Proyeksi CSIS: Pilkada 2024 Didominasi Pertarungan Calon PDIP vs KIM Plus

8 Agustus 2024 14:44 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi dan Bobby Nasution saat bertemu di rumah dinas Gubernur Sumut, Senin (4/7). Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi dan Bobby Nasution saat bertemu di rumah dinas Gubernur Sumut, Senin (4/7). Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Peneliti CSIS Arya Fernandes mengungkap analisisnya terkait proyeksi Pilkada 2024. Katanya, kecenderungan yang terjadi dominan adalah poros PDIP melawan Koalisi Indonesia Maju Plus (KIM Plus).
ADVERTISEMENT
"Ya memang ada kecenderungan yang terjadi, kalau kita lihat peta kompetisi di pilkada sekarang, kecenderungan yang pertama itu kompetisinya diproyeksikan terjadi antara KIM plus versus PDIP," Arya di Gedung Pakarti Centre, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Kamis (8/8).
KIM Plus adalah gabungan dari partai KIM seperti Golkar, Gerindra, PAN, dan Demokrat plus partai lain. Misalnya di Sumut ada PKB dan NasDem yang ikut mendorong Bobby Nasution bersama KIM.
Sementara PDIP diprediksi akan mendorong calon petahana Edy Rahmayadi.
"Misalnya di beberapa tempat mungkin diproyeksikan KIM plus vs PDIP akan terjadi, itu di Sumatera Utara, Jawa Tengah, Sulawesi Utara, Bali, mungkin juga bisa DKI Jakarta. Jadi seperti itu," kata dia.
Pengamat Politik CSIS, Arya Fernandes. Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan
Ia menambahkan, kecenderungan yang kedua itu beberapa pola koalisi yang cair. Mungkin di beberapa tempat KIM bisa bertemu, tapi di beberapa daerah lain yang suara antara satu partai KIM dengan partai lain itu sama.
ADVERTISEMENT
"Misalnya pertarungan internal KIM akan terjadi di Banten, antara Andra Soni dan Airin. Sementara di beberapa tempat mungkin bisa bertemu," tuturnya.
Ada hal lain yang dianalisis Arya. Yakni soal ada peluang barter politik di sejumlah wilayah.
"Nah kecenderungan ketiga adalah barter politik di antara partai-partai KIM, jadi mungkin provinsi ini, partai akan dukung calon tertentu. Provinsi lain mungkin dukung calon yang berasal dari partai anggota yang sama," tutup dia.