Program Praktisi Mengajar Secara Virtual Dinilai Belum Optimal, Perlu Tatap Muka

29 Maret 2023 17:23 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dosen Univeristas Muhammadiyah Gorontalo memberikan materi program Praktisi Mengajar di dalam kelas. Foto: Luthfi Humam/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Dosen Univeristas Muhammadiyah Gorontalo memberikan materi program Praktisi Mengajar di dalam kelas. Foto: Luthfi Humam/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kurikulum Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM) Kemendikbudristek merupakan upaya untuk membangun SDM agar siap beradaptasi dengan perubahan zaman yang begitu cepat.
ADVERTISEMENT
Salah satu programnya adalah Praktisi Mengajar yang diluncurkan pada 2022. Program ini mendorong kolaborasi aktif praktisi ahli dengan para dosen dalam mata kuliah yang disampaikan di ruang kelas.
Dalam implementasinya, program Praktisi Mengajar membuat mata kuliah dirancang dan dikelola bersama dosen dan praktisi sehingga mahasiswa dapat memperoleh pembelajaran holistik yang menghubungkan teori dengan praktik lapangan.
Tujuannya untuk menjembatani kesenjangan antara perguruan tinggi dengan dunia kerja dan dunia industri (DUDI).
Namun rupanya, pemerintah masih harus bekerja ekstra. Sebab, di sejumlah daerah program tersebut belum berjalan maksimal. Misalnya saja seperti yang terjadi di Universitas Muhammadiyah Gorontalo (UMG).
Dosen Fakultas Pendidikan UMG Hendra mengatakan, dalam hal MBKM yang memiliki bobot 20 SKS tersebut, para mahasiswa mendapat program Praktisi Mengajar, namun pelaksanaan secara virtual.
ADVERTISEMENT
Sedangkan, menurutnya, kegiatan virtual itu tidak berjalan optimal. Sebab mahasiswa tidak mendapatkan pengalaman langsung untuk mempraktikkannya.
“Mestinya mereka itu betul-betul (hadir) di suasana yang lebih menyenangkan bagi anak-anak kita,” kata Hendra saat menerima kunjungan perwakilan Kemendikbudristek di Rektorat Universitas Muhammadiyah Gorontalo, Rabu (29/3).
"Guru ini kan profesi yang membutuhkan banyak keterampilan. Jadi apa yang diberikan oleh praktisi itu kita ambil, kita desain lagi dalam bentuk pengajaran di dalam kelas,” imbuhnya.
Hendra pun berharap agar program ini nantinya bisa ditingkatkan khususnya untuk pemerataan tenaga Praktisi Mengajar.
“Kami butuh praktisi dari provinsi, tidak terbatas oleh waktu dan akses,” pungkasnya.