Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.100.0
6 Ramadhan 1446 HKamis, 06 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Profil Al Green, Anggota Partai Demokrat yang Diusir saat Trump Pidato
5 Maret 2025 16:56 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Pidato perdana Presiden AS Donald Trump diwarnai keributan dari Partai Demokrat. Salah satunya ketika politisi Demokrat dari Texas, Al Green, berdiri dan meneriaki Trump.
ADVERTISEMENT
Saat itu, politikus Republik dengan jabatan tertinggi di Kongres, Mike Johnson, memperingatkan agar sidang tetap tertib. Johnson pun meminta Green duduk, tapi Green menolak.
"Duduklah," kata Johnson sebelum memerintahkan petugas keamanan, "Keluarkan pria ini dari ruang sidang."
Di luar ruang sidang, Green mengatakan dikeluarkan setelah menentang rencana pemotongan Medicaid yang disebutnya akan merugikan konstituennya.
"Ada baiknya memberi tahu orang-orang bahwa ada beberapa dari kami yang akan berdiri," katanya kepada wartawan.
Green juga bukan sosok baru yang menentang Trump. Lalu, siapakah Al Green?
Dikutip dari The Independent, Green aslinya berasal dari Louisiana. Ia mendapat gelar hukum dari Thurgood Marshall School of Law di Texas Southern University pada 1974 meski tidak menempuh pendidikan S1.
ADVERTISEMENT
Setelah lulus, dia mendirikan law firm Green, Wilson, Dewberry, and Fitch. Kemudian pada 1977, dia terpilih menjadi justice of the peace di Harris County, Texas dan bertugas sampai pensiun pada 2004 ketika dia berhasil mencalonkan diri untuk Kongres. Dengan rekam jejak panjang dalam pelayanan publik, ia terpilih dengan 72% suara.
Di periode pertama, Green memperkenalkan Homes for Heroes Act, yang menciptakan posisi urusan veteran di Kementerian Perumahan dan Pembangunan Perkotaan AS untuk membantu para veteran tunawisma menemukan rumah yang terjangkau.
Selama masa jabatannya di Kongres, Green terus fokus pada isu seperti harga rumah yang adil dan praktik perekrutan yang adil bagi mereka yang miskin dan minoritas.
Dia juga kritikus Trump yang kritis dan vokal. Dia sebelumnya memimpin upaya pemakzulan presiden, meski Gedung Putih menolak protesnya sebagai aksi publisitas.
Bulan lalu, kurang dari 2 minggu setelah Trump kembali ke Gedung Putih, Green mengumumkan ingin mengajukan pasal pemakzulan lebih lanjut dan mengutuk rencana Trump mengambilalih Gaza.
ADVERTISEMENT
"Sungguh tidak dapat dipercaya, ketika saya melihat Presiden dan Perdana Menteri Israel berdiri berdampingan, dan Presiden mengindikasikan akan mengambilalih Gaza," katanya kepada The Independent saat itu.
Pada 2017, sebelum Trump berupaya dimakzulkan 2 kali, Green memaksa pengambilan suara untuk membuka perdebatan mengenai usulan pemakzulan. Usaha itu gagal karena hanya 58 anggota Demokrat yang mendukung.
Green saat ini bertugas di Komite Layanan Keuangan dan juga Komite Keamanan Dalam Negeri.