Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Profil Raja Juli Antoni: Sekjen PSI, Calon Menteri Prabowo
14 Oktober 2024 20:50 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Sekjen PSI Raja Juli Antoni menjadi salah satu nama yang mendatangi kediaman Prabowo di Kertanegara 4, Jakarta Selatan. Ia diisukan bakal mengisi posisi menteri di pos Menteri Kehutanan.
ADVERTISEMENT
Saat ditanya terkait pos yang akan ditempatinya nanti di kabinet, ia menyebut bahwa hal itu akan diumumkan nanti oleh Prabowo nanti.
"Tadi di dalam saya diberi arahan ya untuk membantu beliau (Prabowo) namun untuk etisnya saya kira nanti beliau yang mengumumkan di posisi apa saya bisa mengabdi pada bangsa ini," ujar Raja Juli kepada wartawan Senin (14/10).
Raja Juli kini merupakan wakil menteri Wakil Menteri Agraria dan Tata Ruang kabinet pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Ma’ruf Amin.
Sementara di kabinet Prabowo, Raja Juli akan mengisi posisi Menteri Kehutanan.
Siapa Raja Juli?
Dikutip dari laman pribadinya (rajajuliantoni.com), Raja Juli Antoni merupakan pria kelahiran 13 Juli 1977. Dia adalah seorang politikus Indonesia dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
ADVERTISEMENT
Raja Juli menjabat sebagai Wakil Menteri Agraria dan Tata Ruang Indonesia sejak 15 Juni 2022. Sebelumnya, dia merupakan politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) hingga 2014.
Raja Juli Antoni merupakan putra dari Raja Ramli Ibrahim, tokoh masyarakat Riau yang pernah menjabat Wakil Ketua Pimpinan Wilayah (PW) Muhammadiyah Riau. Raja merupakan alumni Pondok Pesantren Darul Arqam Muhammadiyah, Garut, Jawa Barat.
Ia meraih gelar sarjana Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir dari IAIN Syarif Hidayatullah (UIN Jakarta) pada tahun 2001 dengan skripsi berjudul Ayat-ayat Jihad: Studi Kritis terhadap Penafsiran Jihad sebagai Perang Suci.
Ia kemudian menempuh pendidikan master di The Department of Peace Studies, Universitas Bradford, Inggris, setelah mendapatkan beasiswa Chevening Award pada tahun 2004, dan menyelesaikannya dengan tesis yang berjudul The Conflict in Aceh: Searching for A Peaceful Conflict Resolution Process.
ADVERTISEMENT
Dengan beasiswa dari Australian Development Scholarship (ADS) pada tahun 2010, Raja meneruskan studi doktoral di School of Political Science and International Studies pada Universitas Queensland, Australia. Ia berhasil mendapatkan gelar Ph.D dengan disertasi berjudul Religious Peacebuilders: The Role of Religion in Peacebuilding in Conflict Torn Society in Southeast Asia, dengan mengambil studi kasus Mindanao (Filipina Selatan) dan Maluku (Indonesia).
Mantan Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PP IPM) periode 2000–2002 ini juga pernah menjabat sebagai Direktur Eksekutif Maarif Institute yang didirikan mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Ahmad Syafii Maarif.
Pada tahun 2009, Ia sempat menjadi calon anggota legislatif untuk Pemilihan Umum Legislatif 2009 dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) untuk Daerah Pemilihan Jawa Barat IX (Kabupaten Subang, Sumedang, dan Majalengka). Akan tetapi, Ia belum terpilih karena kalah suara dengan Maruarar Sirait serta Tb. Hasanuddin (caleg terpilih PDIP dapil Jabar IX).
ADVERTISEMENT
Ia sempat menjadi calon Ketua Umum PP Muhammadiyah periode 2015–2020, tetapi kemudian mengundurkan diri karena ingin berkonsentrasi sebagai Sekretaris Jenderal Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang baru didirikannya bersama beberapa politikus muda lainnya.