Profil 5 Anak Soeharto yang Digugat Perusahaan Singapura Rp 548 M

8 April 2021 16:51 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Soeharto dan anak cucunya Foto: Holger Hollemann/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Soeharto dan anak cucunya Foto: Holger Hollemann/AFP
ADVERTISEMENT
Keluarga Presiden ke-2 Indonesia, Soeharto, tengah digugat sebuah perusahaan asal Singapura, Mitora Pte Ltd. Mitora mencantumkan 5 anak Soeharto sebagai pihak tergugat.
ADVERTISEMENT
Kelimanya adalah Siti Hardianti Hastuti Rukmana atau Mba Tutut, Bambang Trihatmodjo, Siti Hediati Hariyadi atau Titiek Soeharto, Sigit Harjojudanto, dan Siti Hutami Endang Adiningsih atau Mamiek Soeharto.
Mitora menggugat kelimanya bersama Yayasan Purna Bhakti Pertiwi. Selain itu, terdapat 4 pihak sebagai turut tergugat yakni Soehardjo Soebardi, Pengurus Museum Purna Bhakti Pertiwi, Kantor Pertanahan Jakarta Pusat, dan Kantor Pertanahan Jakarta Timur.
Tak tanggung-tanggung, Mitora menggugat 5 anak Soeharto dan Yayasan Purna Bhakti Pertiwi sebesar Rp 584 miliar yang terdiri dari kewajiban Rp 84 miliar dan kerugian immateriil Rp 500 miliar.
Mitora pun memasukkan Museum Purna Bhakti Pertiwi dan Puri Jati Ayu di TMII sebagai bagian dari sita jaminan. Begitu pula aset yang berada di Menteng, Jakpus.
ADVERTISEMENT
Berikut profil 5 anak Soeharto yang digugat:
Jumpa pers Mbak Tutut bersama rekan media Foto: Fitra Andrianto/kumparan

Siti Hardianti Hastuti Rukmana

Siti Hardianti Hastuti Rukmana atau dikenal sebagai Mbak Tutut merupakan anak sulung Soeharto dan Siti Hartinah atau Ibu Tien.
Perempuan kelahiran Jakarta, 23 Januari 1949, ini termasuk yang paling aktif berkecimpung di dunia organisasi, politik, dan bisnis, dibandingkan dengan saudara-saudarinya.
Ia tercatat pernah menjabat sebagai Ketua HIPSI (Himpunan Pekerja Sosial Indonesia), Ketum PRSSNI (Persatuan Radio Siaran Swasta Nasional Indonesia), Ketum PDDI (Perhimpunan Donor Darah Indonesia), dan President FIODS (International Federation Blood Donor Organization).
Di dunia politik, ia pernah ditugasi sebagai Ketua DPP Golkar. Kariernya di Golkar membuatnya menjadi anggota MPR RI Fraksi Golkar pada 1992 hingga 1998.
Mbak Tutut pun pernah menjabat sebagai Menteri Sosial di masa akhir jabatan Soeharto. Ia menjadi Mensos era Kabinet Pembangunan VII dengan masa kerja yang singkat, dimulai 14 Maret 1998 sampai 21 Mei 1998.
ADVERTISEMENT
Mbak Tutut juga pernah menjadi calon presiden dan juru kampanye Partai Karya Peduli Bangsa yang ikut serta dalam Pemilu 2004.
Kini ia aktif di Partai Berkarya yang didirikan adiknya, Tommy Soeharto.
Bambang Trihatmodjo. Foto: Instagram/@mayangsaritrihatmodjoreal

