Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Aksi demo yang dilakukan LSM atau ormas Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia (GMBI ) di Polda Jabar, Bandung, pada Kamis (27/1) berujung ricuh. Awalnya, mereka mendesak kasus dugaan pengeroyokan terhadap anggotanya di Karawang pada November 2021 yang menewaskan satu orang diusut tuntas.
ADVERTISEMENT
Namun, dalam aksinya mereka mencoba merobohkan pagar markas polisi itu dan mengeroyok polisi yang bertugas. Akibatnya, ratusan anggota hingga ketua umum GBMI ditangkap. Bahkan, 19 orang di antaranya terkonfirmasi positif narkoba.
Profil GMBI dan Kiprahnya
GMBI didirikan pada 2002 oleh M Fauzan Rachman, mantan caleg DPRD Jabar dari Partai Demokrasi Kebangsaan.
GMBI berkantor pusat di Bandung, Jawa Barat. Ketika KPK tengah mengusut kasus dugaan rekening gendut Komjen Pol Budi Gunawan alias Komjen BG, GMBI melaporkan eks Ketua PPATK Yunus Husein dan majalah Tempo ke polisi pada tahun 2015.
Pada tahun 2017, GMBI melaporkan eks petinggi KPK Abraham Samad dan Bambang Widjojanto, dalam kasus yang sama.
GMBI juga pernah melakukan aksi mendukung Budi Gunawan dalam sidang praperadilan dan demo ke gedung KPK hingga berakhir ricuh.
ADVERTISEMENT
GMBI juga pernah terlibat konflik dengan FPI terkait pemeriksaan Habib Rizieq Syihab. Massa FPI saat itu diserang yang mengakibatkan beberapa orang terluka dan satu mobil rusak.
Moto GMBI adalah 'NKRI Harga Mati'. Mereka memiliki cabang yang tersebar di Jawa Barat dan sejumlah wilayah di Indonesia.
Eks Kapolda Pernah Jadi Pembina
Anton Charliyan, eks Kapolda Jabar, pernah menjadi dewan pembina GMBI. Namun, pada tahun 2018, Anton sudah tidak lagi menjadi pembina GMBI karena ada perbedaan visi dan misi.
Anton tak menyebutkan detail apa visi misi yang berbeda antara dia dan organisasi GMBI itu. Yang pasti, sebelum tahun 2018 itu, dia mengaku memang menjadi pembina GMBI selama 10 tahun sejak tahun 2008 alias semasa menjadi anggota Polri aktif.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut Anton mengatakan apa yang dilakukan anggota GMBI di Polda Jabar kemarin membuatnya prihatin.
"Prihatin. Tak bisa hukum diintervensi. Kemudian jangan bertindak anarkis saat menyampaikan pendapat, apalagi sampai merusak fasilitas publik dan menyerang alat negara," kata Anton kepada wartawan di Tasikmalaya, Jumat (28/1/2022).
Namun, kata Anton, anggota GMBI hendaknya menyampaikan aspirasi dengan santun dan tidak sampai ricuh. Terlebih, dia menyoroti adanya salah satu anggota GMBI yang menunggangi patung Maung Lodaya.
"Perilaku itu sangat tidak etis dan bisa menyinggung institusi Polri.Ya Memang itu hanya sebuah patung, kita bukan mengagungkan patung. Tapi 'Maung Lodaya' itu adalah simbol yang menjadi spirit anggota Polri, khususnya di Jawa Barat," kata dia.
Anton mengimbau kepada GMBI untuk mengevaluasi sikapnya atas tindakan kemarin. Dia juga meminta anggota GMBI lainnya tunduk dan patuh terhadap aturan hukum yang berlaku.
ADVERTISEMENT
"Ya harus mengedepankan logika, jangan emosi. Kemudian ingin saya tegaskan bahwa saya sudah tidak di GMBI dan tidak terkait dengan insiden kemarin," kata Anton.
Gubernur Jabar Mengecam
Aksi anarkistis GMBI di markas Polda Jabar juga mendapat kecaman dari Gubernur Jabar Ridwan Kamil.
"Tindakan anarkis, perusakan dan pelecehan oleh kelompok ormas yang melakukan demonstrasi di depan Markas Polda Jawa Barat dan sangat mendukung tindakan tegas dan penangkapan dari kepolisian @humaspolda.jabar untuk mereka yang mengganggu ketertiban dan melanggar hukum," tulis Ridwan Kamil di akun medsosnya.
Sedang Ketum GMBI Fauzan minta maaf.
“Saya secara pribadi dan sebagai ketua umum memohon maaf kepada Kapolda Jabar beserta jajarannya atas kerusakan yang terjadi. Saya siap bertanggung jawab dan akan menindak tegas anggota GMBI yang terlibat,” kata Fauzan kepada wartawan.
ADVERTISEMENT