Profil Mikhail Gorbachev: Reformis Uni Soviet Era Perang Dingin dan Peraih Nobel

31 Agustus 2022 8:36 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mantan pemimpin Uni Soviet Mikhail Gorbachev pada festival sastra lit.Cologne di 'Guerzenich' pada 13 Maret 2013 di Cologne, Jerman. Foto: Ralf Juergens/Getty Images
zoom-in-whitePerbesar
Mantan pemimpin Uni Soviet Mikhail Gorbachev pada festival sastra lit.Cologne di 'Guerzenich' pada 13 Maret 2013 di Cologne, Jerman. Foto: Ralf Juergens/Getty Images
ADVERTISEMENT
Tokoh yang berperan besar dalam mengakhiri Perang Dingin sekaligus eks pemimpin Uni Soviet terakhir, Mikhail Gorbachev, meninggal dunia pada Selasa (30/8). Ia wafat di usia 91 tahun akibat sakit parah berkepanjangan.
ADVERTISEMENT
Kabar meninggalnya Gorbachev disampaikan oleh berbagai media lokal, mengutip dari keterangan rumah sakit tempat Gorbachev dirawat, Central Clinical Hospital, Moskow.
“Mikhail Sergeyevich Gorbachev meninggal dunia malam ini akibat penyakit serius dan berkepanjangan,” lapor kantor berita Interfax.
Pemimpin Rusia pertama yang berusia lebih dari 90 tahun itu menghabiskan tahun-tahun senja hidupnya dengan keluar masuk rumah sakit. Gorbachev kerap sakit-sakitan dan menjalani karantina mandiri selama pandemi COVID-19.
Jenazah Gorbachev nantinya akan dimakamkan di Pemakaman Novodevichy, Moskow, Rusia, di samping makam sang istri yang telah lebih dahulu meninggal.
Presiden Rusia Vladimir Putin (kanan) berbicara dengan mantan Presiden Soviet Mikhail Gorbachev (kiri) sebelum konferensi pers bersama Kanselir Jerman Gerhard Schroeder dan Putin di kastil Gottorf di Schleswig, 21 Desember 2004. Foto: Alexander Nemenov/AFP
Sang istri, Raisa Gorbacheva, tutup usia pada 1999. Kini, Gorbachev menjadi pemimpin era Perang Dingin terakhir yang mengembuskan napas terakhirnya.
Sejak sudah tak lagi berkuasa dan Vladimir Putin memimpin Rusia selama dua dekade, Gorbachev menjadi terpinggir dari ranah politik. Hal tersebut dipicu oleh perbedaan pandangan yang dimiliki oleh masing-masing tokoh bersejarah di Negeri Beruang Merah itu.
ADVERTISEMENT
Sesekali, Gorbachev dikabarkan menyerukan Kremlin dan Gedung Putih untuk kembali memperbaiki hubungan yang semakin menjauh sejak Rusia mencaplok Krimea di tahun 2014 dan diperburuk dengan peluncuran operasi militer khususnya di Ukraina pada Februari lalu.
Berikut pemaparan singkat tentang profil Mikhail Gorbachev yang telah dikumpulkan oleh kumparan dan disadur dari berbagai sumber.

Kilas Balik Gorbachev dan Kiprahnya dalam Sejarah Politik Rusia

Lahir pada 2 Maret 1931 di sebuah desa terpencil Privolnoye, Stavropol, Rusia, Gorbachev berhasil mengemban pendidikan hingga ke tingkat tinggi.
Ia merupakan lulusan sarjana Fakultas Hukum di kampus bergengsi Rusia, Moscow State University, pada 1955. Ia lalu kembali ke kota asalnya dan melanjutkan studi di Stavropol Agricultural Institute.
Langkahnya di ranah politik dimulai pada 1952, saat ia lulus dari studi magisternya dan bergabung dengan Partai Komunis Uni Soviet. Seiring berjalannya waktu, ia dilantik menjadi anggota Komite Sentral pada 1971.
ADVERTISEMENT
Gorbachev menorehkan sejarah terhadap ideologi konservatif Uni Soviet kala itu dengan memperkenalkan gerakan reformasi politik dalam negeri Rusia, glasnost dan perestroika.
Mantan pemimpin Uni Soviet Mikhail Gorbachev. Foto: Stephane Bentura/AFP
Glasnost adalah kebijakan tentang kebebasan berpendapat, berdiskusi tentang isu-isu yang kala itu dinilai sensitif untuk dibicarakan di tempat umum, yakni terkait politik dan sosial.
Sementara perestroika memiliki makna kebijakan reformasi politik dan ekonomi.
Kebijakan glasnost dan perestroika yang dibawa Gorbachev memicu perdebatan publik besar-besaran yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah Rusia.
Gagasan tersebut membangkitkan rasa nasionalisme di kalangan masyarakat sekaligus mendorong pecahnya aksi separatisme.
Mengenang Lenin, 100 Tahun Revolusi Rusia Foto: REUTERS/Pavel Rebrov
Kala itu, kaum nasionalis mulai mendesak kemerdekaan negara-negara republik di kawasan Baltik, seperti Latvia, Lithuania, Estonia, dan lainnya.
Gorbachev adalah eks pemimpin negara komunis Uni Soviet terakhir, sebelum akhirnya blok itu terpecah menjadi 15 negara-negara independen pada 1991.
ADVERTISEMENT
Ia memenangkan pemilihan umum untuk jabatan tersebut pada Maret 1990 dan mengundurkan diri pada 25 Desember 1991.

