Proses Pemecatan Terawan, Ketum PB IDI Ingatkan soal Moral Community

31 Maret 2022 14:10 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) dr. Moh. Adib khumaidi, SpOT Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ketum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) dr. Moh. Adib khumaidi, SpOT Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan
ADVERTISEMENT
Praktik ‘Cuci Otak’ yang dilakukan oleh Dr dr Terawan Agus Putranto untuk menyembuhkan stroke menjadi salah satu dari pelanggaran yang sangat berat terhadap Kode Etik Kedokteran Indonesia (KODEKI). Sebab praktik tersebut belum terbukti secara ilmiah, tapi telah "dijual" dengan harga yang tak murah.
ADVERTISEMENT
Menanggapi hal tersebut, Ketua Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), Dr. Adib Khumaidi, SpOT mengingatkan para anggota IDI terkait moral community dalam organisasi profesi.
“Kami dari Pengurus Besar IDI senantiasa mengingatkan bahwa di dalam konteks organisasi profesi ada moral community yang memiliki nilai dan cita-cita bersama. Yang kemudian menjalankan berhubungan dengan profesi dan memerlukan kepandaian khusus untuk menjalankannya,” ungkap Adib dalam konferensi pers virtual, Kamis (31/3).
Hadir juga dalam jumpa pers itu Dr.dr. Beni Satria, MKes,SH,MH, Ketua Bidang Hukum Pembelaan dan Pembinaan Anggota (BHP2A) PB IDI.
“Pertama adalah expertise atau keahlian, kedua adalah responsibility atau tanggung jawab, ketiga adalah corporateness atau kesejawatan, dan yang keempat adalah etique. Empat hal inilah yang menjadi satu dasar di dalam setiap langkah upaya organisasi profesi dalam menjalankan roda organisasi,” jelas Adib.
ADVERTISEMENT
Muktamar XXXI IDI di Banda Aceh melanjutkan dari apa yang diputuskan oleh Muktamar XXX IDI di Samarinda. Muktamar tersebut membacakan rekomendasi Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK) -- badan otonom IDI -- yang isinya memberhentikan permanen Terawan dari keanggotaan IDI dan memberi waktu PB IDI selama 28 hari untuk melaksanakannya.

Momentum Cita-Cita IDI

Adib berharap bahwa Muktamar IDI XXXI menjadi momentum untuk mengembalikan tujuan dan cita-cita IDI.
“Momentum Muktamar IDI di Banda Aceh adalah momentum yang kita harapkan mengembalikan kembali bahwa profesi dokter seperti halnya tujuan cita-cita didirikannya IDI untuk senantiasa bersinergi dengan pemerintah dengan masyarakat Indonesia dalam meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat indonesia,” ungkapnya.
IDI tetap akan menjadi rumah untuk seluruh dokter di Indonesia. Untuk itu, perlu ada pondasi yang harus dipegang teguh, seperti kekompakan, kesolidan, kesejawatan yang jadi sebuah kekuatan dalam kembali mewujudkan cita-cita dari organisasi profesi.
Ruangan pengecekan sebelum dsa Foto: Amanatur Rosiydah/kumparan
Kasus Terawan ini menjadi peringatan dan pembelajaran bagi para dokter di Indonesia untuk tetap memperhatikan Kode Etik Kedokteran Indonesia (KODEKI) dalam setiap praktiknya.
ADVERTISEMENT
Adib juga menyatakan bahwa momentum Muktamar IDI menjadi acuan untuk memberikan yang terbaik bagi bangsa, masyarakat, dan juga seluruh anggota IDI.
“Jadikanlah momentum muktamar ini untuk kita memberikan yang terbaik. Terbaik untuk bangsa, terbaik untuk masyarakat, dan juga terbaik untuk seluruh anggota IDI,” tutupnya.
==========
Dalam memperingati Hari Perempuan Internasional 2022, kumparanWOMAN kembali menghadirkan program spesial, Women's Week 2022. Saksikan videonya di bawah ini: