Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Prof Wiku: Long Weekend Akhir 2020, Kasus Corona Bisa Meningkat 3 Kali Lipat
24 November 2020 18:29 WIB
ADVERTISEMENT
Pemerintah kini tengah mengantisipasi lonjakan kasus corona saat masa libur panjang akhir tahun 2020. Bahkan, Presiden Jokowi berencana memangkas jumlah libur akhir tahun agar penularan corona dapat diminimalisir.
ADVERTISEMENT
Juru bicara Satgas COVID-19, Prof Wiku Adisasmito, memahami masyarakat sudah jenuh dengan pembatasan-pembatasan selama 9 bulan pandemi corona. Namun, ia mengingatkan pandemi ini belum berakhir dan penularan masih terus terjadi.
"Perlu adanya pertimbangan dalam memilih kegiatan di masa liburan panjang, dengan kebijaksanaan yang dibangun dari masing-masing individu untuk sebisa mungkin meminimalisasi kontak dan kerumunan," ujar Wiku di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (24/11).
Sekalipun aktivitas libur panjang dihabiskan dari rumah saja, Wiku tetap meminta masyarakat patuhi protokol kesehatan 3M, yakni memakai masker, mencuci tangan, dan menjauhi kerumunan.
Antisipasi klaster libur panjang ini dilakukan berdasarkan pengalaman dari masa libur sebelumnya. Misalnya, terjadi kenaikan kasus corona signifikan pada masa libur panjang Agustus 2020.
Dan peningkatan kasus usai libur panjang akhir Oktober lalu juga terlihat dalam kenaikan kasus corona di Indonesia 2-3 pekan terakhir yang berkisar 3.000-4.000 kasus per hari. Bahkan, pada 13-14 November 2020, kasus corona mencapai rekor tertingginya, yakni 5.444 dan 5.272 kasus.
ADVERTISEMENT
Meski kenaikan kasus dari libur panjang kemarin tidak setinggi dibandingkan Agustus lalu, Wiku meminta semuanya evaluasi dalam menghadapi masa liburan akhir 2020.
"Perlu diingat masa libur panjang akhir tahun 2020 memiliki durasi yang lebih panjang dan dikhawatirkan berpotensi menjadi manifestasi perkembangan kasus menjadi 2, bahkan 3 kali lipat lebih besar dari masa libur panjang sebelumnya," kata Wiku.
"Penting untuk diketahui kenaikan kasus positif pada masa libur panjang disebabkan oleh penularan yang masih terjadi akibat kurang disiplinnya masyarakat terhadap protokol kesehatan, terutama menjaga jarak dan menjauhi kerumunan," tutup dia.