Profil Arief Rosyid, Pengurus DMI yang Dipecat karena Palsukan Tanda Tangan JK

1 April 2022 19:51 WIB
·
waktu baca 3 menit
Arief Rosyid Hasan, Komisaris Independen BSI. Foto: Dok. BSI
zoom-in-whitePerbesar
Arief Rosyid Hasan, Komisaris Independen BSI. Foto: Dok. BSI
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Dewan Masjid Indonesia (DMI) mengambil tindakan tegas memecat Ketua Departemen Ekonomi DMI Arief Rosyid dalam rapat pleno karena telah memalsukan tanda tangan (TTD) Ketua Umum DMI Jusuf Kalla dan Sekjen DMI Imam Addaruqutni.
ADVERTISEMENT
Rapat pleno digelar dari jam 09.30-11.15 WIB Jumat (1/4) dan dipimpin Ketua Umum, Wakil Ketua Umum Syafruddin, KH Masdar F Mas'udi dan Sekjen Imam Addaruqutni.
"Pak Ketum yang memutuskan dalam rapat," kata Sekjen DMI Imam Addaruqutni, kepada wartawan di Jakarta, seperti dilansir Antara Jumat (1/4).
Diketahui, Arief Rosyid memalsukan tanda tangan Ketum dan Sekjen DMI dalam sebuah surat terkait agenda Undangan Kickoff Festival Ramadhan kepada Wakil Presiden Ma’ruf Amin.
Komisaris BSI, Arief Rosyid Hasan. Foto: @ariefrosyid.id
Surat bernomor 060.III/SUP/PP-DMI/A/III/2022, berisi undangan kepada wapres untuk menghadiri Festival Ramadhan serentak di seluruh Indonesia.
Kegiatannya, berupa pameran UMKM, kuliner halal, buka puasa bersama, dan berbagai kegiatan selama sebulan penuh Ramadhan.

Siapa Arief Rosyid?

Arief Rosyid Hasan lahir di Makassar tahun 1986. Dia dikenal aktif berorganisasi. Sembari studi S1 di Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Hasanuddin, dia aktif di HMI.
ADVERTISEMENT
Pada tahun 2013-2015 dia menjadi Ketum PB HMI sembari meneruskan studi S2 di Universitas Indonesia.
Suasana rapat DMI terkait proses pemecatan Arief Rosyid sebagai pengurus DMI. Foto: Dok. Istimewa
Aktivitasnya di bidang kepemudaan membuatnya diangkat sebagai pengurus DMI dengan jabatan Ketua Departemen Kaderisasi Pemuda dan Remaja pada tahun 2017.
Tak cuma aktif berorganisasi, Arief Rosyid juga terjun ke dunia bisnis. Pada tahun 2017, dia menjabat Komisaris PT Merial Media Utama hingga kini dan turut mendirikan MAR Consultant tahun 2018.
Aktivitasnya di dunia bisnis membuat Arief diangkat sebagai Wasekjen Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPP HIPMI) pada tahun 2019 hingga sekarang.
Arief lalu merambah ke politik nasional.
Komisaris BSI, Arief Rosyid Hasan. Foto: @ariefrosyid.id
Berdasarkan data yang dikumpulkan kumparan, Arief menyatakan dukungannya pada pasangan Jokowi-Ma'ruf dalam Pilpres 2019. Dia menduduki jabatan penting, menjadi Wakil Direktur Milenial Tim Kemenangan Nasional (TKN), organisasi pendukung Jokowi-Ma'ruf yang diketuai Erick Thohir.
ADVERTISEMENT
Dalam upayanya mendukung Jokowi-Ma'ruf, Arief yang masih tergolong muda ini juga tercatat mendirikan kelompok relawan milenial 'KitaSatu' untuk menjaring suara dukungan dari kaum muda.
Rapat pleno DMI yang dipimpin Ketua Umum Jusuf Kalla, Wakil Ketua Umum Syafruddin, KH Masdar F Masudi dan Sekjen Imam Addaruqutni. Foto: ANTARA/HO-Dokumen Pribadi
Tak hanya 'KitaSatu', Arief ini juga membentuk Jubir Milenial yang merupakan jejaring aktivis relawan muda pendukung Jokowi-Ma'ruf untuk mempromosikan program-program capres dan cawapres yang mereka usung.
Arief menjabat Komisaris PT Bank Syariah Mandiri tahun 2020-2021. Kemudian dia ditunjuk sebagai Komisaris Independen Bank Syariah Indonesia (BSI) yang efektif menjabat pada 1 Februari 2021.
Arief juga aktif menjadi pembicara di bidang kewirausahaan, kepemudaan, dan ekonomi umat. Sederet jabatan di organisasi yang berkaitan dengan kompetensinya masih diembannya hingga kini.
Klarifikasi DMI
Pada Sabtu (2/4), Dewan Masjid Indonesia mengklarifikasi soal pemecatan Ketua Departemen Ekonomi DMI Arief Rosyid dari organisasi tersebut.
ADVERTISEMENT
Menurut Sekretaris Jenderal , Imam Addaruqutni, Arief memang benar diberhentikan sebagai Ketua Departemen Ekonomi DMI. Tapi dia tak dipecat sebagai anggota DMI.
"Iya (dirotasi), ya sudah waktunya dirotasi aja," kata Imam saat dikonfirmasi kumparan, Sabtu (2/4).
"Belum (dipecat), dirotasi, diputer di situ jadi anggota biasa," sambung dia.
Imam tak menjawab tegas saat dikonfirmasi penyebab rotasi Arief apakah karena memalsukan tanda tangan Ketum DMI Jusuf Kalla dan dirinya. Dia hanya menyatakan rotasi tersebut merupakan kebutuhan organisasi.
"Organisasi membutuhkan rotasi itu," kata Imam.