Profil Dr Novilia, Peneliti Sinovac dari Bio Farma yang Wafat karena COVID-19

7 Juli 2021 17:23 WIB
·
waktu baca 2 menit
clock
Diperbarui 13 Agustus 2021 14:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala Uji Klinis Biofarma Novilia Sjafri meninggal dunia usai terinfeksi Virus Corona. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Kepala Uji Klinis Biofarma Novilia Sjafri meninggal dunia usai terinfeksi Virus Corona. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Kepala Divisi Surveilans dan Uji Klinis Bio Farma, Dr dr Novilia Sjafri Bachtiar, MKes, meninggal dunia pada Rabu (7/7) di RS Santosa, Kota Bandung, Jabar.
ADVERTISEMENT
Sebagai Kepala Divisi Surveilans dan Uji Klinis Bio Farma, almarhum juga mengetuai tim uji klinis Sinovac dari Bio Farma.
Novilia juga merupakan dosen luar biasa di Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran (Unpad).
Situs Bio Farma melansir, Novilia berkarier di perusahaan pelat merah yang berbasis di Bandung itu sejak tahun 2001, dengan latar belakang pendidikan di bidang kedokteran.
Meski berbekal ilmu medis, vaksinologi dan uji klinis menjadi hal yang ditekuninya. Tercatat sudah lebih dari 30 uji klinis vaksin yang dilakukan dokter Novilia.
Novilia lahir di Pekanbaru pada 9 April 1969. Dia merupakan ibu dari tiga orang anak.
Infografik tokoh yang meninggal karena COVID-19. Foto: Nadia Wijaya/kumparan
Novilia menyabet gelar dokter dari Universitas Padjadjaran (Unpad) dan kemudian melanjutkan pendidikan sehingga meraih gelar master dan doktor. Berikut perjalanan akademiknya: - 1988-1992: Medical Science, Padjadjaran University, (UNPAD) Bandung, - 1992-1994: Post Graduate Medical Education, Padjadjaran University (UNPAD), Bandung.
ADVERTISEMENT
- 2010: Magister Program for Micro Biology, UNPAD - May 2012: Advance Vaccinology Course (ADVAC), Pasteur Meriaux, Annecy - 2016: Doctoral Program for Medicine Faculty, UNPAD
Bangga Berkarier di Bio Farma
Novilia pernah menulis soal kebanggaannya berkarier di Bio Farma.
"Ada sebuah kebanggaan tersendiri ketika saya dan tim pernah merintis satu bagian baru bernama Evaluasi Produk yang kemudian berubah nama menjadi Uji Klinis. Bagian ini dibuat saat Bio Farma mulai meluncurkan berbagai vaksin baru, sehingga dibutuhkan satu bagian khusus yang menangani uji klinis," ungkap Novilia di situs Bio Farma.
Kepala Divisi Surveilans dan Riset Klinis Bio Farma Dr Novilia Sjafri Bachtiar dr MKes. Foto: Dok pri/Antara
"Seperti umumnya peneliti, saya tak boleh berhenti pada satu kajian saja. Sejak ditempatkan sebagai staf evaluasi produk hingga saat ini, di Divisi Surveilans & Uji Klinis, saya dituntut untuk terus mengembangkan pengetahuan dan skill di bidang uji klinis dan imunologi. Banyak upaya yang ditempuh, antara lain membaca berbagai jurnal, berkontribusi dalam berbagai working group kelas dunia, training, hingga diskusi dengan para ahli di bidang imunologi, serta mengoptimalkan kesempatan menempuh pendidikan di bidang S2 dan S3 yang diberikan oleh Bio Farma," lanjut Novilia. Kabar meninggalnya Novilia karena corona dibenarkan Sekretaris Perusahaan Bio Farma, Bambang Heriyanto. "Iya (benar)," kata dia melalui pesan singkat.
ADVERTISEMENT
Bambang saat ditanya apakah Novilia sudah divaksin atau belum, tidak menjawab. Begitu juga terkait pertanyaan apakah Novilia memiliki komorbid atau tidak.
Terpisah, Kepala Kantor Komunikasi Publik Unpad Dandi Supriadi menuturkan, Novilia meninggal dunia karena terinfeksi virus corona.
"Terpapar COVID-19," kata dia.