Profil Tajuddin Abdul, Dubes Baru Malaysia untuk RI yang Kental Kontroversi

20 Mei 2022 17:23 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tajuddin Abdul Rahman. Foto: Facebook/Tajuddin Abdul Rahman
zoom-in-whitePerbesar
Tajuddin Abdul Rahman. Foto: Facebook/Tajuddin Abdul Rahman
ADVERTISEMENT
Perdana Menteri Malaysia Ismail Sabri Yakoob menunjuk anggota parlemen Tajuddin Abdul Rahman sebagai Duta Besar Malaysia untuk Indonesia.
ADVERTISEMENT
Tajuddin akan menggantikan Duta Besar Malaysia sebelumnya, Zainal Abidin Bakar yang pensiun pada 4 April 2021.
Presiden Joko Widodo juga dilaporkan telah memberikan persetujuan atas keputusan Malaysia. Tajuddin resmi bertugas di Jakarta mulai Mei 2022.
"Kami telah setuju untuk menunjuk (Tajuddin) dan Indonesia juga sudah setuju," kata Sabri, dikutip dari South China Morning Post, pada Rabu (18/5/2022).

Profil Duta Besar Malaysia untuk Indonesia

Dato Sri' Haji Tajuddin Abdul Rahman lahir di Perak Malaysia, 17 Januari 1948. Saat ini dia telah berusia 74 tahun.
Dia menempuh pendidikannya di Sekolah Menengah Seri Perak, Teluk Intan dan melanjutkan studinya untuk gelar Sarjana Ekonomi di University of Malaya.
Tajuddin merupakan mantan Wakil Menteri Pertanian dan Industri Berbasis Agro. Dia bekerja bawah pemerintahan mantan Perdana Menteri Najib Razak, periode 2013-2018.
ADVERTISEMENT
Sebelum terjun ke dunia diplomasi, dia memiliki karier politik panjang di bangku parlemen Negeri Jiran.
Perdana Menteri baru Malaysia Ismail Sabri Yaakob melambai dari mobil, saat ia pergi setelah upacara peresmian, di Kuala Lumpur. Foto: REUTERS/Lim Huey Teng
Tajuddin pernah menjabat sebagai Anggota Majelis Legislatif Negara Bagian Perak untuk Kampung Gajah periode 2004-2008. Setelah masa jabatannya selesai, dia kembali terpilih sebagai Anggota Parlemen Pasir Salak sejak Maret 2008.
Tajuddin merupakan anggota partai komponen utama dalam koalisi Barisan Nasional yang berkuasa, yakni Organisasi Nasional Malayu Bersatu (UMNO).
Selama berkarier, dia digambarkan sebagai sosok politikus kontroversial karena sifatnya yang dianggap kurang ajar dan seringkali berbicara kasar.
Pada 2015, ketika menjabat sebagai wakil menteri, dia terlibat dalam kontroversi rasial. Dia mengancam komunitas Tionghoa akan ditampar jika berani membawa belibis mereka ke luar negeri.
Tajuddin Abdul Rahman. Foto: Facebook/Tajuddin Abdul Rahman
Pada 2016, Tajuddin kembali membuat publik geleng-geleng kepala. Dia secara terbuka membela gaya hidup mewah mantan PM Najib Razak dan istrinya, Datin Seri Rosmah Mansor.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya pada 2021, Tajuddin lagi-lagi mendadak viral setelah merendahkan seorang anggota parlemen muda Syed Saddiq Abdul Rahman.
Tajuddin memanggil Saddiq dengan sebutan 'budak' yang berarti anak kecil dalam bahasa Melayu.
"Duduk, duduk dulu, Nak. Duduk, belajar lebih banyak, banyak lagi yang perlu dipelajari. Buang-buang waktumu, waktuku," katanya sebelum tertawa terbahak-bahak.
Tajuddin dipecat oleh Kementerian Keuangan sebagai Kepala Prasarana Malaysia tak lama setelah konferensi pers tentang kecelakaan kereta api ringan (LRT) di KLCC pada Mei 2021.
Selama konferensi persnya, dia menunjukkan sedikit empati dan kepekaan terhadap para korban. Dia pun kembali membuat komentar angkuh dan mencoba bercanda tentang kecelakaan itu. Dia menggambarkan kereta yang bertabrakan sebagai dua kereta yang sedang berciuman satu sama lain.
ADVERTISEMENT
Penulis: Sekar Ayu.