Profil Ron DeSantis, Sosok Antivaksin yang Didukung Elon Musk Jadi Capres AS

26 November 2022 17:38 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur Republik Florida Ron DeSantis berbicara di Convention Center di Tampa, Florida, pada 8 November 2022. Foto: Giorgio VIERA/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur Republik Florida Ron DeSantis berbicara di Convention Center di Tampa, Florida, pada 8 November 2022. Foto: Giorgio VIERA/AFP
ADVERTISEMENT
Miliarder yang juga CEO Tesla, Elon Musk, secara terbuka mendukung Gubernur Florida Ron DeSantis jadi capres Amerika Serikat (AS)
ADVERTISEMENT
Pandangan ini dikemukakan Musk di Twitter pada Jumat (25/11). Pemilik Twitter tersebut menjawab 'Ya' kepada cuitan yang menanyakan apakah dia akan mendukung DeSantis.
Musk mengungkapkan hal serupa pula pada Juni. Miliarder itu mengatakan, dia cenderung mendukung DeSantis. Musk meyakini, DeSantis dapat dengan mudah mengalahkan Presiden AS, Joe Biden.
Menjelang akhir 2022 DeSantis menikmati sorotan positif setelah dengan mudah mengalahkan lawannya dari Partai Demokrat, Charlie Crist, dalam pemilu sela AS. Untuk kedua kalinya, DeSantis terpilih menjadi Gubernur Florida.
Kemenangan dengan selisih 19 persen itu mendorongnya ke posisi terdepan untuk menjadi calon presiden dari Partai Republik. DeSantis masih terlihat malu-malu soal pemilu. Tetapi, para pendukungnya selama pesta kemenangan lantang meneriakkan 'Dua tahun lagi!'
ADVERTISEMENT
"Masih banyak yang harus kita lakukan dan saya baru saja mulai berjuang," ungkap DeSantis dalam pidato kemenangannya, dikutip dari AFP, Sabtu (26/11).
Gubernur Republik Florida Ron DeSantis berbicara di Convention Center di Tampa, Florida, pada 8 November 2022. Foto: Giorgio VIERA/AFP
DeSantis lahir dalam keluarga kelas menengah keturunan Italia di Kota Jacksonville, Florida, pada 14 September 1978.
DeSantis menjadi pemain bisbol terkenal ketika menempuh pendidikan di Universitas Yale. Usai melanjutkan studi di Sekolah Hukum Harvard, dia mempraktikkan hukum di Angkatan Laut AS.
DeSantis kemudian mengubah haluan kariernya setelah menerbitkan buku 'Dreams From Our Founding Fathers' pada 2011.
Judul buku tersebut mengejek memoar karya mantan Presiden AS, Barack Obama, yang berjudul 'Dreams From My Father'.
Dalam tulisannya, DeSantis menuduh agenda 'progresif' Obama telah mengkhianati konstitusi AS. Dia lantas terjun langsung dalam dunia politik dengan memenangkan kursi di DPR AS pada 2012.
ADVERTISEMENT
Dia terpilih kembali sebanyak dua kali. Seiring karier politiknya melesat, DeSantis meraih kemenangan tipis dengan sekitar 32.400 suara untuk jabatan Gubernur Florida pada 2018.
Kemenangan ini didapatnya berkat dukungan Presiden ke-45 AS Donald Trump.
Gubernur Republik Florida Ron DeSantis berbicara pada Pertemuan Kepemimpinan Tahunan Koalisi Yahudi Republik di Las Vegas, Nevada, pada 19 November 2022. Foto: Wade Vandervort/AFP
Pandemi COVID-19 kemudian membuatnya dikenal secara nasional pada 2020. Pasalnya, DeSantis menentang vaksinasi dan wajib masker.
Sebelum banyak wilayah lain melakukannya, DeSantis bahkan mengizinkan bisnis dan sekolah segera kembali dibuka di Florida.
Politikus sayap kanan itu menggunakan nada keras saat membahas isu penting yang menarik perhatian konservatif seperti ras dan gender. Dia menyerang imigrasi dan hak aborsi pula. Perang budaya yang dia pimpin menjadi sangat populer di kalangan konservatif.
Dalam salah satu tindakan kontroversialnya, DeSantis turut menandatangani RUU 'Don't say gay' yang melarang pembahasan topik LGBTQ di ruang kelas pada awal 2022.
ADVERTISEMENT
Partai Republik kembali merayakan DeSantis ketika dia mengirimkan puluhan migran ke Martha's Vineyard di Negara Bagian Massachusetts yang dipimpin Partai Demokrat. Aksi ini ditujukan untuk mengecam kebijakan imigrasi pemerintahan Biden.
Gubernur Republik Florida Ron DeSantis berbicara pada Pertemuan Kepemimpinan Tahunan Koalisi Yahudi Republik di Las Vegas, Nevada, pada 19 November 2022. Foto: Wade Vandervort/AFP
Walau begitu, DeSantis terbukti dapat bersikap sopan bila menguntungkannya secara politik, seperti ketika baru-baru ini menyambut Biden di Florida.
Dalam kesempatan tersebut, Biden memuji tanggapan DeSantis dalam menangani dampak Badai Ian. Sementara itu, DeSantis mengucapkan terima kasih atas bantuan federal dari Biden.
Biden telah mengumumkan niatnya mencalonkan diri kembali dalam pemilu berikutnya. Tetapi, dia akan membuat keputusan akhir pada awal tahun depan. Biden yang telah mengalahkan Trump pada 2020 kemungkinan akan berhadapan dengannya lagi pada 2024.
"Niat kami adalah mencalonkan diri lagi, itulah niat kami," tutur Biden kepada wartawan di Gedung Putih, dikutip dari Reuters.
ADVERTISEMENT
"Ini pada akhirnya adalah keputusan keluarga," lanjut Biden dengan istrinya, Jill, tampak duduk di dekatnya.
Mantan Presiden AS Donald Trump berbicara dalam rapat umum menjelang pemilihan paruh waktu, di Mesa, Arizona, AS, Minggu (9/10/2022). Foto: Brian Snyder/REUTERS
Trump sendiri sudah mengumumkan rencananya untuk mencalonkan diri kembali sejak 15 November. Oleh karena itu, Trump tampak tidak senang dengan melesatnya popularitas DeSantis.
Dia bahkan memberikan julukan 'Ron DeSanctimonious' kepada 'anak didiknya' tersebut. Ungkapan itu merupakan permainan kata dari 'sanctimonious' yang berarti 'munafik' atau 'sok suci'.
Sepanjang tahun ini, DeSantis mengungguli Donald Trump sebagai capres Partai Republik. Namun, DeSantis masih harus memutuskan apakah dia siap mengikuti pertarungan politik melawan Trump.
Menyinggung pemilu yang ditunggu-tunggu, Biden menyebut DeSantis sebagai jelmaan Trump pada Selasa (22/11).
Dia memperingatkan kepada masyarakat, Partai Republik dapat mencuri tunjangan kesehatan dan pensiun mereka.
ADVERTISEMENT
Kendati demikian, DeSantis dipandang sebagai sosok yang lebih seimbang daripada Trump. Sebab, dia menunjukkan pragmatisme politik dan menghormati protokol yang tidak dipahami Trump.
"Dia tidak memiliki karisma alami yang hebat, tetapi itu bukan mereknya. Mereknya lebih kompetensi dan ketangguhan dan dia tidak buruk dalam memproyeksikan hal-hal itu," ungkap analis politik, Lincoln Mitchell.