Profil Erik Adtrada Ritonga, Bupati Labuhanbatu yang Di-OTT KPK

11 Januari 2024 15:16 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi KPK. Foto: Hedi/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi KPK. Foto: Hedi/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Bupati Labuhanbatu, Erik Adtrada Ritonga, terjaring operasi tangkap tangan (OTT) KPK pada Kamis (11/1) pagi. Erik ditangkap karena diduga terlibat kasus suap.
ADVERTISEMENT
"Iya benar salah satunya bupati," kata Kabag Pemberitaan KPK Ali Fikri saat dikonfirmasi.
Lalu bagaimana sebenarnya profil Erik?
Bupati Labuhanbatu Erik Adtrada. Foto: Instagram/@erikadtradaritonga
Dari penelusuran kumparan, Erik baru 3 tahun menjabat sebagai Bupati Labuhanbatu atau dilantik sejak 13 September 2021. Pria kelahiran 5 Mei 1980 ini menjadi bupati diusung Partai NasDem, Hanura, PDIP, dan PBM.
Kemenangannya sebagai bupati tidak berjalan mudah, perkara perselisihan hasil Pilkada Labuhanbatu pada 2021 tersebut sempat dibawa ke Mahkamah Konstitusi oleh lawannya dari calon nomor urut 3 Andi Suhaimi Dalimunthe dan Faizal Amri Siregar. Saat itu MK memenangkan Erik.
Selain sebagai politikus, Erik juga diketahui berprofesi sebagai dokter. Keluarganya pemilik salah satu rumah sakit di Labuhanbatu.
Erik mengenyam pendidikan sarjana di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara pada 1999-2004. Dia lalu melanjutkan magisternya ke Universitas Sari Mutiara Indonesia Medan pada 2016-2017.
ADVERTISEMENT
Sebelum jadi bupati, Erik juga pernah menjabat sebagai Direktur Rumah Sakit Elpi Al Azis (2015-sekarang) yang merupakan milik keluarganya, dan Anggota DPR-RI (2018-2019).
Belum diketahui detail kasus yang diduga melibatkan Erik. "Diduga menerima pemberian hadiah atau suap. Saat ini kami telah mengamankan beberapa pihak, sejumlah uang dan barang bukti lainnya," kata Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron.
Saat ini, ia masih berstatus terperiksa. KPK mempunyai waktu 1x24 jam untuk menentukan status hukum Erik.
"Kami masih terus melakukan pemeriksaan dan pendalaman, setelah selesai selanjutnya kami update," sambung Ghufron.