Prof Zubairi: Tidak Perlu Panik dengan Varian Delta AY.4.2, Perketat Perbatasan

12 November 2021 10:38 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua Satgas COVID-19 IDI, Zubairi Djoerban. Foto: Facebook/Zubairi Djoerban
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Satgas COVID-19 IDI, Zubairi Djoerban. Foto: Facebook/Zubairi Djoerban
ADVERTISEMENT
Ketua Satgas IDI Prof Zubairi Djoerban mengungkapkan apa saja yang perlu diketahui publik terkait mutasi varian Delta AY.4.2 (Delta Plus). Apa kata Zubairi?
ADVERTISEMENT
"Yang harus diketahui dari AY.4.2, yang pertama adalah lebih menular daripada induknya, Delta," kata Zubairi dalam keterangannya, dikutip Jumat (12/11).
Jeffrey Barrett, direktur Inisiatif Genomics Covid-19 di Wellcome Sanger Institute di Cambridge, dan Francois Balloux, direktur University College London Genetics Institute, pernah menduga varian Delta AY.4.2 10 hingga 15 persen lebih mudah menular daripada varian Delta asli.
Selain itu, Zubairi mengatakan bahwa varian ini juga yang membuat lonjakan corona di Inggris.
"Varian ini menyumbang banyak kasus baru di Inggris, amat sedikit di Amerika, dan Malaysia," tutur dia.
Apa lagi yang kira-kira harus diwaspadai?
"Membawa risiko rawat inap dan kematian," ujarnya.
"Eropa harus khawatir. Indonesia tak perlu panik. Waspada dan perketat pintu perbatasan," tutup Prof Zubairi.
ADVERTISEMENT