Prof Zubairi: 6 Jam Usai Salmonella Masuk ke Tubuh, Pasien Bisa Diare dan Demam

17 April 2022 14:02 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua Satgas COVID-19 IDI, Zubairi Djoerban. Foto: Facebook/Zubairi Djoerban
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Satgas COVID-19 IDI, Zubairi Djoerban. Foto: Facebook/Zubairi Djoerban
ADVERTISEMENT
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengumumkan produsen menarik sementara produk Kinder Joy dari pasaran. Penarikan ini terkait adanya infeksi bakteri Salmonella produk Kinder Surprise di beberapa negara Eropa seperti Inggris, Irlandia, Prancis, Jerman, Swedia, dan Belanda.
ADVERTISEMENT
Hal ini juga dipastikan oleh Good Standart Alert/FSA Inggris pada peringatan publik (Food Alert) terhadap Kinder Joys. BPOM akan melakukan pengecekan random dan hasilnya diumumkan pekan ketiga April.
Ketua Dewan Pertimbangan IDI sekaligus dokter senior Prof. dr. Zubairi Djoerban, SpPD, KHOM menjelaskan seluk beluk terkait dengan bakteri Salmonella pada jajanan yang cukup digemari anak-anak itu.
"Pada 4 April di Inggris setelah ada dugaan kaitan 63 kasus keracunan Salmonella yang banyak dialami balita," ujar Zubairi dalam cuitannya yang dikutip, Minggu (17/4).
Dia menyampaikan Salmonella juga dapat mengenai hewan dengan gejala demam, diare, dan lainnya.
"Apa itu Salmonella? Adalah bakteri yang dapat menyebabkan gejala seperti demam, keram perut dan diare. Bakteri ini bisa menyerang hewan dan manusia," tulis dia.
ADVERTISEMENT
Kemudian, Zubairi menyebut bahwa buah dan sayur dapat terkontaminasi bakteri Salmonella. Untuk itu, bersihkan terlebih dahulu sebelum kita makan atau memasak.
"Makanan, termasuk telur, ayam, dan produk susu. Tetapi buah dan sayuran juga dapat terkontaminasi jika telah bersentuhan dengan ternak, kotoran hewan atau air yang tidak diolah," ujarnya.
Bakteri ini, kata dia, masa inkubasinya hanya enam jam namun dapat menyebabkan sakit tipes.
"Cukup pendek, sekitar enam jam. Ketika bakteri ini memasuki tubuh, pasien bisa mengalami diare dan panas selama sepekan. Bakteri ini salah satu yang menyebabkan penyakit demam tifoid alias tipes," tandasnya.
Dalam kasus di AS, seseorang yang terkena Salmonella rata-rata akan menjalani rawat inap di rumah sakit.
"Banyak pasien dengan demam tipes sampai harus dirawat inap. Data di AS menunjukkan bahwa tipes akibat Salmonella menyebabkan kematian pada sekitar 400 orang per tahun," kata Zubairi.
ADVERTISEMENT
Ketua Satgas COVID-19 ini menuturkan untuk menangani Salmonella yang masuk ke tubuh diperlukan antibiotik tipes dalam penyembuhannya. Untuk itu, dia mengimbau agar selalu menjaga kebersihan makanan agar asupan yang masuk ke tubuh menyehatkan.
"Sebagian besar pasien tipes memerlukan pengobatan antibiotik. Kalau di Indonesia memang yang paling sering diberikan adalah ciprofloxacin, dionicol, atau yang lainnya," jelasnya.
"Pastikan kebersihan tangan dan peralatan dapur. Menghindari bercampur dengan makanan orang lain jika memungkinkan," imbuh dia.