Protes Tolak Kenaikan Usia Pensiun di Prancis Makin Ricuh, Bentrokan Pecah

18 Maret 2023 14:19 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Polisi Prancis berhadapan dengan pengunjuk rasa demonstrasi menentang rencana reformasi pensiun Paris, Prancis. Foto: Gonzalo Fuentes/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Polisi Prancis berhadapan dengan pengunjuk rasa demonstrasi menentang rencana reformasi pensiun Paris, Prancis. Foto: Gonzalo Fuentes/REUTERS
ADVERTISEMENT
Gelombang protes dan mogok kerja massal yang berlangsung sejak awal tahun di Prancis berubah menjadi kericuhan.
ADVERTISEMENT
Para pengunjuk rasa anti-pemerintah berujung bentrok dengan aparat keamanan, mereka menentang rencana Presiden Emmanuel Macron untuk menaikkan usia pensiun menjadi 64 tahun.
Dikutip dari Al Jazeera, aparat keamanan pada Jumat (17/3) dini hari menembakkan gas air mata dan meriam air untuk mengatasi kerumunan massa yang berkumpul di Place de la Concorde, dekat gedung parlemen Assemblee Nationale, Kota Paris.
“Macron, Mundur!” teriak beberapa demonstran, seraya berbaris berdiri di hadapan barisan aparat keamanan.
Sebenarnya, aksi protes oleh para karyawan yang mogok kerja itu semua berlangsung dengan kondusif dan tertib. Ribuan demonstran bernyanyi, menari, dan menyalakan api anggun — semuanya tampak baik-baik saja.
Namun, pemandangan itu seketika berubah menjadi suasana menegangkan ketika aparat keamanan menyerbu dan melemparkan gas air mata untuk mengosongkan area Place de la Concorde.
Pemandangan jalan tempat tong sampah meluap, karena sampah belum terkumpul, di Paris, Prancis 13 Maret 2023. REUTERS/Benoit Tessier Foto: Benoit Tessier/Reuters
Membalas tindakan tersebut, para demonstran menyalakan kembang api dan melemparkan batu ke arah aparat keamanan. Bentrokan hingga kekerasan pun tidak terelakkan. Polisi di satu sisi juga memukuli kerumunan massa dengan tongkat dan menggunakan meriam air.
ADVERTISEMENT
Sementara kerumunan demonstran yang berjumlah lebih sedikit membakar jalanan di lingkungan elite tersebut. Menteri Dalam Negeri Prancis, Gérald Darmanin, mengatakan bahwa sedikitnya 310 orang telah ditangkap dalam semalam — sebagian besar dari mereka ditangkap di Kota Paris.
Tak hanya itu, aksi protes skala nasional juga terjadi di berbagai kota di Prancis. Mulai dari pawai di Kota Bordeaux, hingga unjuk rasa di Kota Toulouse.
Dampak yang diperbuat dari aksi protes dan mogok kerja pun menghambat keberlangsungan hidup penduduk setempat.
Para petugas kebersihan pemungut sampah yang ikut mogok kerja telah mengakibatkan sampah-sampah menumpuk hingga mengeluarkan bau tak sedap di jalanan Kota Paris.
Pemandangan jalan tempat tong sampah meluap, karena sampah belum terkumpul, di Paris, Prancis 13 Maret 2023. REUTERS/Benoit Tessier Foto: Benoit Tessier/Reuters
Para petugas kebersihan tersebut telah memperpanjang aksi mogok kerja mereka hingga memasuki hari ke-12. Mereka menghalangi tempat pembakaran sampah terbesar di Eropa dan dua tempat lain yang mengolah sampah dari ibu kota.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, petugas pelabuhan di Kota Calais menghentikan rute kapal feri yang menyeberangi Selat Inggris menuju Dover untuk sementara waktu. Beberapa universitas di Paris pun tidak beroperasi lantaran para dosennya ikut mogok kerja.
Lebih lanjut, para demonstran mengecam keras kebijakan Macron yang hendak menaikkan usia minimal pensiun dari 62 menjadi 64 tahun. Kebijakan tersebut saat ini hampir rampung dan hampir diratifikasi.
Namun, menurut hasil polling Toluna Harris Interactive, sedikitnya 8 dari 10 warga Prancis tidak senang atas keputusan pemerintah untuk mengubah batas usia pensiun. Bahkan, sebanyak 65 persen di antaranya menginginkan agar mogok kerja dan protes tersebut terus berlanjut.