Profil Wimar Witoelar, Mantan Jubir Gus Dur yang Jenaka dan Cerdas

19 Mei 2021 10:53 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wimar Witoelar. Foto: Instagram/@wimarwitoelar
zoom-in-whitePerbesar
Wimar Witoelar. Foto: Instagram/@wimarwitoelar
ADVERTISEMENT
Wimar Witoelar Kartaadipoetra meninggal dunia pada usia 75 tahun. Wimar wafat pada Rabu (19/5/2021) pagi setelah menjalani perawatan di ICU RS Pondok Indah, Jakarta Selatan, karena sakit sepsis.
ADVERTISEMENT
Wimar lahir di Padalarang, Jawa Barat, 14 Juli 1945. Dia merupakan anak kelima dari pasangan berdarah biru, Raden Achmad Witoelar Kartaadipoetra dan Nyi Raden Toti Soetiamah Tanoekoesoemah.
Pria berambut keriting itu menempuh pendidikan di Institut Teknologi Bandung. Kemudian melanjutkan studi ke George Washington University, Amerika Serikat, dan lulus tahun 1975 dengan gelar MBA di bidang Keuangan dan Investasi.
Wimar menikah pada 27 Februari 1971 dengan Suvatchara Witoelar, yang terlebih dahulu meninggal dunia pada 7 April 2003. Pasangan ini dikaruniai dua anak, Satya Tulaka Witoelar dan Aree Widya Witoelar.
Wimar yang dikenal luwes dalam bergaul dan kritis memandang masalah sosial itu kerap muncul di televisi sehingga namanya tidak asing bagi penonton televisi di Indonesia pada era 90-an.
ADVERTISEMENT
Saat masa pemerintahan Soeharto, Wimar memandu acara Perspektif pada 1994 yang cenderung kontra pada pemerintahan. Di acara ini dia memberikan perspektif atas kebijakan-kebijakan aktual disertai dengan joke-joke politik yang tajam yang dibumbui humor. Acara yang populer ini kemudian dilarang mengudara.
Beberapa tahun kemudian dia menjadi pembawa acara Selayang Pandang selama kurun 1997-2000. Lagi-lagi, Wimar banyak melemparkan joke cerdas yang kritis yang memancing tawa.
Wimar identik dengan gayanya yang nyentrik, jenaka, dan cerdas.
Selain aktif sebagai pemandu acara talkshow di TV, Wimar juga biasa menjadi pembicara dalam berbagai acara internasional dalam bidang politik dan ekonomi seperti Singapura, London, New York, dan lainnya.
Luasnya wawasan dan kepiawaiannya berkomunikasi, membuatnya didapuk menjadi juru bicara Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) pada tahun 2000 hingga 2001. Jubir Gus Dur kala itu ada empat orang, selain Wimar, ada Yahya C Staquf, dan Adhie Massardi serta Wahyu Muryadi.
ADVERTISEMENT
Wimar memiliki kakak bernama Rachmat Witoelar, seorang mantan menteri. Ipar Wimar yang merupakan istri Rachmat, Erna Witoelar, juga pernah menjabat sebagai menteri.
Wimar juga dikenal sebagai kolumnis di media massa lokal dan internasional. Tulisannya jelas, segar, cerdas, dan memberi perspektif baru.
Ucapan belasungkawa atas kepergian Wimar disampaikan banyak kalangan. Mulai tokoh NU Gus Nadir, pegiat media sosial Wicaksono atau Ndoro Kakung, budayawan Sudjiwotedjo hingga politikus Tsamara Amany.