Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Profil Tombolotutu, Raja Asal Sulteng yang Diberi Gelar Pahlawan Nasional
10 November 2021 13:53 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Tombolotutu dianugerahi gelar pahlawan nasional oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi ) dalam upacara penganugerahan gelar pahlawan nasional dan tanda kehormatan bintang jasa Republik Indonesia Tahun 2021 di Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (10/11). Ia merupakan pahlawan nasional yang berasal dari Sulawesi Tengah.
ADVERTISEMENT
Seperti apa sosok Tombolotutu?
Tombolotutu berasal dari Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah. Pada tahun 1877, Tombolotutu menjadi pewaris tahta Kerajaan Moutong ke empat. Jabatan raja diemban pada saat Tombolotutu menginjak usia 20 tahun.
Saat menjadi raja, Tombolotutu dikenal keras dengan Belanda yang saat itu ingin menguasai Sulawesi. Belanda sudah berupaya membujuk Raja Tombolotutu melalui Perjanjian Panjang (Lang Contrak), Perjanjian Pendek (Korte Verklaring), hingga memberikan jaminan kepada Kerajaan Moutong. Namun, Tombolotutu tidak mengubah sikapnya menolak kehadiran Belanda di tanah Sulawesi.
Upaya Belanda membuat Tombolotutu marah hingga terjadi perang antara pada Oktober 1898. Belanda bahkan mengerahkan Marsose, pasukan khusus Belanda saat Perang Diponegoro dan Perang Aceh.
Karena persenjataan yang minim, perang yang berlangsung selama sebelas hari itu dimenangi oleh Belanda. Namun, Tombolotutu tidak patah semangat untuk memulai perang gerilya.
ADVERTISEMENT
Ia bersama pasukannya pergi ke Pulau Walea Bahe untuk menyusun strategi melawan Belanda kembali. Hal itu nyatanya diketahui Belanda melalui mata-mata sehingga perang terjadi kembali di Pulau Walea Bahe selama enam hari.
Perjuangan Raja Tombolotutu melawan penjajah terus berlanjut. Pada Agustus 1900, Belanda tetap melakukan serangan dan pasukan Tombolotutu beberapa kali berhasil mengusir pasukan Belanda.
Mempertimbangkan keselamatan, Tombolotutu dan keluarga diungsikan ke Kerajaan Sojol pada Desember 1901. Hingga akhirnya, ia gugur dalam perang melawan Belanda di tanggal 17 Agustus 1901, tepat 44 tahun sebelum Indonesia merdeka.
Jasanya yang gigih dalam mempertahankan Sulawesi dari tangan penjajah dikenang masyarakat Sulawesi hingga saat ini. Harapan menjadikan Tombolotutu sebagai pahlawan nasional disuarakan oleh masyarakat setempat.
Dalam situs Pemkab Parigi Moutong, nama Tombolotutu sudah diusulkan menjadi pahlawan nasional sejak tahun 1990-an. Pemkab Parigi Moutong dan Universitas Tadulako juga melakukan penelitian menghasilkan buku bertajuk “Bara Perlawanan di Teluk Tomini: Perjuangan Tombolotutu Melawan Belanda” pada tahun 2017 lalu.
ADVERTISEMENT
Pada 10 November 2021, ia pun diangkat menjadi Pahlawan Nasional Indonesia bersama dengan Aji Muhammad Idris, Usmar Ismail, dan Aria Wangsakara oleh Presiden Indonesia Joko Widodo.