Program JUT dan RJIT Kementan Dinilai Mampu Jaga Kestabilan Ekonomi Daerah

17 November 2021 16:49 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Program Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier (RJIT) di Desa Cipeucang, Kecamatan Wanasalam, Kabupaten Lebak, Banten. Foto: Kementan RI
zoom-in-whitePerbesar
Program Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier (RJIT) di Desa Cipeucang, Kecamatan Wanasalam, Kabupaten Lebak, Banten. Foto: Kementan RI
ADVERTISEMENT
Program strategis Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) yakni Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier (RJIT) dan Jalan Usaha Tani (JUT) mendapat apresiasi cukup baik dari kalangan DPR.
ADVERTISEMENT
Komisi IV DPR mengapresiasi program tersebut, yang dari hasil pantauan mereka turut menjaga kestabilan ekonomi di daerah.
Anggota Komisi IV DPR Yohanis Fransiskus Lema dalam rapat kerja bersama pejabat Eselon I Kementan, di Gedung Parlemen, Jakarta, meminta agar program yang betul-betul berdampak kepada petani terus digalakkan.
"Program rehabilitasi jaringan tersier dan jalan usaha tani amat membantu petani dan daerah dalam menjaga kestabilan perekonomian. Sebab, program ini sangat dibutuhkan oleh petani dan menunjukkan negara hadir di sana," kata dia dikutip dari siaran pers Kementan, Rabu (17/11).
Sementara itu, Mentan Syahrul Yasin Limpo (SYL) menerangkan, air merupakan kebutuhan utama dalam sektor pertanian. "Dalam pertanian, harus selalu ada air. Oleh karena itu manajemen air menjadi sangat penting," ujar SYL.
Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier (RJIT) program Kementerian Pertanian (Kementan) di Solok Selatan, Sumbar. Foto: Kementan RI
Instansinya, kata SYL, memiliki sejumlah kegiatan guna mendukung manajemen air, salah satunya Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier (RJIT).
ADVERTISEMENT
"Perlu ditata airnya, misalnya di mana sekundernya, di mana primiernya, di mana tersiernya, di mana kuarternya, di mana irigasi cacing yang ada sehingga air dapat betul-betul termanfaatkan untuk mencapai tiga kali (panen)," harap SYL.
Sementara itu, kata SYL, dalam era 4.0, sektor pertanian ditandai dengan penggunaan alat mesin pertanian (alsintan). Agar dapat menjangkau areal persawahan, maka diperlukan akses berupa jalan usaha tani agar alsintan dapat dioperasionalkan.
SYL menjelaskan, keberadaan JUT akan memperluas jangkauan distribusi budidaya pertanian. "JUT merupakan akses infrastruktur yang dibangun untuk meningkatkan produktivitas pertanian," ujarnya.
Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier (RJIT) di Indramayu. Foto: Kementan
Direktur Jenderal PSP Kementan, Ali Jamil, menambahkan, pengelolaan air irigasi harus dilakukan dari hulu sampai ke hilir. Sebab, kata dia, tidak berfungsinya atau rusaknya salah satu bangunan irigasi akan mempengaruhi kinerja sistem irigasi. "Akibatnya efisiensi dan efektivitas irigasi akan berkurang," jelas Ali.
ADVERTISEMENT
Ia mengatakan, tujuan dari kegiatan RJIT adalah memperbaiki sekaligus meningkatkan fungsi dari saluran irigasi. Sehingga air yang ada di saluran irigasi bisa menjangkau lahan pertanian lebih luas lagi.
Lewat kegiatan RJIT, Ali berharap kondisi infrastruktur jaringan dapat ditingkatkan, sehingga mampu meningkatkan fungsi layanan irigasi, sehingga pada akhirnya mampu meningkatkan provitas lahan.
"Kegiatan ini bisa meningkatkan luas areal tanam dan indeks pertanaman, termasuk meningkatkan partisipasi Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A)/Gabungan (GP3A)/Kelompok Tani (Poktan)/Gabungan Poktan dalam pengelolaan jaringan irigasi," terang Ali.
Kementerian Pertanian memperkuat sektor pertanian di Kabupaten Lubuklinggau, Sumatera Selatan dengan tunjangan irigasi perpompaan. Foto: Kementan
Di sisi lain, Ali menilai pembangunan JUT menjadi salah satu program strategis Kementan yang dilaksanakan melalui lembaga yang dipimpinnya. Ali mengatakan, prasarana dan sarana pertanian pada era pertanian modern memang dibutuhkan untuk meningkatkan produktivitas.
ADVERTISEMENT
"Untuk memenuhi persyaratan penggunaan alsintan serta pengangkutan sarana produksi dan hasil panen, diperlukan fasilitas jalan, jembatan, serta kelengkapannya yang memadai,” jelasnya.
Ia menambahkan, majunya sistem pertanian tak hanya ditandai dengan penggunaan alsintan saja, tetapi juga meningkatnya produktivitas dan kesejahteraan para petani.
Menurut Ali Jamil, JUT merupakan program yang sejalan dengan tujuan pembangunan pertanian nasional, yaitu menyediakan pangan bagi seluruh rakyat Indonesia, meningkatkan kesejahteraan petani, dan menggenjot ekspor.
“Jalan usaha tani ini akan mempermudah akses alsintan menjangkau areal persawahan. Jalan pertanian ini akan memutus cost produksi yang besar dan memberi banyak manfaat untuk petani,” jelas Ali Jamil.
Dalam konteks sistem pertanian modern, kata dia, diperlukan penambahan maupun penyempurnaan prasarana dan sarana pertanian yang dapat menunjang penggunaan alsintan.
ADVERTISEMENT
Selain itu, diperlukan pula penyempurnaan prasarana dan sarana pertanian untuk mengangkut sarana produksi pertanian (saprodi) dan hasil pertanian, baik dari maupun menuju lokasi.