news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Profil Andika Perkasa, Calon Kuat Panglima TNI dari Angkatan Darat

16 Juni 2021 15:08 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
KSAD Jenderal, Andika Perkasa. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
KSAD Jenderal, Andika Perkasa. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
Bursa Panglima TNI yang akan segera ditinggal Marsekal Hadi Tjahjanto pada akhir 2021 terus memanas. Teranyar ada dua nama yang disebut sebagai kandidat kuat bakal calon Panglima TNI yang baru.
ADVERTISEMENT
Dua kandidat itu adalah KSAD Jenderal TNI Andi Perkasa dan KSAL Laksamana TNI Yudo Margono. Bahkan, mayoritas fraksi di DPR menjagokan Andika Perkasa.
Analis Utama Lab 45, Andi Widjajanto, mengatakan setidaknya ada empat pendekatan yang dapat digunakan untuk memprediksi siapa kandidat yang akan menjadi Panglima TNI berikutnya.
"Pertama rotasi antarmatra, kedua doktrin operasi gabungan. Lalu ketiga regenerasi kepemimpinan militer, dan terakhir stabilitas politik 2024," kata Andi kepada kumparan.
Jika melihat faktor rotasi dan regenerasi, Yudo Margono menjadi kandidat yang paling tepat untuk mengisi posisi Panglima TNI. Hal ini dikarenakan Hadi Tjahjanto berasal dari matra udara atau TNI AU. Sehingga berdasarkan rotasi, seharusnya Panglima TNI berikutnya diisi oleh pejabat TNI dari matra laut atau TNI AL.
ADVERTISEMENT
Akan tetapi pada praktiknya, faktor rotasi acapkali tak berlaku. Seperti misalnya sebelum Hadi Tjahjanto menjabat, Panglima TNI dua kali berturut-turut dijabat oleh TNI yang berasal dari matra darat atau TNI AD. Panglima TNI saat itu, Gatot Nurmantyo, berasal dari TNI AD. Sebelum Gatot, Panglima TNI dijabat oleh Moeldoko yang notabene juga berasal dari TNI AD.
KSAD Jenderal TNI Andika Perkasa dan KSAL Laksamana TNI Yudo Margono. Foto: BNPB dan kumparan
"Berdasarkan pendekatan rotasi antarmatra, KSAL memiliki peluang terbesar menjadi Panglima TNI. Selain itu, sejak ada doktrin poros maritim diinisiasi 2014, jabatan Panglima TNI belum pernah dipegang perwira dari matra laut," jelas dia.
Namun jika tujuannya adalah untuk menciptakan stabilitas politik jelang Pemilu Serentak 2024, maka Panglima TNI idealnya berasal dari matra darat. Andi menjelaskan, jika ingin Pemilu 2024 berjalan mulus, maka idealnya Panglima TNI dari AD sudah dipilih pada Maret 2023 atau sebelum tahapan politik dimulai.
ADVERTISEMENT

Berikut profil singkat KSAD Jenderal TNI Andika Perkasa

Andika Perkasa merupakan salah seorang perwira tinggi TNI AD yang menjabat sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) sejak tanggal 22 November 2018.
Pria kelahiran Bandung, 21 Desember 1964 itu merupakan lulusan Akademi Militer pada 1987. Sebelum menjabat sebagai KSAD, dia tercatat pernah menjabat sebagai Panglima Komando Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad).
Dia mengawali kariernya sebagai perwira pertama infanteri di jajaran korps baret merah (Kopassus) Grup 2/Para Komando dan Satuan-81 /Penanggulangan Teror (Gultor) Kopassus selama 12 tahun. Setelah penugasan di Departemen Pertahanan dan Keamanan (Dephankam) dan Mabes TNI-AD, ia kembali bertugas di Kopassus sebagai Komandan Batalyon 32/Apta Sandhi Prayuda Utama, Grup 3/Sandhi Yudha.
ADVERTISEMENT
Untuk urusan pendidikan, Andika masuk Akademi Militer angkatan 1987. Ia juga mengikuti sejumlah pendidikan militer seperti Sesarcab Infanteri; Pendidikan Komando; Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat(Seskoad), Sesko TNI serta Lemhannas RI.
Selain itu, ia juga pernah kuliah di sejumlah kampus di Amerika Serikat. Pada 2003-2011, Andika menempuh pendidikan di National War College dan Norwich University. Ia juga mengambil gelar master di Harvard University kemudian mengambil gelar doktor di George Washington University.
Kepala Staf TNI Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Andika Perkasa memberikan keterangan terkait polemik taruna Akademi Militer (Akmil) Enzo Zenz Allie. Foto: ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
Karier menantu mantan Kepala BIN AM Hendropriyono itu juga terbilang cukup berjenjang. Kariernya dimulai sebagai komandan peleton hingga berangsur-angsur naik menjadi Dansub Tim 2 Detasemen 81 Kopassus (1991), kemudian Den 81 Kopassus (1995), Danden-621 Yon 52 Grup 2 Kopassus (1997), Pama Kopassus (1998), dan Pamen Kopassus (1998).
ADVERTISEMENT
Pada 2002, Andika diangkat menjadi Danyon 32 Grup 3/Sandha Kopassus. Hanya bertugas dalam waktu singkat, ia kemudian dimutasi menjadi Kepala Seksi Korem 051/WKT Dam Jaya. Belum genap setahun, Andika dimutasi dan menjabat sebagai Pabandya A-33 Direktorat A Badan Intelijen Strategis (BAIS) TNI.
Pada 8 November 2013, Andika diangkat menjadi Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat dan pangkatnya dinaikkan menjadi Brigadir Jenderal.
Karirnya terbilang moncer saat ditunjuk sebagai Komandan Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) dua hari setelah Presiden Jokowi dan Wakil Presiden saat itu, Jusuf Kalla, dilantik. Pangkatnya pun kembali naik menjadi Mayor Jenderal.
Pada 2016, Andika diangkat sebagai Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam) XII Tanjungpura. Jabatan itu diemban kurang lebih selama dua tahun.
KSAD Jenderal, Andika Perkasa. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Pada 2018, dia diangkat sebagai Komandan Komando Pembina Doktrin, Pendidikan, dan Latihan Angkatan Darat (Dankodiklatad). Pangkatnya kembali naik menjadi Letnan Jenderal.
ADVERTISEMENT
Tak butuh waktu lama, Andika dipercaya menjabat sebagai Panglima Komando Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad).
Saat itu, ia terpilih untuk menggantikan Letjen Eddy Rahmayadi yang mundur untuk maju pada Pilgub Sumatera Utara.
Nasib baik kembali menghampiri Andika pada November 2018, saat dia diangkat menjadi KSAD menggantikan Jenderal TNI Mulyono.