Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Profil dan Sejarah Gereja Katedral Jakarta yang Dikunjungi Paus Fransiskus
4 September 2024 16:52 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Paus Fransiskus telah berada di Jakarta sejak Selasa (3/9). Ia tiba di Bandara Soekarno-Hatta setelah menempuh penerbangan belasan jam dari Roma, Italia, dengan pesawat Airbus 300NEO milik maskapai ITA Airways.
ADVERTISEMENT
Di hari kedua ini, Rabu (4/9) agenda Paus bertemu dengan Presiden Jokowi di Istana Negara. Dia kemudian melanjutkan perjalanan ke Gereja Katedral Jakarta pada sore hari. Di Katedral Jakarta, Paus bertemu dengan uskup, imam, diakon, pelaku hidup bakti, seminaris, dan katekis.
Massa sudah memadati di sekitar Katedral sejak Rabu (4/9) pagi. Jalan yang membelah Katedral dan Masjid Istiqlal bahkan sudah sterilisasi.
Kemegahan Gereja Katedral terlihat saat berbagai ornamen penyambutan Paus dipersiapkan. Pilar-pilar Gereja Katedral semakin terlihat kokoh menyambut kedatangan Bapa Suci.
Sejarah Gereja Katedral Jakarta
Gereja Katedral Jakarta memiliki seni arsitektur neo-gotik, yang menjadikannya sebagai situs cagar budaya nasional. Gereja Katedral Jakarta berdampingan dengan Masjid Istiqlal, menjadi tempat ikonik, historis, dan simbolik yang menawarkan oase sejuk bagi yang datang.
ADVERTISEMENT
Dilansir dari situs katedraljakarta.or.id, gereja ikonik itu memiliki nama lengkap Gereja Katedral Jakarta yang Memiliki Pelindung St. Perawan Maria Diangkat ke Surga.
Gereja itu telah menjalani perjalanan panjang dan berliku dalam dinamika zaman. Gereja ini diresmikan pada 21 April 1901 dan diberkati oleh Mgr. Edmundus Syibrandus Luypen, Serikat Jesus (SJ), vikoris apostolik Jakarta pada saat itu.
Ada banyak hal menarik dalam sejarah panjang yang menyertai perajalanan Gereja Katedral hingga kini.
1808
Gereja Katolik Pertama di Batavia diresmikan sejak berdirinya prefektur apostolik Batavia. Gereja tersebut berupa rumah bambu dan terletak di asrama tentara di sudut barat daya Buffelsvad atau Lapangan Banteng.
1810
Gereja pindah ke gang Kenanga, daerah Senen. Diberkati oleh Pastor Jacobus Nelissen dengan nama St Loudvikus untuk menghormati Raja Louis yang mendukung pendirian umat Katolik di Hindia Timur. Bangunan tersebut merupakan bekas kapel Protestan yang tidak dipakai dan dapat menampung sekitar 200 orang. Bangunan ini merupakan pemberian dari Gubernur Jenderal HW. Daendels.
ADVERTISEMENT
1826
Kebakaran hebat terjadi di daerah Senen, termasuk gang Kenanga, yang menghanguskan 180 rumah. Api juga menghanguskan pastoran yang terbuat dari kayu dan bambu. Gereja tidak terkena kebakaran, tetapi menjadi sangat rapuh dan tak layak digunakan
1828
Dibeli tanah bekas rumah Letnan Gubernur Jenderal H.M. de Kock dinegosiasikan dengan bantuan Komisaris Jenderal keturunan Belgia yang beragama Katolik L.P.J du Bus de Gisignies.
1829
Berdirilah cikal-bakal Gereja Katedral sekarang. Gereja diberkati oleh Prefek Prinsen dengan nama De Kerk van Onze Lieve Vrouwe ten Hemelopneming-Gereja Santa Maria diangkat ke Surga sebagai Gereja Katedral
1880
Dilakukan perbaikan-perbaikan termasuk memindahkan menara dan menambahkan menara kecil di sisi kiri kanan.
1890
ADVERTISEMENT
Tiga hari setelah Paskah, pukul 10.45 WIB, atap gereja runtuh. Sejak saat itu, kandang kereta kuda uskup di belakang pastoran menjadi katedral darurat. Digunakan selama 10 tahun.
1891
Dilakukan pemasangan pondasi sebagai tanda dimulainya pembangunan gereja baru. Rancangan bangunannya bergaya neo-gotik yang dibuat oleh seorang imam arsitek bernama Pater Antonius Dijkmans, SJ. Sayangnya pembangunan terhenti cukup lama karena ketiadaan dana.
ADVERTISEMENT
1899
Pembangunan gereja dengan arsitektur neo-gotik dilanjutkan. Diawali dengan pemberkatan batu pertama di atas pondasi oleh Pater C.W.J Wenneker, SJ. Pembangunan dilakukan oleh insinyur M.J Hulswit (setelah Pater A. Dijkmans pulang ke Belanda 1894).
1901
21 April 1901
Gereja Katedral dengan nama Pelindung Santa Perawan Maria diangkat ke Surga ditahbiskan oleh vikaris apostolik Batavia: Mgr. Edmundus Sybandrus Luypen, SJ. Dengan misa pontifikal yang diiringi untuk pertama kalinya oleh paduan suara Santa Cecilia yang didirikan oleh C.G.M van Arcen. Kelompok paduan suara ini masih ada sampai sekarang.
Live Update