Protes Pembakaran Al-Quran, Ratusan Orang Demo di Konsulat Swedia di Istanbul

24 Januari 2023 19:12 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Orang-orang membakar foto aktivis sayap kanan Rasmus Paludan selama protes di luar konsulat Swedia di Istanbul, Turki, Minggu, 22 Januari 2023. Foto: Francisco Seco/AP Photo
zoom-in-whitePerbesar
Orang-orang membakar foto aktivis sayap kanan Rasmus Paludan selama protes di luar konsulat Swedia di Istanbul, Turki, Minggu, 22 Januari 2023. Foto: Francisco Seco/AP Photo
ADVERTISEMENT
Unjuk rasa menentang pembakaran kitab suci Al-Quran di Stockholm oleh seorang politikus Denmark Rasmus Paludan sudah memasuki hari kedua di Istanbul, Turki.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Associated Press, sekitar 250 orang berkumpul di depan Konsulat Swedia di Istanbul. Sebagai bentuk protes, mereka membakar foto Paludan yang mereka nilai merupakan seorang islamofobia.
Simbol protes ini pun seakan membalas tindakan yang dilakukan oleh politikus sayap kanan tersebut pada Sabtu (21/1) akhir pekan lalu.
Kala itu, Paludan di depan Kedutaan Besar Turki di Stockholm membakar Al-Quran sebagai bentuk protes terhadap Presiden Recep Tayyip Erdoğan.
Ini merupakan kedua kalinya Paludan membakar Al-Quran di Stockholm, tindakan serupa sebelumnya dia lakukan pada April 2022 lalu.
Sehari setelah insiden pembakaran Al-Quran terbaru, protes besar-besaran di Ankara dan Istanbul pun pecah.
Demonstrasi menentang Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan tawaran NATO Swedia diatur oleh The Kurdish Democratic Society Center, di Stockholm, Swedia, Sabtu (21/1/2023). Foto: Christine Olsson via REUTERS
Para demonstran di Istanbul pada Minggu (22/1) berhamburan ke jalanan, membawa bendera hijau yang menunjukkan kalimat syahadat serta spanduk bertuliskan ‘Kami mengutuk Islamofobia yang didukung oleh negara Swedia’.
ADVERTISEMENT
Sementara di hari kedua pada Senin (23/1), para demonstran juga berkumpul di luar Kedutaan Besar Swedia di Kota Ankara. Di Provinsi Sanliurfa, aksi protes turut pecah – para pria mengangkat tinggi-tinggi kitab suci Al-Quran dan meneriakkan kalimat ‘Allahuakbar’.
Salah satu demonstran, Mustafa Demircan, mengatakan bahwa tindakan pembakaran Al-Quran tidak boleh dianggap sebagai tindakan yang seakan dibenarkan atau dilindungi oleh hak kebebasan berekspresi dan berpendapat.
Protes di luar konsulat Swedia di Istanbul, Turki, Minggu, 22 Januari 2023. Foto: Francisco Seco/AP Photo
Para otoritas Turki pun mengecam respons Swedia karena tidak menindak tegas aksi pembakaran Al-Quran tersebut — menganggapnya sebagai sebuah bentuk ‘kebebasan berekspresi’.
Hal ini tampak dari respons Perdana Menteri Swedia, Ulf Kristersson, dalam cuitannya di Twitter di hari ketika Paludan meluncurkan aksi berunsur kebenciannya itu.
ADVERTISEMENT
Kristersson mengatakan, kebebasan berekspresi sangat penting bagi demokrasi. Tetapi, sambung dia, apa yang legal belum tentu tepat.
“Membakar kitab-kitab yang suci bagi banyak orang adalah tindakan yang sangat tidak sopan. Saya ingin menyampaikan simpati saya kepada semua Muslim yang tersinggung dengan apa yang terjadi di Stockholm hari ini,” jelas Kristersson.