Profil 9 Anggota Wantimpres Jokowi 2019-2024

13 Desember 2019 15:10 WIB
comment
7
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Joko Widodo saat sesi pelantikan anggota wantimpres di Istana Negara, Jakarta, Jumat (13/12). Foto: Kevin S Kurnianto/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Joko Widodo saat sesi pelantikan anggota wantimpres di Istana Negara, Jakarta, Jumat (13/12). Foto: Kevin S Kurnianto/kumparan
ADVERTISEMENT
Presiden Joko Widodo melantik sembilan anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres), Jumat (13/12) siang. Mereka akan bertugas memberikan nasihat dan pertimbangan kepada presiden terkait isu-isu krusial.
ADVERTISEMENT
Sejak pertama kali dibentuk di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono 2007 silam, anggota Wantimpres selalu terdiri dari 9 orang. Salah satunya merangkap jabatan sebagai ketua.
Suasana jelang pelantikan Anggota Dewan Pertimbangan Presiden Republik Indonesia, di Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (13/12). Foto: Kevin S Kurnianto/kumparan
Di periode pertamanya, awalnya Wantimpres Jokowi-JK terdiri dari Sri Adiningsih, Sidharto Danusubroto, Yusuf Kartanegara, Hasyim Muzadi, Suharso Monoarfa, Rusdi Kirana, Jan Damadi, Abdul Malik Fadjar, dan Subagyo Hadi Siswoyo.
Pada tahun 2018, Agum Gumelar dan Yahya Cholil Staquf masuk menggantikan Hasyim Muzadi yang meninggal dunia dan Rusdi Kirana yang ditunjuk sebagai Dubes Indonesia untuk Malaysia.
Berikut 9 tokoh yang akan mendampingi pemerintahan Jokowi-Ma'ruf:
Wiranto
Eks Menko Polhukam Wiranto sholat jumat di Masjid Darussalam di Kantor Kemenkopolhukam, Jumat (13/12). Foto: Aprilandika Pratama/kumparan
Di periode sebelumnya, Wiranto menjabat sebagai Menko Polhukam. Jabatan itu ia dapat setelah menggantikan Luhut Binsar Pandjaitan yang ditunjuk menjadi Menko Maritim.
ADVERTISEMENT
Wiranto lebih banyak berkecimpung di dunia militer. Mantan Ketum Partai Hanura ini juga tercatat pernah menjabat sebagai Panglima TNI periode 1998-1999. Setelah tak lagi menjadi Ketum Hanura, posisi Wiranto digantikan oleh Oesman Sapta Odang (OSO).
Arifin Panigoro
Pengusaha Arifin Panigoro di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (13/12). Foto: Kevin S Kurnianto/kumparan
Pengusaha Indonesia asal Gorontalo ini juga dikenal sebagai 'Raja Minyak Indonesia'. Pasalnya, Arifin merupakan pendiri dan pemilik MedcoEnergi, sebuah perusahaan pertambangan minyak dan gas bumi swasta terbesar di Indonesia.
Pada tahun 1999, Arifin sempat bergabung dengan PDIP dan terpilih menjadi anggota DPR. Namun, ia memilih mundur pada tahun 2005 dan membentuk Partai Demokrasi Pembaruan (PDP) yang merupakan sempalan PDIP.
Agung Laksono
Ketua Dewan Pakar Golkar Agung Laksono di Kantor DPP Golkar, Slipi, Jakarta Barat. Foto: Fadjar Hadi/kumparan
Mantan Dirut PT Cakrawala Andalas Televisi (ANTV) ini sudah beberapa kali menduduki jabatan menteri. Mulai dari Menpora (1998-1999) dan Plt Menpora (2012-2013), Plt Menteri Agama (2014), hingga Menko Bidang Kesejahteraan Rakyat (2009-2014).
ADVERTISEMENT
Di dunia politik, Agung Laksono dikenal sebagai salah satu 'tetua' di Partai Golkar. Saat Golkar pecah, Agung Laksono sempat terpilih menjadi Ketua Umum versi Munas Ancol. Kini, Agung menempati posisi Ketua Dewan Pakar Golkar di bawah Ketum Airlangga Hartarto.
