Program Rp 1 M Per-RW Agus-Sylvi: Dikritik Anies Lalu Diadopsi

9 Maret 2017 20:45 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Anies usai menggunakan hak pilihya. (Foto: M Agung Rajasa/Antara)
zoom-in-whitePerbesar
Anies usai menggunakan hak pilihya. (Foto: M Agung Rajasa/Antara)
Program pemberdayaan komunitas sebesar Rp 1 Miliar milik pasangan calon Agus-Sylvi sempat dikritik Anies Baswedan di putaran pertama pilgub 2017. Dalam kritiknya, Anies menyebut tidak mau membeli rakyat dengan membagi-bagikan uang.
ADVERTISEMENT
Anies juga mengkritik karena menyebut anggaran yang dikeluarkan bisa lebih besar dari Rp 1 miliar, juga karena kebutuhan tiap RW sebetulnya tidak mungkin sama. Sehingga anggarannya berbeda.
Namun di putaran kedua ini, program Agus-Sylvi itu justru diadopsi oleh Anies-Sandi ke dalam program RW Siaga. Program ini dinilai mampu menjawab berbagai permasalahan dari level terkecil.
"Sebetulnya yang kita punya bukan dalam bentuk jumlahnya tapi bentuk programnya," jelas Sandiaga Uno usai membagikan pengalaman berbisnis di Masjid Fatahilah, Tanah Abang Blok B, Jakarta Pusat, Kamis (9/3).
Sandiaga Uno  (Foto: Amanaturrosyidah/kumparan )
zoom-in-whitePerbesar
Sandiaga Uno (Foto: Amanaturrosyidah/kumparan )
Menurut Sandi, program RW Siaga ini sudah dibicarakan dengan pendukung Agus-Sylvi. Mereka menginginkan pemberdayaan RT RW bisa berkembang dengan disinkronkan dengan program RW Siaga.
"Program RW Siaga tidak memiliki fasilitas untuk membagi-bagi Rp 1 miliar. Tapi berbasis program bagaimana menangkal narkoba, bagaimana menangani kesehatan jiwa, bagaimana kita bisa meningkatkan ketahanan dari mungkin wabah penyakit, ekstrimisme, terorisme itu bisa dilakukan di level terkecil yaitu di forum RT RW," papar Sandi menjelaskan perbedaan program pemberdayaan RT RW milik Agus-Sylvi dengan program RW Siaga miliknya.
ADVERTISEMENT
Sandiaga Uno  (Foto: Amanaturrosyidin/kumparan )
zoom-in-whitePerbesar
Sandiaga Uno (Foto: Amanaturrosyidin/kumparan )
Sandi optimis program RW Siaga mampu membenahi masalah dari akarnya, termasuk masalah tawuran yang kerap terjadi di Jakarta. Menurutnya, tawuran terjadi karena kurangnya pendidikan, situasi ekonomi yang kurang baik dan masalah kesehatan jiwa.
"Rupanya orang yang cepat marah, orang yang temperamental, itu memiliki gangguan jiwa. Jadi salah satu (program) RW Siaga itu juga mengadopsi mengidentifikasi orang-orang yang mengalami gangguan jiwa cepat marah temperamental ini supaya mereka bisa tertangani dengan segera," ujar Sandi.
Meski mengadopsi dari program pemberdayaan komunitas Rp 1 Miliar per RW, pasangannya, Anies Baswedan, sempat menyebutkan jumlah yang ditawarkan bisa mencapai lebih dari Rp 3 Miliar. Dengan syarat, dinilai dari program yang diajukan oleh RT RW dan disesuaikan dengan kebutuhannya.
ADVERTISEMENT
Sandiaga Uno  (Foto: Amanaturrosyidah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Sandiaga Uno (Foto: Amanaturrosyidah/kumparan)