Profil dan Sejarah Gereja Katedral Jakarta yang Dikunjungi Paus Fransiskus

4 September 2024 16:52 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gereja Katedral Jakarta, Jumat (30/8). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Gereja Katedral Jakarta, Jumat (30/8). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Paus Fransiskus telah berada di Jakarta sejak Selasa (3/9). Ia tiba di Bandara Soekarno-Hatta setelah menempuh penerbangan belasan jam dari Roma, Italia, dengan pesawat Airbus 300NEO milik maskapai ITA Airways.
ADVERTISEMENT
Di hari kedua ini, Rabu (4/9) agenda Paus bertemu dengan Presiden Jokowi di Istana Negara. Dia kemudian melanjutkan perjalanan ke Gereja Katedral Jakarta pada sore hari. Di Katedral Jakarta, Paus bertemu dengan uskup, imam, diakon, pelaku hidup bakti, seminaris, dan katekis.
Massa sudah memadati di sekitar Katedral sejak Rabu (4/9) pagi. Jalan yang membelah Katedral dan Masjid Istiqlal bahkan sudah sterilisasi.
Kemegahan Gereja Katedral terlihat saat berbagai ornamen penyambutan Paus dipersiapkan. Pilar-pilar Gereja Katedral semakin terlihat kokoh menyambut kedatangan Bapa Suci.
Suasana jelang kedatangan Paus Fransiskus di Gereja Katedral, Jakarta, Rabu (4/9/2024). Foto: Priscilla Brenda/kumparan

Sejarah Gereja Katedral Jakarta

Gereja Katedral Jakarta memiliki seni arsitektur neo-gotik, yang menjadikannya sebagai situs cagar budaya nasional. Gereja Katedral Jakarta berdampingan dengan Masjid Istiqlal, menjadi tempat ikonik, historis, dan simbolik yang menawarkan oase sejuk bagi yang datang.
ADVERTISEMENT
Dilansir dari situs katedraljakarta.or.id, gereja ikonik itu memiliki nama lengkap Gereja Katedral Jakarta yang Memiliki Pelindung St. Perawan Maria Diangkat ke Surga.
Paus Fransiskus tiba di Gereja Katedral, Jakarta, Rabu (4/9/2024). Foto: Youtube/Komsos Katedral Jakarta
Gereja itu telah menjalani perjalanan panjang dan berliku dalam dinamika zaman. Gereja ini diresmikan pada 21 April 1901 dan diberkati oleh Mgr. Edmundus Syibrandus Luypen, Serikat Jesus (SJ), vikoris apostolik Jakarta pada saat itu.
Ada banyak hal menarik dalam sejarah panjang yang menyertai perajalanan Gereja Katedral hingga kini.
Suasana jelang kedatangan Paus Fransiskus di Gereja Katedral, Jakarta, Rabu (4/9/2024). Foto: Youtube/Komsos Katedral Jakarta

1808

Gereja Katolik Pertama di Batavia diresmikan sejak berdirinya prefektur apostolik Batavia. Gereja tersebut berupa rumah bambu dan terletak di asrama tentara di sudut barat daya Buffelsvad atau Lapangan Banteng.
Gereja katolik pertama di Batavia pada tahun 1808. Foto: dok. katedraljakarta

1810

Gereja pindah ke gang Kenanga, daerah Senen. Diberkati oleh Pastor Jacobus Nelissen dengan nama St Loudvikus untuk menghormati Raja Louis yang mendukung pendirian umat Katolik di Hindia Timur. Bangunan tersebut merupakan bekas kapel Protestan yang tidak dipakai dan dapat menampung sekitar 200 orang. Bangunan ini merupakan pemberian dari Gubernur Jenderal HW. Daendels.
ADVERTISEMENT

1826

Kebakaran hebat terjadi di daerah Senen, termasuk gang Kenanga, yang menghanguskan 180 rumah. Api juga menghanguskan pastoran yang terbuat dari kayu dan bambu. Gereja tidak terkena kebakaran, tetapi menjadi sangat rapuh dan tak layak digunakan

1828

Dibeli tanah bekas rumah Letnan Gubernur Jenderal H.M. de Kock dinegosiasikan dengan bantuan Komisaris Jenderal keturunan Belgia yang beragama Katolik L.P.J du Bus de Gisignies.
Tahun 1828 dibeli tanah bekas rumah Letnan Gubernur Jendral H.M. de Kock , dinegosiasikan dengan bantuan Komisaris Jendral Keturunan Belgia yang beragama Katolik: L.P.J. du Bus de Gisignies. Foto: dok. katedraljakarta

1829

Berdirilah cikal-bakal Gereja Katedral sekarang. Gereja diberkati oleh Prefek Prinsen dengan nama De Kerk van Onze Lieve Vrouwe ten Hemelopneming-Gereja Santa Maria diangkat ke Surga sebagai Gereja Katedral

1880

Dilakukan perbaikan-perbaikan termasuk memindahkan menara dan menambahkan menara kecil di sisi kiri kanan.
Tahun 1880 dilakukan perbaikan -perbaikan termasuk memindahkan menara dan menambahkan menara kecil di sisi kiri dan kanan. Foto: dok.katedraljakarta

1890

ADVERTISEMENT
Tiga hari setelah Paskah, pukul 10.45 WIB, atap gereja runtuh. Sejak saat itu, kandang kereta kuda uskup di belakang pastoran menjadi katedral darurat. Digunakan selama 10 tahun.
Tahun 1890, tiga hari setelah paskah gereja runtuh. Foto: dok. katedraljakarta

1891

Dilakukan pemasangan pondasi sebagai tanda dimulainya pembangunan gereja baru. Rancangan bangunannya bergaya neo-gotik yang dibuat oleh seorang imam arsitek bernama Pater Antonius Dijkmans, SJ. Sayangnya pembangunan terhenti cukup lama karena ketiadaan dana.
Tahun 1891, dilakukan pemasangan pondasi sebagai dimulainyapembanunan gereja baru. Rancangan bangunan bergaya neo-gotik yang dibuat oleh seorang imam-arsitek bernama Pater Antonius Dijkmans. Foto: dok.katedraljakarta

1899

Pembangunan gereja dengan arsitektur neo-gotik dilanjutkan. Diawali dengan pemberkatan batu pertama di atas pondasi oleh Pater C.W.J Wenneker, SJ. Pembangunan dilakukan oleh insinyur M.J Hulswit (setelah Pater A. Dijkmans pulang ke Belanda 1894).
Pada tahun 1899, Pembangunan gereja dengan arsitektur neo-gotik dilanjutkan. Foto: dok. katedraljakarta

1901

21 April 1901
ADVERTISEMENT
Gereja Katedral dengan nama Pelindung Santa Perawan Maria diangkat ke Surga ditahbiskan oleh vikaris apostolik Batavia: Mgr. Edmundus Sybandrus Luypen, SJ. Dengan misa pontifikal yang diiringi untuk pertama kalinya oleh paduan suara Santa Cecilia yang didirikan oleh C.G.M van Arcen. Kelompok paduan suara ini masih ada sampai sekarang.