Profil Nahel M: Remaja Keturunan Arab Pemicu Rusuh Besar di Prancis

3 Juli 2023 12:06 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Orang-orang mengikuti pawai sebagai penghormatan kepada Nahel, seorang remaja berusia 17 tahun yang dibunuh oleh seorang polisi Prancis, di Nanterre, pinggiran kota Paris, Prancis, 29 Juni 2023. Foto: Sarah Meyssonnier/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Orang-orang mengikuti pawai sebagai penghormatan kepada Nahel, seorang remaja berusia 17 tahun yang dibunuh oleh seorang polisi Prancis, di Nanterre, pinggiran kota Paris, Prancis, 29 Juni 2023. Foto: Sarah Meyssonnier/REUTERS
ADVERTISEMENT
Prancis berkecamuk sejak pekan lalu. Kematian Nahel M. di tangan polisi Prancis pada Selasa (27/6) jadi penyebabnya.
ADVERTISEMENT
Nahel kehilangan nyawa di usia sangat muda 17 tahun. Nyawanya melayang ketika polisi sedang menggelar razia lalu lintas di Nanterre.
Nahel diketahui tinggal di kawasan perumahan Pablo Picasso di Nanterre, pinggiran Paris. Area itu dikenal sebagai wilayah mayoritas ditinggali oleh imigran.
Orang-orang mengikuti pawai sebagai penghormatan kepada Nahel, seorang remaja berusia 17 tahun yang dibunuh oleh seorang polisi Prancis, di Nanterre, pinggiran kota Paris, Prancis, 29 Juni 2023. Foto: Sarah Meyssonnier/REUTERS
Ibu dari Nahel adalah keturunan Arab-Aljazair. Aljazair, di Afrika bagian utara, dulunya pernah dijajah Prancis. Sebagian besar imigran dari Afrika Utara di Prancis berasal dari Aljazair.
Laporan AFP, Nahel, dibesarkan seorang diri oleh sang ibu.
Belum banyak latar belakang yang diungkap media Prancis mengenai latar belakang Nahel dan keluarga. Sang ibu pun masih irit bicara terkait kematian anaknya.
"Ia adalah teman baik saya dan segalanya bagi saya," kata ibu Nahel, Mouina.
Kendaraan yang terbakar selama bentrokan antara pengunjuk rasa dan polisi, setelah kematian Nahel, seorang remaja berusia 17 tahun yang dibunuh oleh seorang petugas polisi Prancis, di Nanterre, pinggiran Paris, Prancis, Rabu (28/6/2023). Foto: Stephanie Lecocq/REUTERS
"Saya hanya menyalahkan satu orang, dia yang mengambil nyawa anak saya," sambung dia.
ADVERTISEMENT
Sang nenek, Nadia, meminta kerusuhan dihentikan dan mengakui rasa duka mendalam kehilangan Nahel.
"Berhenti jangan rusuh," kata Nadia saat diwawancarai lewat telepon oleh saluran televisi BFM.
"Ini sudah berakhir, putri saya tidak lagi punya kehidupan. Dan begitu juga saya. Mereka membuat saya kehilangan putri dan anak saya," sambung Nadia.

Pribadi Pendiam

Mobil-mobil, yang dibakar selama bentrokan malam antara pengunjuk rasa dan polisi, menyusul kematian Nahel, seorang remaja berusia 17 tahun, di sebuah jalan di Nanterre, pinggiran Paris, Prancis, Kamis (29/6/2023). Foto: Gonzalo Fuentes/REUTERS
Warga sekitar tempat tinggal Nahel turut terkejut atas kematian sang remaja. Sebab, semasa mereka tidak melihat alasan kenapa polisi sampai mesti menembak mati Nahel.
"Nahel sosok pendiam," kata seorang tetangganya, Saliha.
"Dunia macam apa yang punya alasan bagi mereka untuk membunuhnya," ucap dia.
Sebulan sebelum Nahel meninggal dunia, sebuah keinginannya sempat jadi nyata. Nahel terpilih untuk tampil pada video klip raper favoritnya, Jul.
ADVERTISEMENT
Mengetahui kematian Nahel, Jul, meminta untuk membantu keuangan keluarga Nahel. Ia juga menyebut Nahel sebagai 'adiknya'.