Bambang Trihatmodjo

Bambang Trihatmodjo merupakan putra Soeharto yang lebih banyak berkecimpung di dunia usaha.
Pria kelahiran Surakarta 23 Juli 1953 itu merupakan pendiri PT Bimantara Citra yang kini berubah menjadi PT. Global Mediacom Tbk. Perusahaan itu disebut sebagai gurita bisnis Bambang.
Pada tahun 1998, kekayaan Bambang Trihatmodjo dilaporkan mencapai USD 3,5 miliar. Meroketnya bisnis Bambang ketika itu dinilai karena posisi ayahnya sebagai Presiden RI.
Selain dikenal dalam dunia bisnis, nama Bambang Trihatmodjo pernah menghiasi entertainment pada 2007. Ketika itu, Bambang menceraikan istrinya, Halimah Agustina Kamil.
ADVERTISEMENT
Ia kemudian menggandeng penyanyi Mayangsari yang ternyata sudah dinikahi sejak tahun 2000.
Nama Bambang kembali mencuat pada September 2020 ketika menggugat Menkeu Sri Mulyani ke PTUN karena dicegah ke luar negeri. Bambang dicegah ke luar negeri dalam kapasitas Ketua Konsorsium Mitra Penyelenggara SEA Games XIX Tahun 1997.
Ia meminta hakim membatalkan pencegahannya ke luar negeri. Namun gugatan Bambang tak diterima PTUN Jakarta.
Titiek Soeharto saat pindak ke Partai Berkarya. Foto: Antara Foto/Andreas Fitri A.

Siti Hediati Hariyadi

Siti Hediati Hariyadi atau dikenal sebagai Titiek Soeharto merupakan anak keempat Soeharto. Titiek dikenal ketika menikah dengan Prabowo Subianto pada Mei 1983. Keduanya dikaruniai seorang anak bernama Didiet Prabowo yang berprofesi sebagai desainer. Namun Titiek dan Prabowo bercerai pada 1998.
Sebagai bagian keluarga cendana, Titiek tak lepas dari dunia bisnis. Ia sempat menjabat Komisaris PT. Bursa Efek Jakarta periode 1995-1998. Selain itu ia pernah menduduki posisi Komisaris PT. Mekar Unggul Sari sejak 1994.
ADVERTISEMENT
Titiek pun pernah merambah dunia televisi dengan membeli saham PT Surya Citra Media Tbk.
Selain bisnis, dunia politik bukan hal asing bagi Titiek Soeharto. Ia pernah bergabung dengan Golkar dan maju sebagai caleg mewakili Dapil Yogyakarta di Pileg 2014. Titiek berhasil terpilih sebagai anggota DPR periode 2014-2019 dan menduduki posisi Wakil Ketua Komisi IV.
Namun di tengah jalan, Titiek keluar dari Golkar dan bergabung dengan Partai Berkarya. Sehingga posisinya di DPR digantikan.
Presiden kedua RI, Soeharto. Foto: Reuters

Sigit Harjojudanto

Sigit Harjojudanto merupakan anak kedua Soeharto. Sigit menempuh pendidikan SD hingga SMA di Jakarta.
Tak seperti anak-anak Soeharto lain yang menggeluti dunia bisnis dan politik, Sigit lebih memilih olahraga, khususnya sepak bola.
Ia pernah mendirikan klub sepak bola Arseto Solo pada 1978, kemudian menjadi Ketua Harian Liga Sepak Bola Utama (Galatama), Kepala Project Officer PSSI, Ketua I PB PSSI, Kepala Proyek PSSI Garuda, dan Kepala Proyek PSSI Yunior.
ADVERTISEMENT
Ia pernah terpilih sebagai penghargaan sebagai Pembina Olah Raga Terbaik 1983 dari Seksi Olah Raga (SIWO) PWI Jaya. Sebab Sigit dinilai berjasa dalam pembinaan sepak bola di Indonesia.
Suasana di Taman Buah Mekarsari Foto: Instagram @mekarsarifruitgarden

Siti Hutami Endang Adiningsih

Siti Hutami Endang Adiningsih barangkali merupakan anak Soeharto yang paling jarang didengar publik.
Mbak Mamiek, demikian disapa, merupakan anak bungsu Soeharto. Semasa hidupnya, Mamiek Soeharto lebih memilih berkebun dan melestarikan berbagai jenis tanaman dengan mengurus Taman Buah Mekarsari.
Meski demikian, Mamiek Soeharto pernah aktif di bidang kegiatan sosial di bawah naungan Yayasan Dharmais bersama Mbak Tutut. Yayasan tersebut pernah membantu operasi katarak bagi masyarakat tidak mampu di daerah 3T (Tertinggal, Terdepan dan Terluar).