Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Profil Hanan Attaki: Ustaz Milenial hingga Dibaiat Masuk NU
12 Mei 2023 15:31 WIB
·
waktu baca 5 menitADVERTISEMENT
Tengku Hanan Attaki , ustaz milenial kelahiran Aceh , resmi jadi kader Nahdlatul Ulama (NU ). Pembaiatan Hanan Attaki ini dilakukan saat Halalbihalal 1444 Hijriyah Keluarga Besar Ponpes Sabilurrosyad Gasek sekaligus Haul KH Amad Noer, KH Mustamar, dan KH Murtadho Amin di Malang, Kamis (11/5).
ADVERTISEMENT
Pria kelahiran 31 Desember 1981 ini merupakan anak kelima dari enam bersaudara. Sejak kecil, Hanan Attaki dikenal cerdas dan selalu mendapatkan beasiswa sekolah.
Hanan Attaki juga sudah dekat dengan Al-Quran sejak kecil. Ia beberapa kali menjuarai lomba seni baca Al-Quran di daerahnya.
Bahkan karena prestasinya ini, usai lulus dari Ponpes Ruhul Islam Banda Aceh, Hanan Attaki mendapatkan beasiswa ke Universitas Al- Azhar, Kairo, di Fakultas Ushuluddin dengan jurusan Tafsir Al-Quran.
Saat di Kairo, Hanan Attaki tergolong mahasiswa yang aktif. Selain ikut kelompok studi Al-Quran, ia juga sempat menjadi pemimpin redaksi buletin kampus Salsabila.
Saat kuliah inilah, Hanan Attaki bertemu dengan istrinya, Haneen Akira, yang sama-sama kuliah di Al-Azhar. Haneen Akira yang asli Tuban, Jatim, ini dulu merupakan murid Kiai Marzuqi Mustamar yang kemudian membuat Hanan Attaki memutuskan bergabung dengan NU.
ADVERTISEMENT
Qari Internasional
Selama kuliah, ada banyak yang dilakukan oleh Hanan Attaki untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Mulai dari membangun bisnis katering, jualan bakso, hingga menjadi "joki" Hajar Aswad di Arab Saudi saat musim haji tiba.
Di tahun 2004, Hanan akhirnya berhasil menamatkan kuliahnya. Ia tak langsung pulang ke Indonesia dan masih rajin menjadi qari (laki-laki yang mahir dalam seni baca Al-Quran).
Di tahun 2005 ia terpilih menjadi qari terbaik versi Fajar TV, sebuah stasiun televisi di Kairo. Setelah itu, ia rajin mengisi acara tilawah di channel Fajar TV dan Iqro TV.
Hanan Attaki lalu pulang ke Indonesia dan sempat tinggal di Bandung bersama istri dan anaknya. Di sana ia mengajar di Sekolah Quran Tafsir (STQ) Habiburrahman dan Jendela Hati, serta menjadi Direktur Rumah Quran Salman di Institut Teknologi Bandung.
Pada tahun 2015, Hanan Attaki mendirikan gerakan Pemuda Hijrah sebagai media dakwah. Di gerakan ini, Hanan Attaki bersama teman-temannya berdakwah dan menggaet anak-anak muda untuk belajar agama Islam dengan cara kekinian.
ADVERTISEMENT
Sebagian besar ceramah Hanan Attaki mengambil tema rezeki, niat, doa, kesabaran, dan jodoh. Tema-tema yang digemari anak muda. Selain itu, Hanan Attaki juga banyak menyelipkan nilai-nilai Islam dalam video vlog traveling dan keseharian yang ia unggah di YouTube. Suara Hanan yang khas juga menjadi daya tarik tersendiri.
Tak ayal, pengikutnya di medsos sangat besar. Saat ini, channel YouTube-nya diikuti 2,5 juta subscriber dan akun Instagramnya mendekati 10 juta follower.
Namun, perjalanan dakwah Hanan tidak selalu mulus. Beberapa kali rencana ceramahnya di Jawa Timur terganjal oleh penolakan ataupun izin. MUI Jatim kala itu menilai, perbedaan kultur dakwah turut menjadi dasar penolakan tersebut.
ADVERTISEMENT
Tak cuma di Jatim, Hanan juga pernah ditolak berdakwah di Tegal, Jateng.
Dibaiat Masuk NU
Namun, penolakan sejumlah daerah tak membuat dakwah Hanan surut. Dia tetap aktif tampil menebarkan ilmu agama secara offline maupun online.
Hingga akhirnya muncul kabar Hanan masuk NU, organisasi massa Islam terbesar di Indonesia.
Hanan Attaki dibaiat dengan bimbingan Kiai Marzuki pada Kamis, 11 Mei 2023.
Baiat yang dibacakan oleh pengasuh Pondok Pesantren Sabilurrosyad Gasek Malang tersebut diikuti Hanan Attaki dengan disaksikan seluruh jemaah yang hadir.
ADVERTISEMENT
Hanan Attaki menceritakan, keputusannya ini berawal saat ia menjalankan ibadah umrah. Saat itu, ia berdoa agar dipertemukan dengan mursyid atau murobbi yang bisa membimbingnya berdakwah.
"Sepulang umrah saya mudik ke Jawa Timur, ke kampung istri di Tuban. Lalu, istri saya bilang bahwa Kiai Marzuki merupakan gurunya saat belajar di Malang. Kemudian istri saya ajak tabarruk, tanpa berpikir panjang langsung berangkat," ucap Hanan Attaki.
Saat bertemu Kiai Marzuki itu, Hanan Attaki merasa terharu mendengar cara Kiai Marzuki menjelaskan konsep dakwah yang diajarkan ulama Ahlussunnah wal Jamaah selama 100 tahun lebih itu. Setelah itulah, ia memutuskan untuk meminta Kiai Marzuki menjadi gurunya.
“Akhirnya, saya minta izin untuk diangkat menjadi murid beliau. Insyaallah, mulai detik ini akan saya syiarkan ajaran Aswaja ala NU kepada muslimin, khususnya anak-anak muda di Indonesia," tutupnya.
ADVERTISEMENT