Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Profil Muchlis Hanafi, Penerjemah Pilihan Presiden Jokowi
6 Maret 2017 21:29 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
ADVERTISEMENT
Ada yang tertinggal dari kunjungan Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud ke Indonesia awal Maret ini. Kesan dan sejarah, begitulah kunjungan ribuan warga Saudi membekas di benak Muchlis Hanafi.
ADVERTISEMENT
Muchlis terlibat banyak dalam awal momen pertemuan antara pemimpin kedua negara. Di hari pertama, ia yang sejatinya menjadi penerjemah Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, diminta secara khusus oleh Presiden Joko Widodo untuk justru menemani dan menjadi penerjemahnya.
"Tentu banyak yang berkesan. Itu hari bersejarah bagi saya," aku Muchlis kepada kumparan di kantornya, Senin (6/3).
"Saya pribadi sebagai seorang Muslim melayani bukan hanya sebagai kepala negara dan raja, namun saya lihat beliau sebagai orang yang mendedikasikan hidupnya melayani dua kota suci itu. Sangat istimewa," cerita ayah empat orang anak tersebut tentang pertemuannya dengan Raja Salman.
Sebetulnya, laki-laki yang tahun ini berumur 46 tahun ini bukan orang baru dalam dunia Ring 1 seperti ini. Ia telah kerap terlibat dalam proses penerjemahan dalam kunjungan tamu-tamu negara sejak masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono.
ADVERTISEMENT
"Saya mulai menjadi penerjemah presiden di tahun 2006 saat zaman SBY untuk beberapa tamu pemerintah, mulai dari presiden, perdana menteri, duta besar, dan sebagainya," ucapnya. Muchlis yang merupakan pakar tafsir Al Quran dan menjadi pengajar di program Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta jelas tak kikuk dalam pekerjaan semacam itu.
Mukhlis menyelesaikan pendidikannya di Universitas Al-Azhar, Kairo, dengan jurusan Tafsir dan ilmu-ilmu Al Quran. Pendidikan dari S-1 hingga S-3 ia selesaikan di sana. Tak diragukan lagi keunggulannya apabila hanya sekedar untuk menjadi penerjemah.
"Saya sekarang lebih sebagai penerjemah simultan. Kalau di lembaga konferensi internasional paling besar waktu KTT Asia-Afrika dua tahun lalu. Ada Presiden Iran dan Jordania, saya menerjemahkan tapi tidak langsung di depan presiden," lanjut laki-laki yang kini menjabat sebagai kepala lajnah Al Quran di Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama.
ADVERTISEMENT