Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Profil Muhammad Yunus, Peraih Nobel Perdamaian yang Kini Pimpin Bangladesh
7 Agustus 2024 13:15 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Peraih Nobel Perdamaian, Muhammad Yunus, resmi dipilih untuk memimpin pemerintahan sementara Bangladesh setelah eks Perdana Menteri Sheikh Hasina mengundurkan diri dan kabur akibat protes besar-besaran yang menentang kekuasaannya.
ADVERTISEMENT
Pria yang dikenal sebagai "bankir untuk kaum miskin" dan kritikus Hasina itu akan bertindak sebagai penjabat perdana menteri hingga pemilihan baru diadakan.
Dikutip dari AP, keputusan itu diambil dalam pertemuan yang melibatkan pemimpin protes mahasiswa, kepala militer, anggota masyarakat sipil, dan pemimpin bisnis Bangladesh.
Pengunduran diri Hasina terjadi setelah berminggu-minggu protes terhadap perubahan sistem kuota untuk alokasi pekerjaan pemerintah. Meskipun ekonomi di masa kepemimpinannya terus berkembang, pemerintah semakin otoriter.
Yunus diminta pemimpin mahasiswa untuk memimpin pemerintahan interim. Dalam sebuah diskusi, pria berusia 83 tahun itu setuju untuk mengambil peran tersebut, meskipun ia belum memberikan komentar resmi.
Ia menyebut pengunduran diri Hasina sebagai "hari kemerdekaan kedua" bagi Bangladesh. Saat ini dirinya masih berada di Paris sebagai penasihat Olimpiade.
ADVERTISEMENT
Yunus menerima Nobel Perdamaian pada 2006 karena usahanya dalam mengembangkan mikro kredit melalui Grameen Bank.
Ia merupakan seorang ekonom dan bankir yang mendirikan Grameen Bank pada 1983 untuk memberikan pinjaman kecil kepada pengusaha yang biasanya kesulitan memenuhi syarat untuk mendapatkan pinjaman.
Bank tersebut sukses mengangkat banyak orang dari kemiskinan dan menjadi model bagi upaya mikrofinansial di negara lain.
Namun, Yunus mengalami masalah dengan Hasina pada 2008 ketika pemerintahannya mulai menyelidiki kegiatan Grameen Bank. Yunus dipecat sebagai direktur pelaksana bank pada 2011 dan menghadapi berbagai tuduhan, termasuk penggelapan dana.
Menurut para pendukungnya, Yunus menjadi target karena hubungannya yang dingin dengan Hasina.
Yunus lahir pada 1940 di Chittagong, sebuah kota pelabuhan di Bangladesh. Ia meraih gelar doktor dari Universitas Vanderbilt di Amerika Serikat dan sempat mengajar di sana sebelum kembali ke Bangladesh.
ADVERTISEMENT
Dengan Yunus di pucuk pimpinan Bangladesh, banyak yang berharap akan ada perubahan positif dalam politik dan ekonomi Bangladesh.