Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.87.1
Profil Hotel-Kasino Grand Diamond City di Kamboja yang Terbakar dan Lukai 8 WNI
30 Desember 2022 13:23 WIB
·
waktu baca 4 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Hotel-kasino bintang empat ini merupakan bagian dari perusahaan perhotelan Grand Exclusive Poipet Cambodia. Sejak berdiri pada 2001, pihaknya menjadi fasilitas hiburan terkemuka di Asia yang terletak di jantung jalur Poipet di Perbatasan Internasional Kamboja.
Bisnis mereka sekarang menaungi dua hotel, yakni Grand Diamond City Hotel and Casino dan Poipet Resort and Casino.
Ada 190 kamar dan kasino seluas 5.000 meter persegi di Poipet Resort and Casino yang pertama kali dibuka di Distrik Ou Chrov, Kota Poipet, Provinsi Banteay Meanchey, Kamboja, pada Januari 2000.
Perusahaan itu kemudian mendirikan Grand Diamond City Hotel and Casino di Distrik Auchav, Kota Poipet, Provinsi Banteay Meanchey.
Hotel-kasino bintang empat ini menyediakan hingga 355 kamar dan kasino seluas 5.600 meter persegi sejak dibangun pada Oktober 2001.
ADVERTISEMENT
Kasino Ilegal
Kamboja melarang warga negaranya bermain di kasino dalam undang-undang. Kendati demikian, kasino telah menjadi bagian penting dalam industri pariwisata negara tersebut.
Kasino-kasino yang terletak dari Ibu Kota Phnom Penh hingga perbatasan dengan Vietnam dan Thailand menarik pengunjung jangka pendek dari negara-negara lainnya yang melarang perjudian di Asia. Salah satunya adalah Poipet di perbatasan dengan Thailand.
Pusat transportasi antara Kota Siem Reap di Kamboja dan Ibu Kota Bangkok di Thailand ini terkenal akan kasino yang menjamur tanpa izin operasi. Poipet merupakan rumah bagi banyak orang Thailand.
Pasalnya, hampir semua bentuk perjudian dianggap ilegal di Thailand. Alhasil, banyak warga negara tersebut melintasi perbatasan untuk berjudi secara legal maupun bekerja di industri perjudian.
ADVERTISEMENT
Pun dalam insiden kebakaran terbaru, banyak korbannya berasal dari Thailand. Sekitar 700 warga negara dalam kebakaran ini sudah diselamatkan dan dikirim ke rumah sakit di Thailand.
Korban Kebakaran
Sekitar 400 karyawan dan pelanggan berada dalam Grand Diamond City saat kebakaran terjadi sekitar pukul 23.30 pada Rabu (28/12).
Kobaran api telah menyebabkan gedung tersebut hangus ketika sore harinya pada Kamis (29/12). Operasi pencarian dan penyelamatan masih berlangsung hingga pagi hari pada Jumat (30/12).
Dikutip dari Reuters, kebakaran menewaskan sedikitnya 27 orang. Tetapi, Kamboja memperkirakan jumlah korban jiwa akan bertambah.
Kobaran api turut mencederai puluhan orang. Namun, angka pasti dan identitas korban belum dapat dikonfirmasi. Dikutip dari CNN, 70 orang lainnya ditemukan terluka pada Jumat (30/12).
ADVERTISEMENT
Dari puluhan korban cedera, delapan di antaranya adalah WNI.
Kementerian Luar Negeri RI memastikan, para korban tersebut tidak menderita luka serius. Dengan demikian, Kemlu RI menyerahkan penanganan korban kepada pihak berwenang Kamboja.
"Betul [8 orang], info dari pihak RS," terang juru bicara Kemlu RI, Teuku Faizasyah, pada Jumat (30/12).
"Mereka hanya dirawat tidak serius dan bisa pulang," imbuh dia.
Gambar dari Lokasi
Rekaman dari tempat kejadian menunjukkan orang-orang berkerumun di ambang jendela. AFP mengabarkan, orang-orang mati-matian melompat dari atap untuk menghindari kobaran api.
Kabar ini dikonfirmasi otoritas Kamboja. Beberapa korban tewas akibat melompat dari gedung terbakar karena panik melarikan diri.
Asap masih terlihat mengepul dari kompleks tersebut sekitar pukul 7 pagi pada Jumat (30/12). Barisan truk pemadam kebakaran pun tetap bersiaga di lokasi kebakaran.
ADVERTISEMENT
"Dua orang tewas seketika ketika mereka menyentuh tanah dan sekitar empat hingga lima [lainnya] patah kaki," jelas petugas dari Yayasan Penyelamatan Aranyaprathet, Peerapan Srisakorn.
Penyebab Kebakaran
Peerapan menduga, api bermula dari sebuah restoran yang terletak di lantai bawah sebelum menyebar ke bagian lain dari kompleks tersebut. Kondisi cuaca mungkin membantu api menyebar.
"Tadi malam angin kencang sekali," ungkap Peerapan.
"Api menyebar dengan cepat ke lantai atas dan kemudian ke setiap sisi, menelan seluruh bangunan," lanjut dia.
Hingga kini, pihak berwenang belum mengonfirmasikan penyebab kebakaran. Insiden itu terjadi setelah dua insiden fatal lainnya di tempat hiburan di negara tetangga, Thailand dan Vietnam.
Kebakaran yang melanda sebuah kelab malam Thailand menewaskan 26 orang pada Agustus. Hingga 32 orang juga tewas dalam kebakaran di sebuah bar karaoke di wilayah selatan Vietnam pada September.
ADVERTISEMENT
Kekhawatiran akan lemahnya peraturan kesehatan dan keselamatan di kawasan ini—terutama di bar, kelab malam, dan tempat hiburan lainnya—telah lama mendapatkan sorotan.
Terlebih, kebakaran besar pernah terjadi saat pesta Malam Tahun Baru di kelab Santika yang megah di Bangkok pada 2009. Insiden ini menewaskan 67 orang dan melukai lebih dari 200 lainnya. Pemilik kelab tersebut akhirnya dipenjara selama tiga tahun.