Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Profil Iwan Isnurwanto, Eks Awak KRI Nanggala Kini Jabat Panglima Koarmada II
28 April 2021 16:56 WIB
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Ia didapuk sebagai Panglima Koarmada II menggantikan Laksamana Muda TNI , I.N.G. Sudihartawan. Mutasi tersebut berdasarkan Surat Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/350/IV/2021 tanggal 26 April 2021 tentang pemberhentian dari dan pengangkatan dalam jabatan di lingkungan Tentara Nasional Indonesia.
Nama Laksda Iwan belakangan ini kerap wara wiri di media massa. Dalam jumpa pers di Markas TNI Cilandak, Jakarta Timur, Selasa (27/4), Laksda Iwan secara menggebu-gebu dan emosional menceritakan pengalamannya mengalami situasi blackout di dalam kapal selam KRI Nanggala-402 beberapa tahun yang lalu.
Iwan merupakan pria kelahiran Situbondo, 56 tahun yang lalu. Dirinya merupakan alumnus Akademi Angkatan Laut (AAL) angkatan ke-XXXIV/tahun 1988, dan berasal dari Korps Pelaut khususnya kapal selam. Ia mengawali penugasan sebagai Perwira Kapal Armatim di tahun 1989.
ADVERTISEMENT
Bisa dikatakan Laksda Iwan cukup akrab dengan KRI Nanggala. Usai mengikuti pendidikan Calon Awak Kapal Selam di tahun 1990, Iwan diangkat sebagai Asisten Kepala Divisi (Padiv) Komunikasi KRI Nanggala (1990), Kepala Divisi KRI Nanggala (1992), Padiv Sen KRI Nanggala (1993), dan W.S Kadepleksen KRI Nanggala-402 (1994).
Setelah itu, ia menjabat sebagai Kadepops KRI Nanggala-402 (1996), Palaksa KRI Naga Banda-404 (1997), Kadepops KRI Nanggala-402 (1999), Palaksa KRI Nanggala-402 (2000), dan Komandan KRI Cakra-401 (2005).
Pengalaman Black Out di KRI Nanggala
Laksda Iwan pernah mengalami sendiri kondisi blac kout saat masih menjadi awak KRI Nanggala hingga menjadi komandan KRI Cakra 401 yang setipe.
Saat itu, KRI Nanggala yang diawakinya mengalami black out sekitar pukul 00.00 WIB. Sesaat setelah gelap gulita, hanya lampu emergency yang menyala, bagian belakang kapal turun dan miring hingga 45 derajat.
ADVERTISEMENT
"Tidak sampai 10 detik [kapal turun] sampai 90 meter sehingga bisa membayangkan bagaimana posisi black out saat itu," tutur dia.
Saat itu, komandan kapal dan kepala kamar mesin langsung memerintahkan semua awak untuk lari ke bagian depan kapal. Tentu dengan kondisi kemiringan 45 derajat, semua awak harus merangkak.
Beruntung, kepala kamar mesin saat itu dengan cepat menemukan masalah yang menyebabkan kapal black out. Ada satu sikring yang putus. Setelah diperbaiki, komandan kapal memutuskan untuk mengembuskan tangki pemberat pokok dan tangki penahan tekan sehingga kapal bisa kembali mengapung.