Prof Zubairi Bicara Influenza A, Imbau yang Belum Vaksinasi Penuh Tak ke China

6 Januari 2025 10:25 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua Satgas COVID-19 IDI, Zubairi Djoerban. Foto: Facebook/Zubairi Djoerban
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Satgas COVID-19 IDI, Zubairi Djoerban. Foto: Facebook/Zubairi Djoerban
ADVERTISEMENT
Guru Besar UI Prof Zubairi Djoerban berbicara mengenai kasus Influenza A dan HMPV (Human metapneumovirus) yang tengah marak di China. Ia menyebut, penyakit tersebut berbeda dengan apa yang menyebar di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Pertama begini yang ada di Indonesia itu cold atau common cold. Beda banget dari influenza. Walaupun  gejala mirip mirip. Yang sekarang ditanya kan Influenza A karena rupanya banyak  banget yang terinfeksi virus Influenza A dan satu virus baru (HMPV)," kata Prof Zubairi dalam keterangannya dikutip Senin (6/1).
Ia menjelaskan, bila masyarakat Indonesia ingin bepergian ke China diharapkan lebih waspada. Utamanya melengkapi vaksinasi Influenza A.
"Kalau mau berpergian ke musim dingin atau sekarang ke China misalnya saya amat anjurkan vaksinasi full influenza dulu. Kalau ragu ragu mendingan batalin saja jangan ke sana," kata dia.
"Jangan lupa memakai masker dan cuci tangan," imbuhnya.
Lantas, apakah Influenza A berbahaya?
"Apakah Influenza A itu berbahaya? Berbahaya banget. Karena itu harus vaksinasi, jadi bayangin di AS suatu negara yang kita yakini maju, modern, dan kaya itu ternyata kematian akibat Influenza itu tinggi banget," kata dia.
Ilustrasi anak balita mengalami infuenza atau flu. Foto: Shutter Stock
Ia menambahkan, pada tahun 2022 sampai 2023 itu yang meninggal akibat Influenza di AS mencapai 21.410 orang.
ADVERTISEMENT
"Kemudian yang paling gawat itu 2017 sampai 2018 itu yang meninggal 51.000. Influenza A itu virusnya sangat banyak di komponen itu," kata dia.
Prof Zubairi menjelaskan, vaksinasi Influenza harus rutin dilakukan tiap tahun. Sebab, mutasi virus penyebab penyakit ini selalu terjadi.
"Misalnya Anda disuntik tahun lalu kalau sekarang apakah ada daya lindung? Tidak ada. Setiap tahun vaksinasi. Karena di negara maju mana pun tidak mencapai 100 persen, apakah di sana ada yang miskin?" urainya.
"Ada. Nah yang miskin itu ada yang tidak punya rumah. Nah yang punya rumah juga ada yang tidak punya pemanas. Jadi waktu musim dingin di luar rumah kedinginan sudah bisa bikin meninggal. Apalagi ditambah influenza yang berat," tutup dia.
ADVERTISEMENT
Situasi di China
Berdasarkan penelusuran, hingga kini belum ditemukan sumber resmi yang menyatakan China dalam keadaan darurat terkait penyakit pernapasan tersebut.
Namun, pemerintah China mengakui saat ini sedang puncak musim penyakit pernapasan. Dikatakan, berbagai penyakit menular diperkirakan akan terus beredar pada musim dingin ini secara bersamaan hingga musim semi mendatang [musim semi di China jatuh pada akhir Maret 2025].
Kan Biao, Kepala Institut Nasional Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Menular (CDC) di China, mengatakan dalam sebuah konferensi pers bahwa infeksi seperti flu, rhinovirus, human metapneumovirus (HMPV), dan pneumonia mycoplasma saat ini adalah yang paling umum ditemukan dalam kunjungan pasien ke rumah sakit. Demikian dikutip dari China Daily, Kamis (2/1).
Kan menjelaskan, tingkat positif infeksi flu diperkirakan akan terus meningkat. Sementara, tingkat infeksi rhinovirus dan kasus pneumonia mycoplasma, yang biasanya menyerang anak-anak berusia 5 hingga 14 tahun, menunjukkan tren menurun.
ADVERTISEMENT