Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Profil Suwarno Wisetrotomo: Kurator Pameran Lukisan Mirip Jokowi yang Mundur
21 Desember 2024 9:57 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Seniman Yos Suprapto menjadi perbincangan dalam dua hari terakhir. Yos menjadi perbincangan karena pameran lukisan tunggalnya yang bertema “Kebangkitan: Tanah Untuk Kedaulatan Pangan” di Galeri Nasional, Jakarta, diberedel.
ADVERTISEMENT
Pameran itu diberedel karena ada lima lukisan Yos yang dinilai melenceng dari tema oleh kurator. Kurator dalam kegiatan ini yakni Suwarno Wisetrotomo.
"Ada beberapa lukisan yang tidak sesuai dengan tema, bahkan kurator itu sudah mendiskusikan itu dan tidak sependapat," kata Menteri Kebudayaan, Fadli Zon.
Ada dua lukisan yang awalnya menjadi sorotan Suwarno, yaitu lukisan berjudul Konoha I dan II.
Lukisan Konoha I menggambarkan "raja bermahkota Jawa" yang menginjak beberapa orang dengan dikawal pasukan bersenjata. Lukisan ini dinilai vulgar, yaitu terkait kekuasaan.
Suwarno lalu menyoroti Konoha II yang menggambarkan orang saling menjilat pantat.
Imbas dari polemik ini, Suwarno memutuskan mundur sebagai kurator. Hal tersebut disampaikan langsung Galeri Nasional Indonesia.
"Kurator Bapak Suwarno Wisetrotomo memutuskan untuk mengundurkan diri karena perbedaan pandangan kuratorial terkait kesesuaian dua karya dalam pameran dengan tema yang telah disepakati," kata Galeri Nasional Indonesia.
Lantas siapa dan bagaimana sosok Suwarno yang menjadi kurator dalam kegaitan ini? Berikut kumparan rangkum sekilas profil Suwarno Wisetrotomo:
ADVERTISEMENT
Berdasarkan beberapa informasi yang dihimpun, Suwarno lahir di Kulon Progo, Yogyakarta, pada 10 Januari 1962. Saat ini, ia bekerja sebagai dosen jurusan Seni Murni di Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta.
Selain dosen, Suwarno terkenal sebagai perupa, kritikus dan kurator dan esais seni ternama dari Yogyakarta.
Dikutip dari lama ISI Yogyakarta, dedikasi Suwarno pada seni sebenarnya sudah dimulai sejak kecil. Ia terinspirasi oleh seniman besar seperti Affandi, Vincent van Gogh dan Raden Saleh.
Suwarno sebelum menjadi dosen di ISI Yogyakarta menyelesaikan pendidikan seni di FSRD ISI Yogyakarta dan Universitas Gadjah Mada.
Sahabat Butet Kertaradjasa
Pengaruh besar dalam hidupnya datang dari tokoh-tokoh seperti Butet Kertaradjasa (teman seangkatan sejak SMA), Jim Supangkat, Siswanto HS, Prof. Made Bandem. Bahkan dari Butet, teman sekelasnya, menginspirasi Suwarno untuk menulis esai seni.
ADVERTISEMENT
Suwarno percaya bahwa seni adalah media universal tanpa batas bahasa, yang mampu menyampaikan pesan mendalam dan membangun pengertian antar manusia. Karya-karya kuratorialnya telah berlangsung di tingkat nasional dan internasional.
Selain itu, ia menulis banyak buku dan artikel ilmiah untuk memperkaya dunia seni rupa Indonesia.
Dalam perjalanan karirnya, Suwarno telah banyak memegang peran penting seperti Wakil Ketua Dewan Kebudayaan DIY dan Anggota Dewan Kurator Galeri Nasional Indonesia.
Raih Penghargaan Life Time Achievement
Berkat dedikasinya dalam dunia seni, Suwarno mendapat penghargaan 'Life Time Achievement Award' (LTAA) dari Nandur Srawung ‘Wasiat’ 2024.
Penghargaan itu diberikan oleh Kepala Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY, Dian Laksmi Pratiwi, S.S., M.A, pada Kamis (15/8) bersamaan dengan pembukaan Pameran Nandur Draeung (ND) “Wasiat: Legacy” di Taman Budaya Yogyakarta.
ADVERTISEMENT