Profil Said Aqil: Calon Petahana Ketum PBNU yang Siap Maju 3 Periode

8 Oktober 2021 18:51 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua PBNU Said Aqil di acara diskusi "harapan baru dunia Islam" meneguhkan hubungan Indonesia-Malaysia di Gedung PBNU, Jakarta.  Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ketua PBNU Said Aqil di acara diskusi "harapan baru dunia Islam" meneguhkan hubungan Indonesia-Malaysia di Gedung PBNU, Jakarta. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Bursa Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) hangat diperbincangkan menjelang Muktamar ke-34 pada 23-25 Desember 2021 di Lampung. Sejumlah nama mulai bermunculan dan disebut bakal mencalonkan diri sebagai Ketum PBNU periode baru.
ADVERTISEMENT
Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj yang telah menjabat dua periode sejak 2010 menjadi salah satu nama yang santer bakal maju lagi. Tak heran, saat bertemu Presiden Jokowi untuk meminta dukungan suksesnya Muktamar PBNU, Said Aqil menyatakan siap maju lagi sebagai Ketum.
"Kalau banyak permintaan ya saya siap dong, kader harus siap kalau banyak permintaan," kata Said di Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (6/10)
Said menegaskan saat ini ia belum mendeklarasikan diri maju kembali sebagai Ketua Umum PBNU periode 2021-2026. Namun, ia mengaku banyak kiai yang mendukung dirinya untuk kembali mencalonkan sebagai Ketum.
“KH Anwar Kediri, Kiai Turmudzi Lombok, Kiai Muhtadi Banten, Habib Lutfi, mendoakan muktamar sukses,” ungkap Said Aqil saat menyambangi Ponpes Lirboyo, Kediri, Kamis (7/10).
ADVERTISEMENT

Bagaimana sepak terjang Said Aqil Siradj?

