Profil Presiden Terpilih UEA MBZ, dari Balik Takhta hingga Berkuasa Resmi

14 Mei 2022 19:18 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sheikh Mohammed bin Zayed Al Nahyan Foto: Reuters/Adnan Abidi
zoom-in-whitePerbesar
Sheikh Mohammed bin Zayed Al Nahyan Foto: Reuters/Adnan Abidi
ADVERTISEMENT
Sebagaimana prediksi, Putra Mahkota Abu Dhabi Mohammed bin Zayed Al Nahyan (MBZ) ditunjuk sebagai presiden Uni Emirat Arab (UEA) pada Sabtu (14/5/2022).
ADVERTISEMENT
MBZ telah lama dipandang sebagai sosok berkuasa yang membangkitkan negara itu di mata dunia. Kini, dia resmi mengonsolidasikan kekuasaannya usai mengisi jabatan kakaknya, Sheikh Khalifa bin Zayed Al Nahyan, yang wafat pada Jumat (13/5/2022).
Selama bertahun-tahun, Skeikh Mohamed menuntun UEA dari belakang takhta. Meski baru resmi menempati posisi orang nomor satu usai ditunjuk oleh Dewan Tertinggi Federal UEA, dia telah mencengkeram negara itu sejak 2004.
Duta Besar AS, Richard Olson, menyebut MBZ sebagai penguasa UEA sesungguhnya dalam catatan yang bocor pada 2009.
Putra Mahkota Abu Dhabi Sheikh Mohammed bin Zayed Al Nahyan menghadiri pemakaman Presiden Uni Emirat Arab Sheikh Khalifa bin Zayed Al Nahyan, di pemakaman Al Bateen di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, Jumat (13/5/2022). Foto: Kementerian Kepresidenan/Handout via REUTERS
MBZ memiliki citra yang rendah hati dan tampak enggan berbicara di hadapan umum. Namun, ambisinya menonjol jelas dalam beberapa tahun terakhir seiring negara itu dia pimpin hingga meraih gelar sebagai pemain regional yang tangguh.
ADVERTISEMENT
Pria berusia 61 tahun itu menjadi pemimpin Teluk pertama yang mencapai normalisasi hubungan dengan Israel. Liga Arab mendesak isolasi Tel Aviv hingga menyetujui pembentukan negara Israel. Namun, MBZ melanggar konsensus tersebut tanpa keraguan.
Berkat dorongannya, UEA juga membangun program tenaga nuklir dan mengirim warganya ke luar angkasa dalam waktu singkat.
Pada Juli 2020, negara yang dikenal atas gedung pencakar langitnya itu kemudian bergabung dalam klub elite dengan meluncurkan misi ke Mars.

Otot Militer

Putra Mahkota Abu Dhabi Sheikh Mohammed bin Zayed Al Nahyan. Foto: Adem ALTAN / AFP
Kecakapan MBZ merupakan sesuatu yang diwariskan dan diraih. Sheikh Mohamed adalah putra ketiga dari pendiri UEA, Sheikh Zayed bin Sultan Al Nahyan.
Dia lahir di ibu kota pada 11 Maret 1961. Ketika usia sekolah, Sheikh Mohamed dikirim ke Akademi Militer Kerajaan Sandhurst di Inggris pada 1979.
ADVERTISEMENT
MBZ melesat mencapai pangkat komandan angkatan udara, wakil kepala staf, dan akhirnya, kepala staf pada Januari 1993. Setahun kemudian, dia menyentuh pangkat jenderal.
Presiden Prancis Emmanuel Macron (kiri) bertemu dengan Putra Mahkota Abu Dhabi Mohammed bin Zayed al-Nahyan di emirat Teluk Dubai. Foto: Adem ALTAN / AFP
Sheikh Mohamed tidak hanya memiliki otot militer. Dia juga digembar-gemborkan sebagai pemimpin oleh para diplomat. MBZ menjalin hubungan di beragam ibu kota dunia, khususnya Barat.
Dia diyakini mengambil keputusan untuk mengerahkan pasukan di Yaman pada 2015. Langkah itu merupakan bagian dari kampanye militer yang dipimpin Arab Saudi untuk melawan pemberontak Huthi yang didukung Iran.

Pemain Ulung

Paus Fransiskus berjabat tangan dengan Pangeran Mahkota Abu Dhabi Mohammed bin Zayed Al-Nahyan dalam upacara penyambutan di Istana Presiden di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab. Foto: Vatican Media/­Handout via REUTERS
Saat pengukuhan Louvre Abu Dhabi pada November 2017, MBZ meminta penguasa Dubai, Mohammed bin Rashid, menggantikannya berpidato. Sheikh Mohamed memang jarang muncul di muka umum. Kendati demikian, jangkauannya tidak dapat diremehkan.
ADVERTISEMENT
UEA memupuk hubungan perdagangan dan politik di seluruh kawasan melalui arahan MBZ. Sheikh Mohamed juga memimpin kebijakan keamanan domestik tanpa ampun.
Pengamat meyakini, dia juga merupakan dalang tindakan keras yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap kelompok sayap kanan Islam di UEA.
Kekerasan itu menjatuhkan hukuman penjara yang panjang terhadap puluhan orang. Mereka menghadapi tuduhan koneksi dengan para ekstremis.
Mohamed bin Zayed Al Nahyan. Foto: Hannan Mckay/AFP
MBZ mengadopsi sikap yang keras. Namun, dia juga menciptakan reputasi negara yang toleran di saat yang bersamaan. Pada 2017, MBZ mengumumkan penggantian nama Masjid Agung Abu Dhabi.
Tempat ibadah yang juga dikenal sebagai Masjid Sheikh Zayed itu berganti nama menjadi Masjid Mariam Umm Issa (Maria, Bunda Yesus). Keputusan itu diambil sebagai sarana untuk memperkuat ikatan kemanusiaan antara pengikut agama yang berbeda.
ADVERTISEMENT
Berbagai hal tersebut mengantarkannya ke tampuk kekuasaan. Presiden baru itu kini perlu menghadapi persaingan yang lebih besar dari Arab Saudi berkat status UEA sebagai pusat keuangan regional.
Dia juga diprediksi mungkin memperkuat pendiriannya terhadap Iran. Terlepas dari itu, UEA sebenarnya tidak berubah.
"Secara fungsional [UEA] sedikit berubah; MBZ telah menjalankan pertunjukan hampir sejak awal," cuit analis Timur Tengah di Stratfor Worldview, Ryan Bohl, dikutip dari AFP, Sabtu (14/5/2022).