Prof Stella Dikritik Beri Tips Masuk Kampus LN, Ini Penjelasan Kemendiktisaintek

12 Desember 2024 18:38 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Prabowo Subianto (kanan) didampingi Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Stella Christie (kiri) melakukan anggota United States United States Indonesia Society (Usindo) di Washington DC, Amerika Serikat, Senin (11/11/2024). Foto: ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Prabowo Subianto (kanan) didampingi Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Stella Christie (kiri) melakukan anggota United States United States Indonesia Society (Usindo) di Washington DC, Amerika Serikat, Senin (11/11/2024). Foto: ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
ADVERTISEMENT
Wamen Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendikti Saintek), Stella Christie, menjadi sorotan publik usai membagikan tips sukses masuk perguruan tinggi terbaik. Video tersebut menuai beragam pro dan kontra di masyarakat.
ADVERTISEMENT
Dalam video yang diunggah akun YouTube resmi Kemendikti Saintek, Stella turut menceritakan pengalamannya yang dapat berkuliah S1 di Universitas Harvard. Serta bagaimana dirinya dapat diterima di Perguruan Tinggi Ivy League.
Plt. Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kemendikti Saintek, Togar M. Simatupang, merespons video tersebut bukan bermaksud untuk membedakan perguruan tinggi luar negeri dengan dalam negeri.
Melainkan, mengakomodir talenta-talenta yang ada di Indonesia, sehingga dapat memiliki keunggulan tertentu dalam bidang sains dan teknologi.
“Ya, sebetulnya tidak ada urusan dengan perguruan tinggi luar negeri (atau) di dalam negeri, tapi itu adalah program untuk mengakomodir ya, ada talenta-talenta belia kita yang memang mempunyai keunggulan-keunggulan tertentu dalam bidang sains dan teknologi,” kata Togar ketika dikonfirmasi, Kamis (12/12).
ADVERTISEMENT
Wakil Menteri Wamen Pendidikan Tinggi Sains dan Teknologi Stella Christie. Foto: Sigid Kurniawan/ANTARA FOTO
“Instruksi dari Bapak Presiden (Prabowo) untuk memperhatikan talenta-talenta belia ini, talenta-talenta menembus universitas-universitas elite dan mereka diharapkan menjadi lokomotif untuk pengembangan sains dan teknologi,” sambungnya.
Togar menegaskan kembali, video tersebut tidak ada urusan mengutamakan pendidikan tinggi luar negeri. Sebab mengutamakan dan berbagi pengalaman guna meningkatkan talenta masyarakat adalah dua hal berbeda.
“Jadi nggak ada urusan dengan apakah itu mengutamakan atau memprioritaskan pendidikan tinggi di luar negeri. Itu dua hal yang berbeda,” tegasnya.
Baginya, apa yang dilakukan Stella merupakan bentuk komunikasi kepada Generasi Z agar terdorong menjadi saintis. Dia berharap masyarakat tidak membenturkan masalah ini dengan pendidikan tinggi di dalam negeri yang seolah-olah dinomorduakan.
“Itu bentuk komunikasi kepada Gen Z, supaya mereka bisa terdorong untuk menjadi saintis ya, atau teknologis dalam bidang sains teknologi,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
“Jadi dia tujuannya mengkomunikasikan bagi belia muda, tidak untuk mendikotomikan pendidikan dalam negeri di nomor dua kan, gitu loh,” imbuhnya.