Profil Oscar Surjadi, Pendeta yang Berpidato pada Aksi Protes AS

11 Juni 2020 13:05 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi gereja Foto: Donations are Appreciated/Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi gereja Foto: Donations are Appreciated/Pixabay
ADVERTISEMENT
Nama Oscar Surjadi ramai jadi perbincangan belakangan ini di media sosial. Pendeta Indonesia di Portland, Amerika Serikat, ini menuai pro dan kontra akibat pidatonya pada aksi protes.
ADVERTISEMENT
Dalam pembukaan awal pidatonya Kamis pekan lalu pada protes kematian George Floyd, Surjadi menyinggung soal diskriminasi di Indonesia.
"Saya lahir di Indonesia, jadi saya tahu apa itu prasangka dan diskriminasi. Saya kira saya bisa lari jauh dari Indonesia dan datang ke sini untuk menghirup kebebasan." kata Surjadi dalam aksi Kamis lalu itu.
Surjadi telah memberikan klarifikasi kepada Voice of Amerika Indonesia (VoA Indonesia). Dia mengatakan tak bermaksud menjelekkan Indonesia dari pernyataannya itu.
"Kalau mereka melihat keseluruhannya dari awal dan akhir, saya itu sebenarnya tidak menjelekkan Indonesia," kata pemimpin gereja City Blessing di Portland ini.
Mengutip situs resmi City Blessing Church, Surjadi telah memimpin gereja di 78th Ave kota Portland, Oregon, itu sejak 1998. Surjadi sendiri lahir di Jakarta dari keluarga pendeta dan rohaniawan Kristen.
ADVERTISEMENT
Dia memutuskan keluar dari sekolah bisnis dan kariernya di New York pada 1995 untuk sepenuhnya mengabdi menjadi rohaniawan. Kemudian, dia melanjutkan studi Alkitab di Philadelphia College.
Surjadi pindah tempat pendidikan dan lulus studi Alkitab di Valley Forge University Bible Seminary, kota Phoenixville, Pennsylvania.
Dalam wawancara dengan VoA Indonesia Selasa lalu, Surjadi mengatakan telah meninggalkan Indonesia sejak tahun 1987. Namun ketika itu dia berada di Singapura, sebelum akhirnya pindah ke Amerika Serikat.
Awalnya City Blessing Church, kata Surjadi, adalah gereja untuk komunitas Indonesia di Portland dan khotbah disampaikan dalam bahasa Indonesia. Namun sejak 2007, banyak juga warga AS yang beribadah di gereja tersebut.
"Memang banyak orang Indonesia, tapi kini bukan lagi gereja Indonesia. Semua bisa datang, international church, Singapura, Malaysia, Filipina. Sejak 2007 sudah menggunakan bahasa Inggris," kata Surjadi dalam wawancara dengan VoA Indonesia.
ADVERTISEMENT
Dari Portland, Surjadi disebut telah membuka gereja lainnya di New York, Washington DC, dan Philadelphia.
Surjadi mengatakan, dia memiliki kedekatan dengan para pendeta Afrika-Amerika di Oregon. Itulah sebabnya dia diminta datang pada aksi pekan lalu dan berpidato.
Belum diketahui apakah Surjadi masih memegang kewarganegaraan Indonesia atau sudah jadi WN Amerika Serikat.