEMENT
Jumlah tersebut terbilang rendah dibandingkan kebutuhan garam konsumsi yang diprediksi mencapai 1,4 juta ton. Sehingga untuk kebutuhan di awal tahun (Januari-April) mau tidak mau harus impor.
"Jumlah konsumsi garam nasional per tahun sekitar 1,4 juta ton. Namun karena produksi hanya 144 ribu ton mau nggak mau harus impor. Cuman atas dasar kehati-hatian," ujar Kasubdit Air Laut, Non Energi, dan Benda Muatan Kapal Tenggelam Ditjen Pengelolaan Ruang Laut KKP Zaki Mahasin saat ditemui di Gedung Mina Bahari III, Jakarta, Selasa (10/1).
Namun KKP hanya membatasi impor garam hanya dilakukan sampai April 2017. Jumlahnya juga tidak banyak hanya 226 ribu ton.
ADVERTISEMENT
Sedangkan dari bulan Mei hingga Desember 2017 kebutuhan garam sudah dapat dicukupi oleh hasil panen petani garam rakyat (lokal). Puncak panen garam akan terjadi pada bulan Agustus-September 2017.
"Insya Allah bisa (setelah April menggunakan garam lokal) karena kemarin kita koordinasi dengan BMKG," ucapnya.
Pada kesempatan tersebut Zaki juga menjelaskan anjloknya produksi garam tahun lalu disebabkan karena faktor cuaca dimana curah hujan turun di atas rata-rata. Hal tersebut yang menyebabkan beberapa sentra produksi garam mengalami gagal panen.
"Tahun lalu kondisi karena curah hujan di atas rata-rata (jadi gagal panen). Data sampai Maret dari BMKG udah mulai menunjukan normal. Kemarau April-Mei sudah mulailah nanti," sebutnya.