Gorbachev Dianugerahi Nobel Perdamaian atas Jasanya

Sosok Gorbachev berperan besar dalam berakhirnya Perang Dingin dan reformasi besar-besaran Uni Soviet menjadi negara Federasi Rusia.
Ia menorehkan sejarah baru dengan meredakan ketegangan nuklir antara Amerika Serikat-Uni Soviet di sekitar era 1980-an serta mengeluarkan negara-negara di Eropa Timur dari balik ‘Tirai Besi’.
Gorbachev dianugerahi Nobel Perdamaian berkat keberhasilannya bernegosiasi dengan mantan Presiden AS Ronald Reagan terkait pakta senjata nuklir dan perannya dalam meruntuhkan Tembok Berlin sehingga reunifikasi Jerman terwujud.
Berkat reputasinya yang luar biasa di luar negeri dan pemerolehan Nobel Perdamaian itu, Gorbachev mulai melakukan berbagai kegiatan yang membawa dampak sosial dan politik.
Kerumunan besar sekitar 250.000 orang berkumpul di depan sisa-sisa Reichstag, Berlin, Jerman pada 26 Agustus 1948. Foto: AFP
Ia mendirikan Partai Union of Social Democrats pada 2007. Namun partai ini tidak bertahan lama diakibatkan oleh sedikitnya anggota partai.
ADVERTISEMENT
Kemudian ia membuka yayasan think-thank berbasis di Moskow yang mulai aktif sejak 1992, Gorbachev Foundation. Yayasan ini aktif dalam meneliti era perestroika serta isu-isu terkini soal sejarah dan politik Rusia.
Tak hanya itu, Gorbachev juga menjadi co-founder kantor surat kabar lokal Rusia, Novaya Gazeta, yang kerap menyuarakan kritik terhadap Pemerintahan Kremlin hingga saat ini.
Namun seperti media independen Rusia pada umumnya, Novaya Gazeta mendapat tekanan yang semakin besar selama dua dekade pemerintahan Putin.

Sosok Reformis Soviet yang Disayang oleh Barat

Sejak menjabat sebagai pemimpin Uni Soviet pada Maret 1990, sosok Gorbachev sangat dikagumi di luar negeri. Ia bahkan diberikan nama panggilan khusus oleh rekan Baratnya, yakni ‘Gorby’.
Oleh karena itu, kematian Gorbachev sontak turut menyiratkan kesedihan yang mendalam bagi para rekan-rekan dekatnya di Eropa. Deretan pemimpin ternama Eropa berbondong-bondong mengucapkan belasungkawanya.
ADVERTISEMENT
Kepala Komisi Eropa Ursula von der Leyen pada Selasa (30/8) menyampaikan duka atas kematian Gorbachev dalam cuitannya di Twitter. Ia memuji Gorbachev sebagai pemimpin yang dipercaya dan dihormati.
Mantan pemimpin Uni Soviet Mikhail Gorbachev. Foto: Pascal Guyot/AFP
“Dia (Gorbachev) memainkan peran penting untuk mengakhiri Perang Dingin dan meruntuhkan Tirai Besi. Ini membuka jalan bagi Eropa yang bebas. Warisan ini adalah salah satu yang tidak akan kami lupakan,” kenang dia.
Eks Perdana Menteri Inggris Boris Johnson juga mengungkapkan rasa terpukulnya akibat kepergian Gorbachev. Johnson yang baru mengundurkan diri pada Juli lalu itu menyampaikan rasa kagumnya terhadap Gorbachev.
“Saya sedih mendengar kematian Gorbachev. Saya selalu mengagumi keberanian dan integritas yang dia tunjukkan dalam membawa Perang Dingin ke kesimpulan yang damai,” kata Johnson, seperti dikutip dari AFP.
ADVERTISEMENT
“Di masa agresi Putin di Ukraina, komitmennya yang tak kenal lelah untuk membuka masyarakat Soviet tetap menjadi teladan bagi kita semua,“ pungkasnya, merujuk pada operasi militer khusus Moskow di Ukraina.