Sidharto Danusubroto
Sidarto Danusubroto. Foto: Antara Foto
Di periode sebelumnya, Jokowi juga menunjuk Sidarto sebagai anggota Dewan Pertimbangan Presiden. Sebelumnya, ia tercatat sebagai Ketua MPR RI menggantikan Taufiq Kiemas yang wafat pada 2014 silam.
Mayjen Pol (Purn) Sidharto mengawali kariernya sebagai ajunda Presiden RI pada tahun 1967-1968. Politisi PDIP ini juga tercatat pernah memimpin berbagai kesatuan di Polri, seperti menjadi Kepala Interpol, Kepala Satuan Komapta, Wakapolda Jabar, hingga Kapolda Jabar.
Habib Luthfi bin Yahya
Habib Luthfi bin Yahya. Foto: Wikipedia
Maulana Al-Habib Muhammad Luthfi bin Ali bin Yahya atau Habib Luthfi merupakan ulama berpengaruh di Indonesia. Ia tercatat aktif sebagai salah satu anggota Syuriah PBNU.
ADVERTISEMENT
Habib Luthfi menjabat sebagai Ketum MUI Jawa Tengah periode 2005-2010. Di saat yang sama, Habib Luthfi juga memegang jabatan sebagai Ketum MUI Pekalongan.
Putri Kuswisnu Wardhani
Putri Kuswisnu jelang pelantikan Anggota Dewan Pertimbangan Presiden Republik Indonesia, di Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (13/12). Foto: Kevin S Kurnianto/kumparan
Putri adalah anak kedua pendiri PT Mustika Ratu, Mooryati Soedibyo. Pada tahun 2011 silam, ia ditunjuk menggantikan ibunya untuk memimpin perusahaan kosmetik ini sebagai Presiden Direktur dan CEO.
Lulusan National University, Inglewood, California, ini merupakan Deputy Chairperson di KADIN. Ia juga memegang Yayasan Puteri Indonesia dan sempat terlibat dalam film 'Sultan Agung: Tahta, Perjuangan, dan Cinta' yang disutradarai Hanung Bramantyo.
Dato Sri Tahir
Pengusaha Dato Sri Tahir saat memberikan keterangan pers usai menukarkan dolarnya ke rupiah di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Senin (15/10/2018). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
Bos Mayapada Grup ini dikenal sebagai seorang investor dan filantropis. Unit usahanya cukup luas, meliputi bidang perbankan, media cetak dan TV berbayar, properti, rumah sakit, hingga toko bebas pajak.
ADVERTISEMENT
Dato juga dikenal sebagai sosok yang dermawan dan pernah menyumbang dalam jumlah besar untuk bidang kesehatan melalui The Global Fund. Ia merupakan orang Asia pertama yang mejadi Wali Amanat University of California, Berkeley, AS.
Mardiono
Mardiono tercatat sebagai Wakil Ketua Umum PPP. Namanya juga sempat masuk dalam bursa calon ketua umum PPP bersama Suharso Monoarfa, Arsul Sani, Akhmad Muqowam, dan Amir Uskara. Di PPP, ia merupakan salah satu tokoh senior.
Pria asal Banten ini juga dikenal sebagai pengusaha. Pada Pilkada 2017, ia digadang-dagang maju sebagai calon Gubernur Banten. Namun, ia menolak.
Soekarwo
Eks Gubernur Jawa Timur, Soekarwo. Foto: Kevin S Kurnianto/kumparan
Pria yang akrab disapa Pakde Karwo ini menjadi Gubernur Jatim selama dua periode hingga 2019. Soekarwo mengawali kariernya sebagai pegawai negeri di Surabaya hingga akhirnya menjadi Sekda Provinsi Jatim.
ADVERTISEMENT
Pada tahun 2008, Soekarwo masuk ke Partai Demokrat dan menjadi Ketua DPD Demokrat Jatim. Pada Agustus 2019, Soekarwo mundur dari partai yang membesarkan namanya itu. Sebab, di Pilpres 2019 Pakde Karwo mendukung pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin.