Prof Wiku: Awal Pandemi Corona Kita Tak Siap, Sekarang Kondisi Mengkhawatirkan

3 September 2020 17:33 WIB
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Bakti Bawono Adisasmito memberikan keterangan pers di Kantor Presiden, Jumat (24/7). Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden
zoom-in-whitePerbesar
Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Bakti Bawono Adisasmito memberikan keterangan pers di Kantor Presiden, Jumat (24/7). Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Jubir pemerintah soal penanganan corona Prof Wiku Adisasmito menggambarkan kondisi terkini pandemi di Indonesia. 6 bulan berlalu, ia menyebut kini ada beberapa hal yang harus dievaluasi.
ADVERTISEMENT
"Pada awalnya Indonesia tidak siap menghadapi pandemi ini, dan seiring berjalannya waktu beberapa bulan awal, akhirnya kita semua berhasil mengendalikan dan menekan kasus," kata Prof Wiku dalam jumpa pers virtual di Istana Kepresidenan, Kamis (3/9).
Namum, kata Wiku, beberapa minggu terakhir ini, terlihat jumlah peningkatan kasus yang cukup signifikan. Ia pun menyebut kondisi saat ini mengkhawatirkan.
"Ini semua yang dulu tentunya kita bisa kendalikan sekarang terjadi kondisi yang mengkhawatirkan," sambungnya.
Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito Foto: Kris - Biro Pers Sekretariat Presiden
Wiku menjelaskan bahwa kita sebenarnya belum berhasil menekan dan mencegah penularan secara konsisten dan secara nasional. Ini menjadi tugas dan tanggung jawab semua.
"Tidak hanya pemerintah, tapi seluruh masyarakat dan agar betul-betul patuh terapkan kedisiplinan, protokol kesehatan baik individu maupun masyarakat secara kolektif," jelas dia.
ADVERTISEMENT
Ia kemudian mengumumkan data kasus hari ini. Kasus harian pecah rekor.
"Penambahan kasus 3.622, di mana kalau kita lihat ada 4 provinsi yang jadi kontributor terhadap angka ini," ungkapnya.
Wiku menambahkan, jumlah kasus aktif corona hari ini 44.463 atau 24,1 persen. Sedangkan jumlah kasus sembuh kumulatif 132.055 atau 71,6 persen
"Jumlah kasus meninggal 7.750 dengan persentase kematian 4,2 persen," katanya.