Proses Indonesia Gabung BRICS Perlu Persetujuan Semua Negara Anggota

28 Oktober 2024 17:07 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Foto bersama 36 pemimpin negara peserta KTT BRICS 2024 di Rusia, 24/10/2024. Foto: Sergey Bobylev/Photohost agency brics-russia2024.ru
zoom-in-whitePerbesar
Foto bersama 36 pemimpin negara peserta KTT BRICS 2024 di Rusia, 24/10/2024. Foto: Sergey Bobylev/Photohost agency brics-russia2024.ru
ADVERTISEMENT
Proses masuknya Indonesia ke dalam BRICS membutuhkan persetujuan dari semua negara anggota. Hal itu disampaikan Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Sergei Gennadievich Tolchenov, dalam konferensi pers di kediamannya di Jakarta Selatan, Senin (28/10).
ADVERTISEMENT
Rusia merupakan salah satu negara pendiri organisasi kerja sama antarnegara yang ingin dimasuki oleh Indonesia.
Menurutnya, tak ada garis waktu yang pasti mengenai berapa lama proses menjadi anggota BRICS akan berlangsung, lantaran organisasi itu beroperasi berdasarkan konsensus.
“Ini adalah kelompok multilateral, bukan organisasi satu negara saja, sehingga keputusan harus diambil oleh semua negara anggota,” ujar Tolchenov kepada media.
Tolchenov pun menjelaskan bahwa ada serangkaian prosedur khusus agar sebuah negara diterima menjadi anggota BRICS.
“Surat harus dikirim dari negara yang ingin menjadi anggota, bahkan mitra BRICS, lalu akan ada balasan dari negara-negara anggota BRICS. Dan ini bukan hanya tentang Indonesia dan Rusia,” jelasnya.
Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Sergei Gennadievich Tolchenov, dalam press briefing di kediamannya di Jakarta Selatan, Senin (28/10/2024). Foto: Tiara Hasna/kumparan
BRICS merupakan kelompok informal yang awalnya beranggotakan Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan.
ADVERTISEMENT
Kelompok ini pertama kali diinisiasi pada 2006 untuk membahas isu-isu terkini global. Keanggotaannya diperluas pada 2023 dengan bergabungnya Ethiopia, Iran, Mesir, dan Uni Emirat Arab.
Meski kini posisi Indonesia hanya sebagai mitra, menurut Tolchenov, keinginan Indonesia untuk menjadi anggota BRICS kelak akan membuka banyak peluang kerja sama.
“Indonesia dapat memanfaatkan potensi rencana pembangunan baru dan kerja sama di berbagai bidang, tidak hanya politik, tetapi juga ekonomi, budaya, bahkan olahraga,” jelasnya.
Tolchenov juga menjawab soal apakah ada kemungkinan penolakan dari negara lain mengenai keanggotaan Indonesia di BRICS.
“Setahu saya, tidak ada negara yang menolak,” katanya.

Prabowo Mau RI Ada di Mana-mana

Presiden Rusia V. Putin bersalaman dengan Presiden Turki Erdogan di KTT BRICS di Kazan, 24 Oktober 2024. Tampak Menlu Sugiono berpeci. Foto:  Grigory Sysoev/Photohost agency brics-russia2024.ru
Keinginan Indonesia untuk bergabung dengan BRICS sebenarnya telah lama digaungkan. Namun, keputusan resmi Indonesia baru diumumkan saat Menteri Luar Negeri RI, Sugiono, melaksanakan agenda internasional pertamanya di Kazan, Rusia.
ADVERTISEMENT
Dalam kesempatan itu, ia menekankan bahwa langkah ini merupakan perwujudan dari politik luar negeri bebas aktif yang selama ini dipegang oleh Indonesia.
“Ini bukan berarti kita condong pada satu kubu, tetapi kita berpartisipasi aktif di semua forum,” ujar Sugiono saat menghadiri KTT BRICS Plus di Kazan pada 23-24 Oktober 2024.
Presiden Republik Indonesia periode 2024-2029 Prabowo Subianto berbincang dengan Presiden Rusia Vladimir Putin saat pertemuan di Moscow, Rusia, Rabu (31/7/2024). Foto: Maxim Shemetov/REUTERS
Presiden Prabowo Subianto juga menegaskan pentingnya Indonesia hadir dalam BRICS, terutama karena banyak negara tetangga dengan ekonomi besar sudah menjadi bagian dari kelompok ini.
“BRICS kita lihat terdiri dari ekonomi-ekonomi besar seperti India, Brasil, China, dan Afrika Selatan. Negara-negara tetangga kita, seperti Thailand dan Malaysia, juga menyatakan minatnya. Maka dari itu, Indonesia juga perlu hadir di sana,” ungkap Prabowo dalam wawancara bersama SCTV, Senin (28/10).
ADVERTISEMENT
Prabowo menambahkan, Indonesia tidak boleh terjebak dalam politik blok, melainkan harus berada di semua tempat.
“Indonesia harus punya kehadiran di semua tempat. Kita tidak boleh ikut blok-blokan, tapi harus ada di mana-mana,” tutupnya.