Said Aqil Siroj, Ketua Umum PBNU. Foto: Garin Gustavian Irawan/kumparan
Said Aqil Siradj atau Kiai Said lahir pada 3 Juli 1953 di Cirebon, Jawa Barat. Said Aqil menikah dengan Nur Hayati Abdul Qodir dan memiliki empat anak yakni Muhammad Said Aqil, Nisrin Said Aqil, Rihab Said Aqil, dan Aqil Said Aqil.
Sebelum masuk ke PBNU, Said Aqil pernah menempuh pendidikan di institusi ternama. Almamaternya termasuk Universitas Raja Abdul Aziz dan Universitas Umm Al-Qura.
Di kalangan Nahdlatul Ulama, Said Aqil bukan sosok baru. Ayahnya, Aqil Siroj Kempe, adalah seorang kiai di Cirebon dan termasuk dalam jejaring ulama di Karesidenan Cirebon seperti Benda Kerep, Buntet, Gedongan dan Babakan.
Said Aqil terpilih menjadi Ketua Umum PBNU periode 2010-2015 dalam Muktamar ke-32 NU di Asrama Haji Sudiang, Makassar, Sulawesi Selatan. Ia unggul usai memperoleh 294 suara dari rivalnya Slamet Effendi Yusuf yang mendapat 201 suara.
ADVERTISEMENT
Sebelum itu, Said dan Slamet maju ke putaran kedua setelah memperoleh masing-masing 178 suara dan 158 suara. Keduanya dianggap memenuhi syarat untuk maju dalam putaran kedua pemilihan calon ketua umum PBNU.
Sebab dalam tata tertib Muktamar, seorang calon harus mengumpulkan 99 suara untuk ditetapkan sebagai calon ketua umum. Sementara itu, Sholahuddin Wahid (Gus Solah) hanya mendapatkan 83 suara, Ahmad Bagja (34), Ulil Absar Abdala (22), Ali Maschan Moesa (8), Abdul Aziz (7), Masdar Farid Mas’udi (6). Mereka gagal memperoleh angka 99 suara dari Muktamirin sehingga tidak bisa mengikuti putaran kedua.
Pada Muktamar NU Ke 33 di Jombang, Kiai Said kembali terpilih sebagai Ketua Umum PBNU untuk periode keduanya (2015-2020). Ia meraih kemenangan dengan mengumpulkan 287 suara dari 412 suara muktamirin. Kandidat lainnya As'ad Said Ali meraih 107 suara, dan Salahudin Wahid 10 suara.
ADVERTISEMENT
Saat itu, Said Aqil kembali berjanji untuk konsisten tak akan menggunakan NU untuk kepentingan politik dan menambahkan agenda yang menjadi prioritasnya adalah pendidikan, kesehatan, dan ekonomi.
Komisaris Utama PT KAI Said Aqil Siradj (kiri) berbincang dengan penumpang saat kunjungi Stasiun Pasar Senen. Foto: Dok. KAI
Pada Maret 2021, Menteri BUMN Erick Thohir mengangkat Said sebagai Komisaris Utama merangkap sebagai Komisaris Independen PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI.
Kursi empuk yang didudukinya di KAI menjadi sejarah baru bagi PBNU. Sebab, Said Aqil menjadi satu-satunya ketua umum organisasi Islam terbesar di Indonesia ini yang menjabat sebagai Komisaris BUMN.
Terkait penunjukan Said Aqil sebagai Komisaris Utama PT KAI, Juru Bicara Kementerian BUMN, Arya Sinulingga, menyatakan Said Aqil punya pengalaman sebagai Komut di korporasi.
"Jadi kan Kiai Said Aqil itu kan juga adalah komut, dia komisarisnya komoditi dan derivatif. Jadi beliau sudah punya pengalaman yang banyak mengenai pengelolaan bisnis dan sebagai komisaris. Jadi bukan sesuatu yang baru bagi beliau," kata Arya Sinulingga, Rabu (3/3).
ADVERTISEMENT
Kini, jika maju dan terpilih, Said Aqil bakal menjadi ketum PBNU tiga periode. Tidak ada batasan masa jabatan Ketum PBNU dalam AD/ART NU.
Meski begitu, Institute for Democracy & Strategic Affairs (Indostrategic) belum lama ini merilis survei yang dilakukan pada kuartal pertama 2021 terkait aspirasi regenerasi kepemimpinan di tubuh PBNU. Hasilnya, dukungan Said Aqil masih cukup banyak, namun kalah unggul dari sejumlah nama seperti KH Marzuki Mustamar (Ketua PWNU Jawa Timur), KH Bahaudin Nursalim atau Gus Baha, hingga Yahya Cholil Staquf.
Sementara pemilih berdasarkan responden yang berasal dari segmen masyarakat yang memiliki kedekatan dengan NU, 24,7% di antaranya memilih Ketua PWNU Jawa Timur sebagai calon kuat Ketum PBNU. Disusul oleh KH Hasan Mutawakkil Alallah dengan 22,2%, lalu KH Said Aqil Siradj dengan 14,8%.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya, ada nama KH Bahaudin Nursalim atau Gus Baha dengan 12,4%, lalu KH Yahya Cholil Staquf dengan 3,7%. KH Marsyudi Syuhud dengan 1,2%, KH Ahmad Fahrur Rozi Burhan dengan 1,2%, KH Ali Maschan Moesa dengan 1,2%, dan tidak tahu atau tidak menjawab sebanyak 18,5%.
Di sisi lain, sejumlah kader PBNU muda berharap ada regenerasi dalam waktu dekat. Kader Muda NU Rahmat Hidayat Pulungan, salah satunya, berharap Muktamar PBNU ke-34 yang akan berlangsung 23-25 Desember 2021 dapat menjadi jalan pembuka bagi generasi baru NU yang lebih tangguh, adaptif, dan transformatif.
“Kita yang muda harus malu dan aware, masa para orang tua kita sudah sepuh dipaksa menjalankan operasional organisasi. Kiai Said ini, beliau kan memasuki usia 70 [tahun],” kata Rahmat, Jumat (8/10).
ADVERTISEMENT
“Sudah selayaknya beliau masuk ke level Syuriah. Masa kita yang muda enggak kasihan sama beliau? Dipaksa ngurusin operasional. Nanti orang bertanya, di NU anak mudanya pada ke mana?” imbuh Komisaris PT Kimia Farma itu.