Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Profil Andika Perkasa, Calon Panglima TNI Pengganti Marsekal Hadi Tjahjanto
3 November 2021 13:16 WIB
ยท
waktu baca 4 menitADVERTISEMENT
KSAD Jenderal TNI Andika Perkasa menjadi calon tunggal Panglima TNI untuk menggantikan Marsekal Hadi Tjahjanto yang akan pensiun Desember 2021. Dipilihnya Andika ini berdasarkan surat presiden (surpres) yang dikirimkan Istana ke DPR hari ini.
ADVERTISEMENT
"Pada suratnya, Presiden mengusulkan hanya satu nama Panglima untuk dapat mendapatkan persetujuan dari DPR. Karena itu, pada hari ini, melalui Pak Mensesneg, Presiden telah menyampaikan usulan atas nama Jenderal TNI Andika Perkasa," kata Ketua DPR Puan Maharani dalam konferensi pers di Gedung DPR, Senayan, Rabu (3/11).
Setelah Surpres diterima pimpinan DPR, selanjutnya Komisi I DPR akan segera menggelar fit and proper test bagi Andika sebagai calon Panglima TNI.
Seperti apa profil Andika Perkasa?
Dikutip dari berbagai sumber, Andika merupakan prajurit kelahiran Bandung, 21 Desember 1964. Ia lulusan akademi militer (akmil) dan lulus pada tahun 1987.
Andika mengawali kariernya di Komando pasukan Khusus (Kopassus) dan bertugas di Satuan-81 Penanggulangan Teror (Gultor) dan Grup 3 Sandhi Yudha selama kurang lebih 12 tahun.
ADVERTISEMENT
Bapak satu anak ini pernah melaksanakan sejumlah operasi, seperti di Timor Timur (1990), operasi teritorial di lokasi yang sama di Timor Timur (1992), dan operasi bakti TNI di Aceh (1994).
Selain berkiprah di TNI AD, Andika turut mengenyam pendidikan seperti sarjana hingga doktor bidang ekonomi dari George Washington University, Amerika Serikat. Ia juga mengemban pendidikan militer di The Military College of Vermont, Norwich University, dan National War College di Washington DC.
Ia juga sempat bertugas di Departemen Pertahanan dan Keamanan pada 2001 serta Mabes TNI AD. Lalu kembali lagi ke Kopassus sebagai Komandan Batalyon 32 Grup 3/Sandha Kopassus (2002), Komandan Rindam Jaya (2011), dan Komandan Korem 032/KS (2012).
Setahun kemudian, ia diangkat menjadi Kepala Dinas Penerangan TNI AD (Kadispenad) dan mengantarkannya mendapatkan pangkat brigadir jenderal (brigjen).
ADVERTISEMENT
Tak sampai setahun, Andika diangkat menjadi Komandan Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) Jokowi pada Oktober 2014 menggantikan Jenderal TNI Doni Monardo. Ia juga mendapatkan kenaikan pangkat menjadi mayor jenderal (mayjen).
Menantu dari Jenderal Hendropriyono itu kemudian dipromosikan menjadi Pangdam XII/Tanjungpura pada Mei 2016. Dua tahun kemudian, ia kembali naik jabatan menjadi Komandan Kodiklat TNI AD pada Januari 2018. Dan masih di tahun yang sama, Juli 2018, ia diangkat sebagai Panglima Komando Cadangan Strategis AD (Pangkostrad).
Hanya empat bulan Andika menjabat Pangkostrad, ia kemudian diangkat Jokowi sebagai Kepala Staf Angkatan Darat menggantikan Jenderal Mulyono pada November 2018.
Bahkan, saat diangkat menjadi KSAD, ia memimpin senior dari tiga angkatan di atasnya, yakni Letjen TNI Agus Surya Bakti, Letjen TNI Doni Monardo dan Letjen TNI Tatang Sulaiman. Termasuk juga rekan seangkatannya, Letjen M Herindra.
Saat itu, alasan Jokowi memilih Andika sebagai KSAD karena dia sudah memiliki banyak pengalaman.
ADVERTISEMENT
"Coba dilihat sajalah apa perjalanan karier dari Pak Andika. Saya kira cukuplah, sudah memenuhi semuanya," kata Jokowi di Istana Negara, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (22/11/2018).
"Ini kan kita melihat rekam jejak. Saya kira Pak Andika ini pernah di Kopassus, pernah di Kodiklat, pernah di Pangdam, pernah di Kostrad, sebelumnya juga pernah di Penerangan," lanjut dia.
Dan hari ini, Andika resmi diumumkan sebagai calon tunggal Panglima TNI. Andika berhasil menyisihkan dua nama lainnya yang juga memiliki peluang sebagai Panglima TNI, yakni KSAL Laksamana Yudo Margono dan KSAU Marsekal Fadjar Prasetyo.
Andika sebagai calon Panglima TNI juga sebenarnya sempat tercium saat ia turut melepas Jokowi yang akan menjalani kunjungan kerja ke luar negeri. Sebab, tak lazim seorang kepala staf mengantarkan presiden kunker. Pada hari itu juga diketahui Hadi Tjahjanto sedang berada di Singapura.
Mensesneg Pratikno yang mengantar dan menyerahkan langsung Surpres Panglima TNI kepada Puan Maharani berharap agar Surpres dapat segera diproses dan disetujui secepatnya.
ADVERTISEMENT
Pratikno juga berharap Jokowi dapat segera melantik Panglima TNI yang baru sebelum Hadi Tjahjanto pensiun.
"Sebagaimana kita tahu, Pak Hadi Tjahjanto telah memasuki akhir masa jabatan pada bulan November ini. Oleh karena itu, kami atas nama pemerintah sangat mengharapkan kepada Ibu Ketua DPR, Bapak Pimpinan DPR, dan seluruh anggota DPR untuk bisa segera memproses," tutup Pratikno.