Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.1
Protes Nasional Memanas, Peru Tutup Bandara di Pusat Wisata
13 Januari 2023 11:26 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Demonstrasi nasional tersebut dipimpin pendukung presiden terguling, Pedro Castillo. Massa terlihat berbaris dan memblokir jalanan di seluruh negara Amerika Selatan ini untuk menuntut pemilihan baru dan pencopotan pemimpin saat ini, Dina Boluarte.
Unjuk rasa terkadang berubah menjadi kekerasan.
Sejauh ini, bentrokan dengan aparat keamanan telah menewaskan 42 orang dan mencederai ratusan lainnya di Peru. Salah satu korban jiwa adalah seorang petugas polisi yang dibakar hidup-hidup.
Titik nyala utama terjadi di sekitar bandara-bandara.
Alhasil, pasukan keamanan pun mulai berjaga di bandara, terutama sejak pengunjuk rasa menyerbu berbagai landasan pacu selama gelombang awal pemberontakan pada Desember 2022.
Sebagai tindakan pencegahan, otoritas turut menutup bandara utama di Cusco. Kota itu merupakan gerbang menuju Machu Picchu.
Pengunjuk rasa juga berusaha memasuki bandara di Cusco saat malam hari pada Rabu (11/1). Massa membakar stasiun bus, menyerang pertokoan, dan memblokir rel kereta api pula.
ADVERTISEMENT
Ombudsman HAM Peru melaporkan satu orang tewas dan lebih dari 50 orang—termasuk 19 petugas polisi—terluka dalam kerusuhan tersebut. Polisi juga telah menangkap sebelas orang.
Dari keseluruhan korban jiwa, hampir setengahnya berasal dari wilayah Puno. Warga setempat telah memakamkan 17 pengunjuk rasa yang tewas tersebut pada Kamis (12/1).
Dengan seorang pengunjuk rasa berusia 16 tahun yang baru-baru ini meninggal dunia setelah dirawat di Juliaca, jumlah warga sipil yang tewas sekarang mencapai 18 orang di Puno.
Sambil berkumpul melingkar di sekitar peti mati merah selama pemakaman, kerabat salah satu korban memegang sebuah poster.
Spanduk-spanduk itu bertuliskan 'Pembunuh korup Dina' dan 'Kami bukan teroris tetapi warga negara yang menuntut keadilan'.
"Sangat menyakitkan kehilangan anggota keluarga Anda karena memperjuangkan hak-hak Anda," ungkap warga berusia 48 tahun yang sepupunya tewas dalam protes, Fidel Huancollo, dikutip dari AFP, Jumat (13/1).
Sejumlah serikat pekerja, partai sayap kiri, dan kolektif sosial turut berbaris melintasi Lima pada Kamis (12/1). Selama menggelar demonstrasi, mereka mengecam 'kediktatoran rasis dan klasis'.
ADVERTISEMENT
Selain menuntut pengunduran diri Boluarte, pengunjuk rasa ingin membubarkan Kongres. Mereka turut menginginkan pembentukan badan baru untuk menulis ulang konstitusi yang diadopsi dengan mandat mantan Presiden Peru, Alberto Fujimori, pada 1993.
Sementara itu, Castillo sedang diselidiki dalam beberapa kasus penipuan selama masa jabatannya sebagai presiden.
Dia telah ditahan dengan tuduhan pemberontakan selama 18 bulan sejak digulingkan dari kekuasaan pada 7 Desember.
Castillo digulingkan karena berusaha membubarkan Kongres untuk mencegah pemungutan suara pemakzulan ketiga terhadapnya. Wakil presidennya, Boluarte, mengambil alih kekuasaan.
Live Update